Apa penyebab pindahnya markas PERMESTA dari makassar ke manado?
galuhfitriani98
Penyebabnya adalah Saat itu timbul kontak senjata antara Permesta dengan pasukan pemerintah pusat sampai mencapai gencatan senjata. Pemberontakan Permesta ini dimulai oleh Letkol Ventje Sumual, pada tahun 1957. Pusat pemberontakan ini awalnya di Makassar. Namun lama kelamaan masyarakat Makassar mulai tidak menyukai dan memusuhi pihak Permesta. Itu sebabnya markas besar Permesta di pindahkan di Manado. Masyarakat di daerah Manado waktu itu tidak puas dengan keadaan pembangunan mereka. Pada waktu itu masyarakat Manado juga mengetahui bahwa mereka juga berhak atas hak menentukan diri sendiri (self determination) yang sesuai dengan sejumlah persetujuan dekolonisasi. Diantaranya adalah Perjanjian Linggarjati, Perjanjian Renville, dan Konferensi Meja Bundar yang isinya mengenai prosedur prosedur dekolonisasi atas bekas wilayah Hindia Timur. Gerakan Permesta yang dipimpin oleh Letkol. Ventje Sumual ini mendapat dukungan dari tokoh-tokoh di Indonesia Timur. Keadaan saat itu cukup kacau, karena hampir setiap hari ada gencatan senjata dimana-mana. Gencatan senjata ini terjadi kurang lebih 3 kali dalam seminggu. Setiap rumah penduduk saat itu mempunyai ruang bawah tanah untuk tempat persembunyian. Gerakan Pemberontakan Permesta saat itu di juga dibantu oleh Allan Pope, yang merupakan seorang penerbang bayaran asal Amerika Serikat. "Kekuatan Permesta saat itu melemah saat terjadi penembakan terhadap Allan Pope dan Harry Rantung", ujar nenek saya. Setelah penembakan terhadap Allan Pope dan Harry Rantung itu Apri dengan mudah menguasai setiap Wilayah yang semula diduduki Permesta. Permesta pun semakin melemah saat Amerika Serikat menghentikan segala bantuannya kepada Permesta, akibat terbongkarnya rahasia bahwa AS ikut terlibat dengan Pemberontakan Permesta ini. pemberontakan ini berakhir kira-kira tahun 1960, yaitu saat pihak Permesta Menyatakan kesediaanya untuk berunding dengan Pemerintah Pusat. Dari perundingan tersebut tercapai sebuah kesepakatan yaitu: bahwa pasukan Permesta akan membantu pihak TNI untuk bersama-sama menghadapi pihak Komunis di Jawa. Setelah selesainya perundingan tersebut, banyak anggota Permesta yang keluar dari hutan-hutan termasuk Kolonel Ventje Sumual beserta pasukannya menjadi kelompok paling akhir yang keluar dari hutan hutan. Dengan demikian Permesta pun dinyatakan bubar.
Gerakan Permesta yang dipimpin oleh Letkol. Ventje Sumual ini mendapat dukungan dari tokoh-tokoh di Indonesia Timur. Keadaan saat itu cukup kacau, karena hampir setiap hari ada gencatan senjata dimana-mana. Gencatan senjata ini terjadi kurang lebih 3 kali dalam seminggu. Setiap rumah penduduk saat itu mempunyai ruang bawah tanah untuk tempat persembunyian.
Gerakan Pemberontakan Permesta saat itu di juga dibantu oleh Allan Pope, yang merupakan seorang penerbang bayaran asal Amerika Serikat. "Kekuatan Permesta saat itu melemah saat terjadi penembakan terhadap Allan Pope dan Harry Rantung", ujar nenek saya. Setelah penembakan terhadap Allan Pope dan Harry Rantung itu Apri dengan mudah menguasai setiap Wilayah yang semula diduduki Permesta. Permesta pun semakin melemah saat Amerika Serikat menghentikan segala bantuannya kepada Permesta, akibat terbongkarnya rahasia bahwa AS ikut terlibat dengan Pemberontakan Permesta ini.
pemberontakan ini berakhir kira-kira tahun 1960, yaitu saat pihak Permesta Menyatakan kesediaanya untuk berunding dengan Pemerintah Pusat. Dari perundingan tersebut tercapai sebuah kesepakatan yaitu: bahwa pasukan Permesta akan membantu pihak TNI untuk bersama-sama menghadapi pihak Komunis di Jawa. Setelah selesainya perundingan tersebut, banyak anggota Permesta yang keluar dari hutan-hutan termasuk Kolonel Ventje Sumual beserta pasukannya menjadi kelompok paling akhir yang keluar dari hutan hutan. Dengan demikian Permesta pun dinyatakan bubar.