DAM99
Kebudayaan Pacitan Dalam penemuannya pada tahun 1935 di Pacitan, von Koenigswaid menemukan sejumlah alat-alat batu. Alat-alat tersebut dinamakan kapak genggam, yang terkenal juga dengan sebutan kapak perimbas atau chopper. Alat yang dimaksud berupa kapak, tetapi tidak bertangkai. Kapak ini digunakan hanya dengan menggenggamnya. Pembuatannya dilakukan dengan cara memangkas salah satu sisi batu sampai menajam. Sisi lainnya dibiarkan apa adanya sebagai tempat menggenggam. Di antara kapak-kapak yang ditemukan itu, masih ada yang dibuat secara kasar, tergantung dari bagaimana memangkasnya. Diperkirakan, kebudayaan Pacitan ini berasal dari masa dan tempat manusia jenis Pithecanthropus erectus hidup. Tadinya kesimpulan itu cukup diragukan. Akan tetapi, keraguan itu pupus berkat adanya petunjuk dari peninggalan alat-alat serupa di Beijing (dulu Peking), Cina. Alat-alat itu berasal dari manusia jenis Sinanthropus pekinensis. Padahal dapat diketahui dengan pasti bahwa fosil Sinanthropus pekinensis seumur dengan fosil Pithecanthropus erectus. Maka dari itu, dapat dipastikan bahwa alat-alat kebudayaan Pacitan digalang oleh Pithecanthropus erectus. Selain di Pacitan, alat-alat serupa juga diketemukan di Gombong (Jawa Tengah), Sukabumi (Jawa Barat), dan daerah Lahat (Sumatera Selatan).
Kebudayaan Ngandong Di daerah Ngandong dan Sidorejo, dekat Ngawi, Jawa Timur, di samping kapak genggam, ditemukan alat-alat yang terbuat dan tulang binatang. Alat macam ini berfungsi sebagai menjadi alat penusuk (belati). Alat ini digunakan dalam usaha mencari makan, seperti berburu binatang, atau menggali ubi-ubian. Selain itu, ditemukan juga alat-alat serpih (flakes), yang terbuat dari batu-batu dalam bentuk yang khas. Kemungkinan besar, alat-alat tersebut dibuat oleh Homo soloensis clan Homo wajakensis.
24 votes Thanks 46
restiagustinaKebudayaan pacitan (lebih banyak ditemukan kapak genggam/kapak chopper,kapak perimbas yang ditemukan di pacitan,wilayah mana ya pacitan?):kebudayaan ngandong (lebih banyak ditemukan tulang hewan).Kedua kebudayaan itu ada pada zaman paleolitikum (zaman batu tua)..
Dalam penemuannya pada tahun 1935 di Pacitan, von Koenigswaid menemukan sejumlah alat-alat batu. Alat-alat tersebut dinamakan kapak genggam, yang terkenal juga dengan sebutan kapak perimbas atau chopper. Alat yang dimaksud berupa kapak, tetapi tidak bertangkai. Kapak ini digunakan hanya dengan menggenggamnya.
Pembuatannya dilakukan dengan cara memangkas salah satu sisi batu sampai menajam. Sisi lainnya dibiarkan apa adanya sebagai tempat menggenggam. Di antara kapak-kapak yang ditemukan itu, masih ada yang dibuat secara kasar, tergantung dari bagaimana memangkasnya.
Diperkirakan, kebudayaan Pacitan ini berasal dari masa dan tempat manusia jenis Pithecanthropus erectus hidup. Tadinya kesimpulan itu cukup diragukan. Akan tetapi, keraguan itu pupus berkat adanya petunjuk dari peninggalan alat-alat serupa di Beijing (dulu Peking), Cina. Alat-alat itu berasal dari manusia jenis Sinanthropus pekinensis. Padahal dapat diketahui dengan pasti bahwa fosil Sinanthropus pekinensis seumur dengan fosil Pithecanthropus erectus. Maka dari itu, dapat dipastikan bahwa alat-alat kebudayaan Pacitan digalang oleh Pithecanthropus erectus. Selain di Pacitan, alat-alat serupa juga diketemukan di Gombong (Jawa Tengah), Sukabumi (Jawa Barat), dan daerah Lahat (Sumatera Selatan).
Kebudayaan Ngandong
Di daerah Ngandong dan Sidorejo, dekat Ngawi, Jawa Timur, di samping kapak genggam, ditemukan alat-alat yang terbuat dan tulang binatang. Alat macam ini berfungsi sebagai menjadi alat penusuk (belati). Alat ini digunakan dalam usaha mencari makan, seperti berburu binatang, atau menggali ubi-ubian. Selain itu, ditemukan juga alat-alat serpih (flakes), yang terbuat dari batu-batu dalam bentuk yang khas. Kemungkinan besar, alat-alat tersebut dibuat oleh Homo soloensis clan Homo wajakensis.