Apa peranan hormon adrenalin terhadap kerja paru-paru dan jantung?
gabriellamaria
Adrenalin atau yang dikenal juga sebagai epinefrin, merupakan hormon yang mengatur fungsi "fight or flight", yaitu menyiapkan tubuh secara seketika untuk kondisi darurat, apakah akan menghadapi atau lari.
Ketika dilepaskan ke dalam aliran darah, dengan cepat menyiapkan tubuh untuk bertindak dalam situasi darurat. Hormon meningkatkan pasokan oksigen dan glukosa ke otak dan otot, sementara menekan non-darurat proses tubuh (pencernaan pada khususnya).
Meningkatkan denyut jantung dan stroke volume (jumlah darah yang dimpompa jantung per menit), dilatesi (pelebaran) pupil pada mata, dan mengkonstriksi (menciutkan ukuran) arteriola di kulit dan saluran pencernaan, sementara dilatasi (melebarkan) arteriola dalam kerangka otot. Hal ini meningkatkan tingkat gula darah dengan meningkatkan katabolisme glikogen menjadi glukosa dalam hati, dan pada saat yang sama mulai pemecahan lipid dalam sel lemak. Seperti hormon stres lainnya, epinefrin memiliki efek penekanan pada sistem kekebalan tubuh.
Sehingga jantung berdegup kencang, temperatur tubuh meningkat, dan pandangan menjadi lebih awas.
Jika paru-paru sendiri tergantung pada kesadaran kita, jika tetap awas pada saat itu, kita dapat mengatur napas pelan dan kinerja paru diatur dengan sadar (tidak seperti jantung). Jadi paru-paru tidak secara langsung dipengaruhi oleh adrenalin, kecuali setelah pelepasan adrenalin orang berkelahi mati-matian atau lari sekencang-kencangnya, maka napasnya menjadi terengah-engah, namun itu karena efek metabolisme, dan bukannya efek adrenalin.
Ketika dilepaskan ke dalam aliran darah, dengan cepat menyiapkan tubuh untuk bertindak dalam situasi darurat. Hormon meningkatkan pasokan oksigen dan glukosa ke otak dan otot, sementara menekan non-darurat proses tubuh (pencernaan pada khususnya).
Meningkatkan denyut jantung dan stroke volume (jumlah darah yang dimpompa jantung per menit), dilatesi (pelebaran) pupil pada mata, dan mengkonstriksi (menciutkan ukuran) arteriola di kulit dan saluran pencernaan, sementara dilatasi (melebarkan) arteriola dalam kerangka otot. Hal ini meningkatkan tingkat gula darah dengan meningkatkan katabolisme glikogen menjadi glukosa dalam hati, dan pada saat yang sama mulai pemecahan lipid dalam sel lemak. Seperti hormon stres lainnya, epinefrin memiliki efek penekanan pada sistem kekebalan tubuh.
Sehingga jantung berdegup kencang, temperatur tubuh meningkat, dan pandangan menjadi lebih awas.
Jika paru-paru sendiri tergantung pada kesadaran kita, jika tetap awas pada saat itu, kita dapat mengatur napas pelan dan kinerja paru diatur dengan sadar (tidak seperti jantung). Jadi paru-paru tidak secara langsung dipengaruhi oleh adrenalin, kecuali setelah pelepasan adrenalin orang berkelahi mati-matian atau lari sekencang-kencangnya, maka napasnya menjadi terengah-engah, namun itu karena efek metabolisme, dan bukannya efek adrenalin.