perbedaannya ada di kejelasan maknanya dimana pada majas simile sisi kesamaan antara dua benda yang dibandingkan disebutkan secara eksplisit alias terang-terangan sehingga pendengar atau lawan bicara tidak perlu lagi menafsirkan atau memaknai sendiri.
Contoh majas simile :
Susah sekali menasehati dia, wataknya sudah terlanjur keras seperti batu.
Coba pahami kalimat di atas!. Disitu dibandingkan antara watak seseorang dengan batu. Yang dibandingkan apa? yang dibandingkan adalah sifat kerasnya. Nah, lain soal untuk majas asosiasi.
Pada majas asosiasi, sisi kesamaan antara dua benda yang dibandingkan disebutkan secara implisit alias tidak terang-terangan sehingga pendengar atau lawan bicara harus memikirkan “sisi kesamaannya apa?”.
Contoh majas asosiasi :
Susah sekali menasehati dia, wataknya sudah terlanjur seperti batu.
Coba pahami kalimat di atas!, Disitu tidak dijelaskan sisi kesamaan antara watak dan batu, apakah sama warnanya? bentuknya? kerasnya? harganya? atau yang lain?. Disini si pendengar dituntut untuk menafsirkan sendiri makna kalimat yang diungkapkan.
Beberapa literatur memberikan contoh dengan tanpa menggunakan kata pengubung.
“Sudahlah, kalau mau urusannya beres kasih aja amplop” (disini pembaca disuruh menafsiri sendiri, apakah amplop saja? atau ada uangnya? atau uang sogokan (gak harus pakai amplop))
Contoh lain:
-Preman-preman itu akhirnya disikat oleh polisi -Polisi telah mengamankan provokator yang memancing kerusuhan kemarin -Saya gak mau anter ini kalau kamu gak kasih dulu uang rokok (upah)
perbedaannya ada di kejelasan maknanya dimana pada majas simile sisi kesamaan antara dua benda yang dibandingkan disebutkan secara eksplisit alias terang-terangan sehingga pendengar atau lawan bicara tidak perlu lagi menafsirkan atau memaknai sendiri.
Contoh majas simile :
Susah sekali menasehati dia, wataknya sudah terlanjur keras seperti batu.
Coba pahami kalimat di atas!. Disitu dibandingkan antara watak seseorang dengan batu. Yang dibandingkan apa? yang dibandingkan adalah sifat kerasnya. Nah, lain soal untuk majas asosiasi.
Pada majas asosiasi, sisi kesamaan antara dua benda yang dibandingkan disebutkan secara implisit alias tidak terang-terangan sehingga pendengar atau lawan bicara harus memikirkan “sisi kesamaannya apa?”.
Contoh majas asosiasi :
Susah sekali menasehati dia, wataknya sudah terlanjur seperti batu.
Coba pahami kalimat di atas!, Disitu tidak dijelaskan sisi kesamaan antara watak dan batu, apakah sama warnanya? bentuknya? kerasnya? harganya? atau yang lain?. Disini si pendengar dituntut untuk menafsirkan sendiri makna kalimat yang diungkapkan.
Beberapa literatur memberikan contoh dengan tanpa menggunakan kata pengubung.
“Sudahlah, kalau mau urusannya beres kasih aja amplop” (disini pembaca disuruh menafsiri sendiri, apakah amplop saja? atau ada uangnya? atau uang sogokan (gak harus pakai amplop))
Contoh lain:
-Preman-preman itu akhirnya disikat oleh polisi-Polisi telah mengamankan provokator yang memancing kerusuhan kemarin
-Saya gak mau anter ini kalau kamu gak kasih dulu uang rokok (upah)