Penghargaan untuk para pahlawan lingkungan hidup telah dilaksanakan pada tahun 1980. Pada saat itu pemerintah memberikan penghargaan kepada delapan organisasi dan kelompok masyarakat atas jasa-jasanya pada usaha pelestarian lingkungan. Penghargaan yang diberikan hanya berupa plakat yang di tengahnya tertera tulisan “Hadiah Lingkungan” dan “Tahun 1980”
Penerima penghargaan “Hadiah Lingkungan Tahun 1980” ini adalah LP3ES (Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial), Jakarta; Pondok Pesantren Cipasung, Tasikmalaya (Jawa Barat); Pondok Pesantren Suralaya, Tasikmalaya (Jawa Barat);Badan Sosial Maumere, Flores (NTT); Masyarakat Kabupaten Sikka, Sikka (NTT);Dian Desa, Sleman (Yogyakarta); Masyarakat Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman (Yogyakarta) serta Masyarakat Desa Wonolelo, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang (Jawa Barat).
Menjelang tahun berikutnya, 1981, Markus Djajadiningrat, sarjana seni rupa Institut Teknologi Bandung mendapatkan tugas untuk menentukan gambar pada perangko seri lingkungan hidup. Dalam pencariannya, sarjana ITB ini menemukan relief ‘pohon kehidupan’ yang dikelilingi kendi berisi uang dan batu permata di Candi Mendut. Alhasil relief ‘pohon kehidupan’ yang kemudian dinamai ‘kalpataru’ tersebut digunakan sebagai nama penghargaan lingkungan hidup. Dan sejak 1981, perhargaan yang sebelumnya dinamai “Hadiah Lingkungan” dirubah menjadi kalpataru.
Penghargaan untuk para pahlawan lingkungan hidup telah dilaksanakan pada tahun 1980. Pada saat itu pemerintah memberikan penghargaan kepada delapan organisasi dan kelompok masyarakat atas jasa-jasanya pada usaha pelestarian lingkungan. Penghargaan yang diberikan hanya berupa plakat yang di tengahnya tertera tulisan “Hadiah Lingkungan” dan “Tahun 1980”
Penerima penghargaan “Hadiah Lingkungan Tahun 1980” ini adalah LP3ES (Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial), Jakarta; Pondok Pesantren Cipasung, Tasikmalaya (Jawa Barat); Pondok Pesantren Suralaya, Tasikmalaya (Jawa Barat);Badan Sosial Maumere, Flores (NTT); Masyarakat Kabupaten Sikka, Sikka (NTT);Dian Desa, Sleman (Yogyakarta); Masyarakat Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman (Yogyakarta) serta Masyarakat Desa Wonolelo, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang (Jawa Barat).
Menjelang tahun berikutnya, 1981, Markus Djajadiningrat, sarjana seni rupa Institut Teknologi Bandung mendapatkan tugas untuk menentukan gambar pada perangko seri lingkungan hidup. Dalam pencariannya, sarjana ITB ini menemukan relief ‘pohon kehidupan’ yang dikelilingi kendi berisi uang dan batu permata di Candi Mendut. Alhasil relief ‘pohon kehidupan’ yang kemudian dinamai ‘kalpataru’ tersebut digunakan sebagai nama penghargaan lingkungan hidup. Dan sejak 1981, perhargaan yang sebelumnya dinamai “Hadiah Lingkungan” dirubah menjadi kalpataru.