Apa teksnya ada kalimat majemuk, kalau ada jenisnya apa?
---
Badan Pusat Statistik merilis hasil survei mengenai Indeks Demokrasi Indonesia 2015. Kesimpulan BPS, demokrasi Indonesia merosot.
Penurunan indeks demokrasi Indonesia pada tingkat nasional dari 73,04 pada tahun 2014 menjadi 72,82 pada tahun 2015 disebabkan tiga variabel. Pertama, variabel kebebasan berkeyakinan (kebebasan sipil), peran DPRD dan partai politik. BPS juga menempatkan tingkat demokrasi dalam kategori sedang. Dalam standar pengukuran yang disusun BPS, indeks demokrasi dikatakan baik jika berada di atas angka 80, sedang di angka 60-80, dan buruk di bawah 60.
Indonesia lepas dari rezim otoriter Orde Baru sejak 1998. Turunnya Presiden Soeharto mengantarkan Indonesia ke arah transisi demokrasi, melalui perubahan konstitusi dan liberalisasi politik. Tiga kali pemilu demokratis untuk memilih pemimpin bangsa secara langsung telah dilangsungkan tahun 2004, 2009, dan 2014. Tiga kali sirkulasi kekuasaan secara damai atau enam belas tahun setelah reformasi seharusnya telah menjadikan Indonesia dengan tingkat demokrasi yang matang (mature democracy).
Namun, seperti temuan BPS, demokrasi Indonesia barulah pada taraf sedang, belum menjadi negara dengan demokrasi yang baik. Kebebasan berkeyakinan, peran lembaga demokrasi DPRD dan parpol merupakan tugas elite politik. Presiden Joko Widodo dengan aparat di bawahnya harus bisa memastikan bahwa kebebasan berkeyakinan merupakan hak yang dijamin konstitusi. Negara harus menjamin bahwa hak itu tidak bisa dikesampingkan begitu saja.
Indeks demokrasi versi BPS harus dihargai sebagai cermin di mana Indonesia berada. Kita berharap tiap tahun akan selalu ada perbaikan sehingga pada saatnya Indonesia memasuki demokrasi yang matang. Bukan hanya demokrasi yang matang, melainkan masyarakat yang kian sejahtera. Pembangunan budaya demokrasi menjadi penting. Sistem demokrasi tak mungkin bisa hidup jika tidak ada budaya akan nilai demokrasi itu sendiri, budaya untuk menerima perbedaan pendapat untuk mencapai musyawarah serta budaya menerima orang yang punya keyakinan berbeda sehingga berkembang sikap toleran.
Kita tidak boleh terhibur dengan indeks demokrasi Indonesia yang turun tipis karena kita tidak ingin demokrasi menjadi beku (frozen democracy) menurut John Markoff. Demokrasi beku diartikan tidak membaiknya kondisi perekonomian bangsa, mandeknya pembentukan masyarakat sipil, konsolidasi sosial politik yang tak kunjung tuntas, dan penyelesaian kasus hukum masa lalu yang tak kunjung tuntas.
---
Badan Pusat Statistik merilis hasil survei mengenai Indeks Demokrasi Indonesia 2015. Kesimpulan BPS, demokrasi Indonesia merosot.
Penurunan indeks demokrasi Indonesia pada tingkat nasional dari 73,04 pada tahun 2014 menjadi 72,82 pada tahun 2015 disebabkan tiga variabel. Pertama, variabel kebebasan berkeyakinan (kebebasan sipil), peran DPRD dan partai politik. BPS juga menempatkan tingkat demokrasi dalam kategori sedang. Dalam standar pengukuran yang disusun BPS, indeks demokrasi dikatakan baik jika berada di atas angka 80, sedang di angka 60-80, dan buruk di bawah 60.
Indonesia lepas dari rezim otoriter Orde Baru sejak 1998. Turunnya Presiden Soeharto mengantarkan Indonesia ke arah transisi demokrasi, melalui perubahan konstitusi dan liberalisasi politik. Tiga kali pemilu demokratis untuk memilih pemimpin bangsa secara langsung telah dilangsungkan tahun 2004, 2009, dan 2014. Tiga kali sirkulasi kekuasaan secara damai atau enam belas tahun setelah reformasi seharusnya telah menjadikan Indonesia dengan tingkat demokrasi yang matang (mature democracy).
Namun, seperti temuan BPS, demokrasi Indonesia barulah pada taraf sedang, belum menjadi negara dengan demokrasi yang baik. Kebebasan berkeyakinan, peran lembaga demokrasi DPRD dan parpol merupakan tugas elite politik. Presiden Joko Widodo dengan aparat di bawahnya harus bisa memastikan bahwa kebebasan berkeyakinan merupakan hak yang dijamin konstitusi. Negara harus menjamin bahwa hak itu tidak bisa dikesampingkan begitu saja.
Indeks demokrasi versi BPS harus dihargai sebagai cermin di mana Indonesia berada. Kita berharap tiap tahun akan selalu ada perbaikan sehingga pada saatnya Indonesia memasuki demokrasi yang matang. Bukan hanya demokrasi yang matang, melainkan masyarakat yang kian sejahtera. Pembangunan budaya demokrasi menjadi penting. Sistem demokrasi tak mungkin bisa hidup jika tidak ada budaya akan nilai demokrasi itu sendiri, budaya untuk menerima perbedaan pendapat untuk mencapai musyawarah serta budaya menerima orang yang punya keyakinan berbeda sehingga berkembang sikap toleran.
Kita tidak boleh terhibur dengan indeks demokrasi Indonesia yang turun tipis karena kita tidak ingin demokrasi menjadi beku (frozen democracy) menurut John Markoff. Demokrasi beku diartikan tidak membaiknya kondisi perekonomian bangsa, mandeknya pembentukan masyarakat sipil, konsolidasi sosial politik yang tak kunjung tuntas, dan penyelesaian kasus hukum masa lalu yang tak kunjung tuntas.
Regiandyrenata2
Ada, Kalimat majemuk bertingkat setara dan majemuk..
1 votes
Thanks 1