Apa sajakah yang Dr. Sutomo,Ki Hajar Dewantoro,dan EE Douwes Dekker
AbiHt
1. Dr. Soetomo Dr. Soetomo berjuang di bidang politik, pendidikan dan kebudayaan. Dr. Soetomo mendirikan Budi Utomo. Budi Utomo berdiri pada tanggal 20 Mei 1908. Dr. Soetomo salah seorang pendiri Budi Utomo, pada akhir tahun 1935 di kota Solo, Jawa Tengah berusaha untuk menggabungkan antara PBI (Persatuan Bangsa Indonesia), Serikat Selebes , Serikat Sumatera , Serikat Ambon , Budi Utomo, dan lainnya, sebagai tanda berakhirnya fase kedaerahan dalam pergerakan kebangsaan, menjadi Partai Indonesia Raya atau Parindra. PBI sendiri merupakan klub studi yang didirikan Dr. Soetomo pada tahun 1930 di Surabaya, Jawa Timur Nilai yang diteladani adalah semangatnya untuk bangkit melawan penjajah dan membela kepentingan rakyat. Hasil perjuangannya adalah pergerakan- pergerakan atau organisasi untuk kebangkitan bangsa Indonesia dan berdirinya banyak organisasi. 2. Ki Hadjar Dewantoro Ki Hajar Dewantoro berjuang di Yogyakarta. Ki Hadjar Dewantoro berjuang dalam bidang pendidikan dan penulisan. Taman Siswa. Hasil perjuangan Ki Hajar Dewantara antara lain adalah Taman Siswa yang menjadi representasi institusi pendidikan pribumi pada masa kolonial dan tetap eksis sampai hari ini. 3. EE. Douwes Dekker Tempat perjuangan: Serang, Jawa Barat Eduard Douwes Dekker atau Multatuli menentang dan menghapuskan tanam paksa Ia mengarang sebuah buku yang berjudul Max Havelaar (lelang kopi perdagangan Belanda) dan terbit pada tahun 1860. Dalam buku tersebut, ia melukiskan penderitaan rakyat di Indonesia akibat pelaksanaan sistem tanam paksa. Selain itu, ia juga mencela pemerintah Hindia- Belanda atas segala kebijakannya di Indonesia Eduard Douwes Dekker mendapat dukungan dari kaum liberal yang menghendaki kebebasan. Akibatnya, banyak orang Belanda yang mendukung penghapusan Sistem Tanam Paksa. Kstatrian Instituut (Bandung, Jawa Barat) Perjuangan Douwes Dekker di Bandung. Di Bandung pada 1924 didirikan Ksatrian Instituut oleh salah satu tokoh pergerakan nasional Indo-Belanda Ernest Francois Eugene Douwes Dekker (E.F.E.) Douwes Dekker yang kemudian dikenal sebagai Dr. Danoedirdja Setiabudhi. Douwes Dekker lahir pada 8 Oktober 1879 di Pasuruan Jawa Timur, dari seorang ibu berdarah Indonesia dan ayah Belanda. Setelah kembali dari pengasingannya di Belanda, Douwes Dekker, yang merupakan salah seorang mantan pemimpin Indische Partij ini berniat untuk menjadi guru pada sebuah sekolah rendah (sekolah dasar) yang dipimpin oleh Ny. H.E Meyer Elenbaas di Jalan Kebon Kelapa 17 Bandung. Ksatrian Instituut lebih memiliki orientasi jauh ke depan. Mereka menyiapkan para lulusan sekolah rendah untuk menjadi orang-orang yang mempunyai kejuruan. Oleh sebab itu Moderne Middlelbare Handelsschool ( MMHS), yang merupakan sekolah menengah dagang didirikan. Ini adalah sekolah dagang pertama di Hindia Belanda ketika itu. Sebagai sebuah sekolah dagang tentu saja mengajarkan berbagai teori perdagangan, seperti psikologi perdagangan, bahasa yang diperlukan untuk melakukan perdagangan dengan bangsa lain, teknik dagang, sampai masalah periklanan (reklame). Selain itu, dibuka juga jurusan jurnalistik untuk murid-muridnya guna melahirkan jurnalis-jurnalis yang kritis dan berkepribadian nasional.
2 votes Thanks 3
godeliva
Pertanyaannya apa? kalau yg mereka perjuangkan , perjuangan melawan penjajah melalui pendirian indhisce partij.. dan membangun semangat para pemuda indonesia.. karena mereka kan tergabung dalam organisasi tiga serangkai yang mengajarkan pendidikan bagi rakyat pribumi...
