Pohon jati (Tectona grandis) menggugurkan daunnya pada musim kemarau sebagai mekanisme adaptasi terhadap kondisi lingkungan yang kering. Pada musim kemarau, suhu udara cenderung lebih tinggi dan curah hujan lebih sedikit sehingga kelembaban tanah menurun dan terjadi stres kekeringan pada pohon.
Dalam kondisi tersebut, pohon jati mengurangi kehilangan air melalui proses transpirasi dengan menggugurkan daun-daunnya. Daun-daun yang masih menempel pada pohon akan terus mengeluarkan uap air melalui stomata (pori-pori pada daun) sehingga menyebabkan kehilangan air yang lebih banyak dan dapat menyebabkan kekeringan pada pohon.
Dengan menggugurkan daun, pohon jati mengurangi permukaan daun yang terpapar sinar matahari dan mengurangi proses transpirasi sehingga dapat menghemat air yang tersimpan dalam tanah. Selain itu, daun-daun yang gugur akan membentuk lapisan humus di bawah pohon, yang dapat meningkatkan kesuburan tanah dan memperbaiki struktur tanah.
Dengan menggugurkan daun pada musim kemarau, pohon jati mampu bertahan hidup di lingkungan yang kering dan memberikan kesempatan bagi pohon untuk beristirahat sementara waktu sebelum musim hujan tiba kembali.
Pohon jati (Tectona grandis) menggugurkan daunnya pada musim kemarau sebagai mekanisme adaptasi terhadap kondisi lingkungan yang kering. Pada musim kemarau, suhu udara cenderung lebih tinggi dan curah hujan lebih sedikit sehingga kelembaban tanah menurun dan terjadi stres kekeringan pada pohon.
Dalam kondisi tersebut, pohon jati mengurangi kehilangan air melalui proses transpirasi dengan menggugurkan daun-daunnya. Daun-daun yang masih menempel pada pohon akan terus mengeluarkan uap air melalui stomata (pori-pori pada daun) sehingga menyebabkan kehilangan air yang lebih banyak dan dapat menyebabkan kekeringan pada pohon.