Apa yang kamu ketahui tentang adat istiadat Nyadran?
muflikha2
Dalam bahasa Jawa, Nyadranberasal dari kata sadran yang artiya ruwah syakban. Nyadran dalam budaya Jawa berupa pembersihan makam leluhur, tabur bunga, dan puncaknya berupa kenduri selamatan di makam leluhur.
Nyadran biasanya dilaksanakan setiap hari ke-10 bulan Rajab atau saat datangnya bulan Sya'ban. Dalam ziarah kubur, biasanya peziarah membawa bunga, terutama bunga telasih. Bunga telasih digunakan sebagai lambang adanya hubungan yang akrab antara peziarah dengan arwah yang diziarahi.
Warga yang mengikuti Nyadran biasanya berdoa untuk keluarganya yang telah meninggal. Seusai berdoa, warga menggelar kenduri atau makan bersama di sepanjang jalan atau di kompleks makam.
Pada beberapa daerah, makanan yang dibawa harus berupa makanan tradisional, seperti ayam ingkung, sambal goreng ati, urap sayur dengan lauk rempah, perkedel, serta tempe dan tahu bacem. Di Yogyakarta, Nyadran saat ini dikemas menjadi event wisata budaya, seperti tradisi Sadranan di Makam Sewu, Pajangan Bantul.
Nyadran biasanya dilaksanakan setiap hari ke-10 bulan Rajab atau saat datangnya bulan Sya'ban. Dalam ziarah kubur, biasanya peziarah membawa bunga, terutama bunga telasih. Bunga telasih digunakan sebagai lambang adanya hubungan yang akrab antara peziarah dengan arwah yang diziarahi.
Warga yang mengikuti Nyadran biasanya berdoa untuk keluarganya yang telah meninggal. Seusai berdoa, warga menggelar kenduri atau makan bersama di sepanjang jalan atau di kompleks makam.
Pada beberapa daerah, makanan yang dibawa harus berupa makanan tradisional, seperti ayam ingkung, sambal goreng ati, urap sayur dengan lauk rempah, perkedel, serta tempe dan tahu bacem. Di Yogyakarta, Nyadran saat ini dikemas menjadi event wisata budaya, seperti tradisi Sadranan di Makam Sewu, Pajangan Bantul.