Apa perbedaan teori model atom bohr dengan model atom modern kuantum
ginasepty123
Perbedaan teori atom Bohr dan mekanika kuantum Perbedaan teori atom Bohr dan Mekanika Kuantum Sebelum membahas mengenai perbedaan dari kedua teori atom tersebut, akan saya jelaskan sedikit mengenai teori atom dari keduanya. A. Teori atom Bohr Model atom Bohr menggambarkan bahwa elektron-elektron mengitari inti atom pada lintasan-lintasan dengan tingkat energi tertentu (kulit atom yang berbentuk lingkaran). Elektron-elektron bergerak dalam lintasannya secara stasioner, yaitu tidak menyerap dan melepaskan energi. Oleh karena itu, menurut Bohr posisi sebuah elektron dapat ditentukan. Elektron dapat berpindah dari lintasan berenergi rendah ke lintasan yang berenergi lebih tinggi (eksitasi) dengan menyerap energi dari lingkungannya. Dan juga sebaliknya dapat berpindah dari lintasan yang berenergi tinggi ke lintasan yang berenergi rendah dengan melepaskan energi (deeksitasi). Teori atom Bohr ini memiliki dua kelemahan yang mendasar, yaitu hanya dapat menerangkan spektrum atom yang sederhana seperti hidrogen tetapi tidak untuk spektrum atom yang lebih rumit dan tidak dapat menjelaskan pengaruh medan magnet dalam atom hidrogen.
B. Teori atom Mekanika Kuatum Model atom mekanika kuantum dikembangkan oleh Erwin Schrodinger (1926). Sebelumnya, seorang ahli dari Jerman, Werner Heisenberg, mengembangkan teori mekanika kuantum yang dikenal dengan prinsip ketidakpastian yaitu “tidak mungkin dapat ditentukan kedudukan dan momentum suatu benda secara seksama pada saat bersamaan, yang dapat ditentukan adalah kebolehjadian menemukan elektron pada jarak tertentu dari inti atom”. Daerah ruang disekitar inti dengan kebolehjadian untuk mendapatkan elektron disebut orbital. Dibawah ini ciri khas model atom mekanika kuantum : 1. Gerakan elektron memiliki sifat gelombang sehingga lintasannya tidak stasioner seperti model atom Bohr tetapi, mengikuti penyelesaian kuadrat fungsi gelombang yang disebut orbital (bentuk tiga dimensi dari kebolehjadian paling besar ditemukannya elektron dengan keadaan tertentu dalam suatu atom). 2. Bentuk dan ukuran orbital bergantung pada harga dari ketiga bilangan kuantumnya (elektron yang menempati orbital dinyatakan dalam bilangan kuantum tersebut). 3. Posisi elektron sejauh 0,529 Amstrong dari inti H menurut Bohr bukannya sesuatu yang tidak pasti, tetapi boleh jadi merupakan peluang terbesar ditemukannya elektron. Dari penjelasan diatas dapat diketahui apa isi dari masing-masing teori tersebut. Berikut ini merupakan perbedaan dari model atom Bohr dan model atom mekanika kuantum : 1. Menurut model atom Bohr elektron mengelilingi inti atom pada lintasan dengan tingkat energi tertentu sedangkan menurut teori atom mekanika kuantum elektron mengitari inti atom pada orbital tertentu yang membentuk kulit atom. 2. Menurut teori atom Bohr elektron bergerak dalam lintasannya membentuk lingkaran seperti pergerakan planet mengelilingi matahari, sedangkan menurut teori mekanika kuantum elekron bergerak dalam orbital dengan melakukan gerak gelombang. 3. Menurut teori atom Bohr posisi sebuah elektron yang bergerak mengelilingi atom dapat ditentukan, sedangkan menurut teori atom mekanika kuantum posisi sebuah elektron yang bergerak menelilingi inti atom tidak dapat ditentukan dengan pasti. 4. Teori atom Bohr tidak dapat menjelaskan pengaruh medan magnet dalam atom hidrogen, seperti mengapa spektrum hidrogen memiliki garis-garis tambahan ketika dipengaruhi oleh medan magnet, sedangkan teori mekanika kuantum telah mampu menjelaskan mengenai sifat atom dan molekul yang berekltron lebih dari satu, dan ternyata jika dilihat dengan lebih teliti, spektrum gas hidrogen tidak terdiri dari satu garis, melainkan beberapa garis yang saling berdekatan. Dengan demikian lintasan tersebut memiliki sublintasan dimana elektron ditemukan.
Selain memiliki perbedaan, kedua teori ini juga memiliki persamaan yaitu, sama-sama menjelaskan bahwa elektron dalam pergerakannya tidak akan menyerap ataupun melepaskan energi.
21 votes Thanks 52
zul08Model atom Bohr menggambarkan bahwa elektron-elektron mengitari inti atom pada lintasan-lintasan dengan tingkat energi tertentu (kulit atom yang berbentuk lingkaran). Elektron-elektron bergerak dalam lintasannya secara stasioner, yaitu tidak menyerap dan melepaskan energi. Oleh karena itu, menurut Bohr posisi sebuah elektron dapat ditentukan. Elektron dapat berpindah dari lintasan berenergi rendah ke lintasan yang berenergi lebih tinggi (eksitasi) dengan menyerap energi dari lingkungannya. Dan juga sebaliknya dapat berpindah dari lintasan yang berenergi tinggi ke lintasan yang berenergi rendah dengan melepaskan energi (deeksitasi).
