Dalam bidang pelayaran, ada banyak bentuk hubungan kerjasama antar negara. Indonesia telah banyak membangun hubungan dg berbagai negara dalam bidang pelayaran. Hal ini terutama karena wilayah Indonesia begitu strategis sehingga dilalui banyak sekali kapal dari berbagai penjuru dunia, serta juga karena banyak kapal Indonesia yg berlayar ke luar batas wilayah negara.
Bentuk hubungan bisa dalam bidang pemberian izin lintas wilayah laut antar negara, kerjasama perawatan dan pemeliharaan kapal diluar wilayah, penelitian dalam bidang pelayaran, pengembangan sistem pengawasan navigasi kapal, pelatihan SDM pelayaran, pembelian atau sewa beli kapal dan peralatan pendukung, dll.
Berikut saya catat beberapa berita terakhir berkenaan dg kerjama pelayaran Indonesia dg negara lain:
Kerja Sama Indonesia-AS Garap Data Buoy dan Pantau Cuaca - Lewat pelayaran Indonesia Prima selama 30 hari, Indonesia dan Amerika Serikat bekerja sama memasang empat buoy untuk pemantauan cuaca dan iklim maritim di Samudra Hindia. Kerja sama berlanjut dalam lima tahun ke depan untuk pemeliharaan buoy serta menghimpun dan menganalisis data dari buoy sehingga bisa memberikan prediksi cuaca dan iklim yang lebih akurat dibandingkan dengan jika hanya mengandalkan satelit seperti selama ini. Data-data yang diperoleh dari buoy ini terbuka untuk diakses publik. Data itu merupakan hasil kerja sama dengan NOAA sehingga diposisikan sebagai milik dunia.- Kompas Cetak, 2015
Indonesia, Malaysia, Singapura Tingkatkan Keselamatan Pelayaran - Indonesia, Malaysia, dan Singapura bekerja sama meningkatkan keselamatan pelayaran dan perlindungan lingkungan maritim di perairan Selat Malaka dan Selat Singapura. Ketiga negara dapat saling tukar-menukar pikiran, berbagi ide serta serta menemukan mekanisme kerja sama terbaik di Selat Malaka dan Selat Singapura yang telah dibentuk sejak 2007. Tujuannya adalah saling berkontribusi dan berbagi tanggung jawab dalam pemeliharaan lingkungan dan peningkatan keselamatan pelayaran di Selat Malaka dan Selat Singapura. Kontribusi dari para pemangku kepentingan tersebut, dihimpun dalam bentuk trust fund yang pengelolaannya diserahkan kepada tiga negara pantai yaitu Indonesia, Malaysia dan Singapura dalam wadah yang bernama Aids to Navigation (ANF). - Antara News, 2013
Dalam bidang pelayaran, ada banyak bentuk hubungan kerjasama antar negara. Indonesia telah banyak membangun hubungan dg berbagai negara dalam bidang pelayaran. Hal ini terutama karena wilayah Indonesia begitu strategis sehingga dilalui banyak sekali kapal dari berbagai penjuru dunia, serta juga karena banyak kapal Indonesia yg berlayar ke luar batas wilayah negara.
Bentuk hubungan bisa dalam bidang pemberian izin lintas wilayah laut antar negara, kerjasama perawatan dan pemeliharaan kapal diluar wilayah, penelitian dalam bidang pelayaran, pengembangan sistem pengawasan navigasi kapal, pelatihan SDM pelayaran, pembelian atau sewa beli kapal dan peralatan pendukung, dll.
Berikut saya catat beberapa berita terakhir berkenaan dg kerjama pelayaran Indonesia dg negara lain:
Kerja Sama Indonesia-AS Garap Data Buoy dan Pantau Cuaca - Lewat pelayaran Indonesia Prima selama 30 hari, Indonesia dan Amerika Serikat bekerja sama memasang empat buoy untuk pemantauan cuaca dan iklim maritim di Samudra Hindia. Kerja sama berlanjut dalam lima tahun ke depan untuk pemeliharaan buoy serta menghimpun dan menganalisis data dari buoy sehingga bisa memberikan prediksi cuaca dan iklim yang lebih akurat dibandingkan dengan jika hanya mengandalkan satelit seperti selama ini. Data-data yang diperoleh dari buoy ini terbuka untuk diakses publik. Data itu merupakan hasil kerja sama dengan NOAA sehingga diposisikan sebagai milik dunia.- Kompas Cetak, 2015
Indonesia, Malaysia, Singapura Tingkatkan Keselamatan Pelayaran - Indonesia, Malaysia, dan Singapura bekerja sama meningkatkan keselamatan pelayaran dan perlindungan lingkungan maritim di perairan Selat Malaka dan Selat Singapura. Ketiga negara dapat saling tukar-menukar pikiran, berbagi ide serta serta menemukan mekanisme kerja sama terbaik di Selat Malaka dan Selat Singapura yang telah dibentuk sejak 2007. Tujuannya adalah saling berkontribusi dan berbagi tanggung jawab dalam pemeliharaan lingkungan dan peningkatan keselamatan pelayaran di Selat Malaka dan Selat Singapura. Kontribusi dari para pemangku kepentingan tersebut, dihimpun dalam bentuk trust fund yang pengelolaannya diserahkan kepada tiga negara pantai yaitu Indonesia, Malaysia dan Singapura dalam wadah yang bernama Aids to Navigation (ANF). - Antara News, 2013