APA YANG DILAKUKAN KHALIFAH UMAR BIN KHATTAB KETIKA MENDENGAR ANAK - ANAK KECIL MENANGIS ?
almiraendakusuma
Saat mendengan anak kecil menangis,umar bin khattab akan melakukan apapun yg dia bisa dan pertama menghapus air mata anak tersebut lalu menanyakan keadaannya. Seuatu ketika ada sebuah rombongan musafir tiba di Madinah. Mereka lalu turun untuk beristirahat di sebuah musala. Mendengar ada berita kedatangan rombongan musafir, Umar lalu berkata kepada Abdurrahman bin Auf, "Bagaimana jika malam ini kita menjaga mereka?" Ajakan khalifah tak kuasa ditolak Abdurrahman. Abdurrahman pun mengiyakan ajakan pemimpinnya. "Ya, aku setuju!" Saat malam tiba, kedua sahabat Nabi SAW ini berjalan menuju tempat peristirahatan para musafir di musala. Keduanya menjaga harta dan kenyamanan para musafir sepanjang malam sambil melakukan salat bergantian. Di tengah penjagaannya, tiba-tiba Umar mendengar suara anak kecil menangis. Umar lalu menuju sumber suara itu dan ditemuinya sang ibu. Umar berkata, "Takutlah engkau kepada Allah dan berbuat baiklah dalam merawat anakmu." Umar lalu kembali ke tempatnya. Selang beberapa saat, tangisan sang bayi terdengar kembali. Dia mendengar lagi suara bayi dan kembali mendatanginya. Umar berkata kembali kepada sang ibu sebagaimana perkataannya yang awal. Setelah itu, Umar pun ke tempatnya semula. Namun tak lama, di akhir malam Umar lagi-lagi mendengar bayi tersebut menangis. Umar segera mendatanginya dan kembali berkata kepada ibu sang bayi, "Celakalah engkau, sesungguhnya engkau adalah ibu yang buruk, kenapa aku mendengar anakmu menangis sepanjang malam?" Wanita yang tidak mengenali Umar ini lalu menjawab, "Hai tuan, sesungguhnya aku berusaha menyapihnya dan memalingkan perhatiannya untuk menyusu tetapi dia masih tetap ingin menyusu." Umar bertanya, "Kenapa engkau akan menyapihnya?" Wanita itu menjawab, "Karena Umar hanya memberikan jatah makan terhadap anak-anak yang telah disapih saja." "Berapa usia anakmu?" tanya Umar. "Baru beberapa bulan saja," jawabnya. "Celakalah engkau, kenapa terlalu cepat engkau menyapihnya?" cetus Umar. Setelah dialog itu, tak lama waktu subuh pun tiba. Umar pergi ke Masjid untuk memimpin kaum muslimin salat subuh berjamaah. Saat menjadi imam, suara tilawah Umar nyaris tak terdengar oleh kaum muslimin lantara tangisnya yang agak keras. Dalam benak, Umar berkata kepada dirinya, "Celakalah engkau hai Umar berapa banyak anak-anak bayi kaum muslimin yang telah engkau bunuh." Setelah salat subuh, Umar lalu memerintahkan pegawainya untuk mengumumkan kepada seluruh rakyatnya perihal kebijakan baru. "Janganlah kalian terlalu cepat menyapih anak-anak kalian, sebab kami akan memberikan jatah bagi setiap anak yang lahir dalam Islam."
Seuatu ketika ada sebuah rombongan musafir tiba di Madinah. Mereka lalu turun untuk beristirahat di sebuah musala. Mendengar ada berita kedatangan rombongan musafir, Umar lalu berkata kepada Abdurrahman bin Auf, "Bagaimana jika malam ini kita menjaga mereka?" Ajakan khalifah tak kuasa ditolak Abdurrahman. Abdurrahman pun mengiyakan ajakan pemimpinnya. "Ya, aku setuju!" Saat malam tiba, kedua sahabat Nabi SAW ini berjalan menuju tempat peristirahatan para musafir di musala. Keduanya menjaga harta dan kenyamanan para musafir sepanjang malam sambil melakukan salat bergantian. Di tengah penjagaannya, tiba-tiba Umar mendengar suara anak kecil menangis. Umar lalu menuju sumber suara itu dan ditemuinya sang ibu. Umar berkata, "Takutlah engkau kepada Allah dan berbuat baiklah dalam merawat anakmu." Umar lalu kembali ke tempatnya. Selang beberapa saat, tangisan sang bayi terdengar kembali. Dia mendengar lagi suara bayi dan kembali mendatanginya. Umar berkata kembali kepada sang ibu sebagaimana perkataannya yang awal. Setelah itu, Umar pun ke tempatnya semula. Namun tak lama, di akhir malam Umar lagi-lagi mendengar bayi tersebut menangis. Umar segera mendatanginya dan kembali berkata kepada ibu sang bayi, "Celakalah engkau, sesungguhnya engkau adalah ibu yang buruk, kenapa aku mendengar anakmu menangis sepanjang malam?" Wanita yang tidak mengenali Umar ini lalu menjawab, "Hai tuan, sesungguhnya aku berusaha menyapihnya dan memalingkan perhatiannya untuk menyusu tetapi dia masih tetap ingin menyusu." Umar bertanya, "Kenapa engkau akan menyapihnya?" Wanita itu menjawab, "Karena Umar hanya memberikan jatah makan terhadap anak-anak yang telah disapih saja." "Berapa usia anakmu?" tanya Umar. "Baru beberapa bulan saja," jawabnya. "Celakalah engkau, kenapa terlalu cepat engkau menyapihnya?" cetus Umar. Setelah dialog itu, tak lama waktu subuh pun tiba. Umar pergi ke Masjid untuk memimpin kaum muslimin salat subuh berjamaah. Saat menjadi imam, suara tilawah Umar nyaris tak terdengar oleh kaum muslimin lantara tangisnya yang agak keras. Dalam benak, Umar berkata kepada dirinya, "Celakalah engkau hai Umar berapa banyak anak-anak bayi kaum muslimin yang telah engkau bunuh." Setelah salat subuh, Umar lalu memerintahkan pegawainya untuk mengumumkan kepada seluruh rakyatnya perihal kebijakan baru. "Janganlah kalian terlalu cepat menyapih anak-anak kalian, sebab kami akan memberikan jatah bagi setiap anak yang lahir dalam Islam."