Sebelum membahas mengenai perbedaan dari kedua teori atom tersebut, akan saya jelaskan sedikit mengenai teori atom dari keduanya.
A. Teori atom Bohr
Model atom Bohr menggambarkan bahwa elektron-elektron mengitari inti atom pada lintasan-lintasan dengan tingkat energi tertentu (kulit atom yang berbentuk lingkaran). Elektron-elektron bergerak dalam lintasannya secara stasioner, yaitu tidak menyerap dan melepaskan energi. Oleh karena itu, menurut Bohr posisi sebuah elektron dapat ditentukan.
Elektron dapat berpindah dari lintasan berenergi rendah ke lintasan yang berenergi lebih tinggi (eksitasi) dengan menyerap energi dari lingkungannya. Dan juga sebaliknya dapat berpindah dari lintasan yang berenergi tinggi ke lintasan yang berenergi rendah dengan melepaskan energi (deeksitasi).
Teori atom Bohr ini memiliki dua kelemahan yang mendasar, yaitu hanya dapat menerangkan spektrum atom yang sederhana seperti hidrogen tetapi tidak untuk spektrum atom yang lebih rumit dan tidak dapat menjelaskan pengaruh medan magnet dalam atom hidrogen.
B. Teori atom Mekanika Kuatum
Model atom mekanika kuantum dikembangkan oleh Erwin Schrodinger (1926). Sebelumnya, seorang ahli dari Jerman, Werner Heisenberg, mengembangkan teori mekanika kuantum yang dikenal dengan prinsip ketidakpastian yaitu “tidak mungkin dapat ditentukan kedudukan dan momentum suatu benda secara seksama pada saat bersamaan, yang dapat ditentukan adalah kebolehjadian menemukan elektron pada jarak tertentu dari inti atom”.
Daerah ruang disekitar inti dengan kebolehjadian untuk mendapatkan elektron disebut orbital. Dibawah ini ciri khas model atom mekanika kuantum :
1. Gerakan elektron memiliki sifat gelombang sehingga lintasannya tidak stasioner seperti model atom Bohr tetapi, mengikuti penyelesaian kuadrat fungsi gelombang yang disebut orbital (bentuk tiga dimensi dari kebolehjadian paling besar ditemukannya elektron dengan keadaan tertentu dalam suatu atom).
2. Bentuk dan ukuran orbital bergantung pada harga dari ketiga bilangan kuantumnya (elektron yang menempati orbital dinyatakan dalam bilangan kuantum tersebut).
3. Posisi elektron sejauh 0,529 Amstrong dari inti H menurut Bohr bukannya sesuatu yang tidak pasti, tetapi boleh jadi merupakan peluang terbesar ditemukannya elektron.
Dari penjelasan diatas dapat diketahui apa isi dari masing-masing teori tersebut. Berikut ini merupakan perbedaan dari model atom Bohr dan model atom mekanika kuantum :
1. Menurut model atom Bohr elektron mengelilingi inti atom pada lintasan dengan tingkat energi tertentu sedangkan menurut teori atom mekanika kuantum elektron mengitari inti atom pada orbital tertentu yang membentuk kulit atom.
2. Menurut teori atom Bohr elektron bergerak dalam lintasannya membentuk lingkaran seperti pergerakan planet mengelilingi matahari, sedangkan menurut teori mekanika kuantum elekron bergerak dalam orbital dengan melakukan gerak gelombang.
3. Menurut teori atom Bohr posisi sebuah elektron yang bergerak mengelilingi atom dapat ditentukan, sedangkan menurut teori atom mekanika kuantum posisi sebuah elektron yang bergerak menelilingi inti atom tidak dapat ditentukan dengan pasti.
4. Teori atom Bohr tidak dapat menjelaskan pengaruh medan magnet dalam atom hidrogen, seperti mengapa spektrum hidrogen memiliki garis-garis tambahan ketika dipengaruhi oleh medan magnet, sedangkan teori mekanika kuantum telah mampu menjelaskan mengenai sifat atom dan molekul yang berekltron lebih dari satu, dan ternyata jika dilihat dengan lebih teliti, spektrum gas hidrogen tidak terdiri dari satu garis, melainkan beberapa garis yang saling berdekatan. Dengan demikian lintasan tersebut memiliki sublintasan dimana elektron ditemukan.
Selain memiliki perbedaan, kedua teori ini juga memiliki persamaan yaitu, sama-sama menjelaskan bahwa elektron dalam pergerakannya tidak akan menyerap ataupun melepaskan energi.
Elektron dapat berpindah dari lintasan berenergi rendah ke lintasan yang berenergi lebih tinggi (eksitasi) dengan menyerap energi dari lingkungannya. Dan juga sebaliknya dapat berpindah dari lintasan yang berenergi tinggi ke lintasan yang berenergi rendah dengan melepaskan energi (deeksitasi).