Amir Syarifuddin membentuk Front Demokrasi Rakyat yang gencar melakukan propaganda anti-pemerintah, mengadakan aksi mogok kerja bagi kaum buruh dan melakukan sejumlah pembunuhan. Pada mulanya aksi PKI ini berlangsung di Solo namun meluas hingga ke wilayah Madiun dan sekitarnya. Di Madiun mereka mendirikan Soviet Republik Indonesia untuk melemahkan pemerintahan resmi RI. Melihat pemerontakan tersebut, rakyat dan pemerintah bersatu dan mengambil tindakan tegas. TNI selanjutnya berhasil merebut Madiun kembali, Musso tertembak mati dan Amir Syarifuddin tertangkap lalu kemudian dihukum mati.
Dari sini kita tahu bahwa nilai yang dapat dipelajari adalah kegigihan, ketekunan, perjuangan, persatuan, kerjasama agar dapat mencapai tujuan.
15 votes Thanks 11
tatable24
Setidaknya, dari tragedi G 30S/PKI ini kita mendapatkan pelajaran bahwa terjadinya perebutan kekuasaan di dalam suatu bangsa dan negara akan selalu mengundang permasalahan. Baik itu dalam lingkup kelompok kecil maupun besar.
Akhir-akhir ini, para anggota DPR, terutama yang berada di Komisi III saling beradu mulut mengungkapkan aib orang lain hanya untuk memperebutkan sebuah kursi kekuasaan, yakni Ketua Komisi III. Hal semacam ini seharusnya tidak perlu terjadi jika kita dapat memahami pelajaran yang disampaikan dalam tragedi G 30S/PKI sejak dahulu. Anggota DPR yang sejatinya sebagai penyambung lidah masyarakat, seharusnya mereka saling bekerjasama dalam mewujudkan suatu cita-cita yang diinginkan oleh masyarakat. Bukan malah sibuk dengan urusan kekuasaan belaka. Anggota DPR seharusnya saling melengkapi antara yang satu dengan yang lainnya. Sehingga, jika terdapat suatu kekurangan akan segera tertutupi atau terpenuhi.
Akhirnya, di dalam menjalankan suatu pekerjaan (amanat) suatu bangsa dan negara akan lebih mudah tercapai jika di dalam kelompok tersebut terjalin hubungan yang harmonis (tidak ada rasa iri hati atau perasaan tercela lainnya) dan saling bekerjasama antara yang satu dengan yang lainya. Bukan dengan saling beradu mulut mengumbar aib orang lain seperti sekarang ini!
*maaf kalo salah
2 votes Thanks 3
timothyteofani
Gak kok, pendapat kakak bagus. Makasih buat jawab ya.
Amir Syarifuddin membentuk Front Demokrasi Rakyat yang gencar melakukan propaganda anti-pemerintah, mengadakan aksi mogok kerja bagi kaum buruh dan melakukan sejumlah pembunuhan. Pada mulanya aksi PKI ini berlangsung di Solo namun meluas hingga ke wilayah Madiun dan sekitarnya. Di Madiun mereka mendirikan Soviet Republik Indonesia untuk melemahkan pemerintahan resmi RI. Melihat pemerontakan tersebut, rakyat dan pemerintah bersatu dan mengambil tindakan tegas. TNI selanjutnya berhasil merebut Madiun kembali, Musso tertembak mati dan Amir Syarifuddin tertangkap lalu kemudian dihukum mati.
Dari sini kita tahu bahwa nilai yang dapat dipelajari adalah kegigihan, ketekunan, perjuangan, persatuan, kerjasama agar dapat mencapai tujuan.
Akhir-akhir ini, para anggota DPR, terutama yang berada di Komisi III saling beradu mulut mengungkapkan aib orang lain hanya untuk memperebutkan sebuah kursi kekuasaan, yakni Ketua Komisi III. Hal semacam ini seharusnya tidak perlu terjadi jika kita dapat memahami pelajaran yang disampaikan dalam tragedi G 30S/PKI sejak dahulu. Anggota DPR yang sejatinya sebagai penyambung lidah masyarakat, seharusnya mereka saling bekerjasama dalam mewujudkan suatu cita-cita yang diinginkan oleh masyarakat. Bukan malah sibuk dengan urusan kekuasaan belaka. Anggota DPR seharusnya saling melengkapi antara yang satu dengan yang lainnya. Sehingga, jika terdapat suatu kekurangan akan segera tertutupi atau terpenuhi.
Akhirnya, di dalam menjalankan suatu pekerjaan (amanat) suatu bangsa dan negara akan lebih mudah tercapai jika di dalam kelompok tersebut terjalin hubungan yang harmonis (tidak ada rasa iri hati atau perasaan tercela lainnya) dan saling bekerjasama antara yang satu dengan yang lainya. Bukan dengan saling beradu mulut mengumbar aib orang lain seperti sekarang ini!
*maaf kalo salah