Dr. Soetomo berjuang di bidang politik,
pendidikan dan kebudayaan. Dr. Soetomo
mendirikan Budi Utomo. Budi Utomo
berdiri pada tanggal 20 Mei 1908.
Dr. Soetomo salah seorang pendiri Budi
Utomo, pada akhir tahun 1935 di kota
Solo, Jawa Tengah berusaha untuk
menggabungkan antara PBI (Persatuan
Bangsa Indonesia), Serikat Selebes ,
Serikat Sumatera , Serikat Ambon , Budi
Utomo, dan lainnya, sebagai tanda
berakhirnya fase kedaerahan dalam
pergerakan kebangsaan, menjadi Partai
Indonesia Raya atau Parindra. PBI sendiri
merupakan klub studi yang didirikan Dr.
Soetomo pada tahun 1930 di Surabaya,
Jawa Timur
Nilai yang diteladani adalah semangatnya
untuk bangkit melawan penjajah dan
membela kepentingan rakyat.
Hasil perjuangannya adalah pergerakan-
pergerakan atau organisasi untuk
kebangkitan bangsa Indonesia dan
berdirinya banyak organisasi.
2. Ki Hadjar Dewantoro
Ki Hajar Dewantoro berjuang di
Yogyakarta. Ki Hadjar Dewantoro berjuang
dalam bidang pendidikan dan penulisan.
Taman Siswa. Hasil perjuangan Ki Hajar
Dewantara antara lain adalah Taman
Siswa yang menjadi representasi institusi
pendidikan pribumi pada masa kolonial
dan tetap eksis sampai hari ini.
3. EE. Douwes Dekker
Tempat perjuangan: Serang, Jawa Barat
Eduard Douwes Dekker atau Multatuli
menentang dan menghapuskan tanam
paksa
Ia mengarang sebuah buku yang berjudul
Max Havelaar (lelang kopi perdagangan
Belanda) dan terbit pada tahun 1860.
Dalam buku tersebut, ia melukiskan
penderitaan rakyat di Indonesia akibat
pelaksanaan sistem tanam paksa. Selain
itu, ia juga mencela pemerintah Hindia-
Belanda atas segala kebijakannya di
Indonesia
Eduard Douwes Dekker mendapat
dukungan dari kaum liberal yang
menghendaki kebebasan. Akibatnya,
banyak orang Belanda yang mendukung
penghapusan Sistem Tanam Paksa.
Kstatrian Instituut (Bandung, Jawa Barat)
Perjuangan Douwes Dekker di Bandung.
Di Bandung pada 1924 didirikan Ksatrian
Instituut oleh salah satu tokoh
pergerakan nasional Indo-Belanda Ernest
Francois Eugene Douwes Dekker (E.F.E.)
Douwes Dekker yang kemudian dikenal
sebagai Dr. Danoedirdja Setiabudhi.
Douwes Dekker lahir pada 8 Oktober 1879
di Pasuruan Jawa Timur, dari seorang ibu
berdarah Indonesia dan ayah Belanda.
Setelah kembali dari pengasingannya di
Belanda, Douwes Dekker, yang merupakan
salah seorang mantan pemimpin Indische
Partij ini berniat untuk menjadi guru pada
sebuah sekolah rendah (sekolah dasar)
yang dipimpin oleh Ny. H.E Meyer
Elenbaas di Jalan Kebon Kelapa 17
Bandung.
Ksatrian Instituut lebih memiliki orientasi
jauh ke depan. Mereka menyiapkan para
lulusan sekolah rendah untuk menjadi
orang-orang yang mempunyai kejuruan.
Oleh sebab itu Moderne Middlelbare
Handelsschool ( MMHS), yang merupakan
sekolah menengah dagang didirikan. Ini
adalah sekolah dagang pertama di Hindia
Belanda ketika itu.
Sebagai sebuah sekolah dagang tentu
saja mengajarkan berbagai teori
perdagangan, seperti psikologi
perdagangan, bahasa yang diperlukan
untuk melakukan perdagangan dengan
bangsa lain, teknik dagang, sampai
masalah periklanan (reklame). Selain itu,
dibuka juga jurusan jurnalistik untuk
murid-muridnya guna melahirkan
jurnalis-jurnalis yang kritis dan
berkepribadian nasional.
kalau yg mereka perjuangkan , perjuangan melawan penjajah melalui pendirian indhisce partij.. dan membangun semangat para pemuda indonesia.. karena mereka kan tergabung dalam organisasi tiga serangkai yang mengajarkan pendidikan bagi rakyat pribumi...