Apa sinopsis novel fredy s yang berjudul seribu wajah cinta?
Shella0911 Buku Seribu Wajah Ayah (SWA) menceritakan seorang tokoh 'kamu' yang menjalani keseharian dengan seorang ayahnya. Yaap hanya seorang, bukan dua orang. Mungkin dua jiwa di dalam satu fisik yang sama. Dalam buku SWA ini, menceritakan bagaimana kesabaran, ketangguhan, kekuatan, dan kehebatan seorang ayah yang merawat 'kamu' seorang diri. Dalam Novel SWA ini juga menceritakan tokoh 'kamu' yang selalu yakin bahwa sebenarnya ibunya tidak mati, ia tidak ragu sedikitpun bahwa ruh ibunya kini menyatu dalam tubuh ayahnya yang tidak hanya memiliki sifat tegas, namun juga mempunyai sifat keibuan. Sebab ia terlalu mencintai ayahnya. Tokoh 'kamu' disini juga selalu yakin bahwa khusus baginya, surga juga ada di telapak kaki ayahnya. Dalam SWA menceritakan penyesalan tokoh 'kamu' yang semakin tumbuh dewasa, namun lupa bahwa ayahnya pun juga semakin tua. Kini ayahnya telah pergi, dalam kesendirian. Menyusul ibu yang sudah pergi duluan duapuluh tahun lalu ketika usiamu baru hitungan detik. Kamu, yang barangkali menjadi satu-satunya obat bagi kesedihan ayahmu atas kepergian orang yang teramat dicintainya waktu itu, ternyata tak hadir menemani saat-saat terakhirnya.
Buku Seribu Wajah Ayah (SWA) menceritakan seorang tokoh 'kamu' yang menjalani keseharian dengan seorang ayahnya. Yaap hanya seorang, bukan dua orang. Mungkin dua jiwa di dalam satu fisik yang sama. Dalam buku SWA ini, menceritakan bagaimana kesabaran, ketangguhan, kekuatan, dan kehebatan seorang ayah yang merawat 'kamu' seorang diri. Dalam Novel SWA ini juga menceritakan tokoh 'kamu' yang selalu yakin bahwa sebenarnya ibunya tidak mati, ia tidak ragu sedikitpun bahwa ruh ibunya kini menyatu dalam tubuh ayahnya yang tidak hanya memiliki sifat tegas, namun juga mempunyai sifat keibuan. Sebab ia terlalu mencintai ayahnya. Tokoh 'kamu' disini juga selalu yakin bahwa khusus baginya, surga juga ada di telapak kaki ayahnya. Dalam SWA menceritakan penyesalan tokoh 'kamu' yang semakin tumbuh dewasa, namun lupa bahwa ayahnya pun juga semakin tua. Kini ayahnya telah pergi, dalam kesendirian. Menyusul ibu yang sudah pergi duluan duapuluh tahun lalu ketika usiamu baru hitungan detik. Kamu, yang barangkali menjadi satu-satunya obat bagi kesedihan ayahmu atas kepergian orang yang teramat dicintainya waktu itu, ternyata tak hadir menemani saat-saat terakhirnya.