Apa pengaruh perkembangan dan keadaan masa munculnya rasa kebangsaan terhadap kehidupan masa kemerdekaan hingga sekarang di bidang sosial dan budaya
087869737825
Melakukan pembentukan identitas nasional, seperti penggunaan nama Indonesia untuk menyebut negara kita. Hal ini diawali oleh J.R Logan pada tahun 1850 dan istilah Indonesia semakin populer sejak Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Ada upaya untuk melindungi, memperbaiki, dan mengembalikan budaya bangsa Indonesia yang hampir punah karena masuknya budaya asing sejalan dengan masuknya penjajah di Indonesia.
Pengaruh perkembangan dan keadaan masa munculnya rasa kebangsaan terhadap kehidupan masa kemerdekaan hingga sekarang di bidang sosial dan budaya antara lain : Organisasi-organisasi politik yang lahir setelah Sumpah Pemuda, semuanya memakai kata “Indonesia” dalam namanya, seperti Partai Indonesia (Partindo) tahun 1931, Persatuan Bangsa Indonesia (PBI) tahun 1931, Partai Indonesia Raya (Parindra) tahun 1935 dan lain-lain. Bahwa partai Sarekat Islam, pada tahun 1929 berubah nama menjadi Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII). Dengan demikian partai ini lebih menujukkan corak kebangsaannya.Gerakan ke arah persatuan semakin giat diusahakan setelah Kongres Pemuda II. Proses penyatuan berbagai sifat kedaerahan menjadi sifat nasional. Sejak Kongres Pemuda kedua, organisasi-organisasi pemuda kedaerahan mulai memproses untuk “bersatu menjadi satu wadah”, dan baru berhasil secara tuntas, yaitu pada tanggal 31 Desember 1930 dengan nama organisasi Indonesia Muda.
Pengaruh perkembangan dan keadaan masa munculnya rasa kebangsaan terhadap kehidupan masa kemerdekaan hingga sekarang di bidang sosial dan budaya antara lain :
Organisasi-organisasi politik yang lahir setelah Sumpah Pemuda, semuanya memakai kata “Indonesia” dalam namanya, seperti Partai Indonesia (Partindo) tahun 1931, Persatuan Bangsa Indonesia (PBI) tahun 1931, Partai Indonesia Raya (Parindra) tahun 1935 dan lain-lain. Bahwa partai Sarekat Islam, pada tahun 1929 berubah nama menjadi Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII). Dengan demikian partai ini lebih menujukkan corak kebangsaannya.Gerakan ke arah persatuan semakin giat diusahakan setelah Kongres Pemuda II. Proses penyatuan berbagai sifat kedaerahan menjadi sifat nasional. Sejak Kongres Pemuda kedua, organisasi-organisasi pemuda kedaerahan mulai memproses untuk “bersatu menjadi satu wadah”, dan baru berhasil secara tuntas, yaitu pada tanggal 31 Desember 1930 dengan nama organisasi Indonesia Muda.