Bahasa-bahasa milik suku ASMAT dibedakan pula antara orang Asmat pantai atau hilir sungai dan Asmat hulu sungai. Para ahli bahasa membagi bahasa Asmat hilir sungai menjadi :
1.sub kelompok Pantai Barat Laut atau pantai Flamingo, seperti misalnya bahasa Kaniak, Bisman, Simay, dan Becembub dan sub kelompok Pantai Baratdaya atau Kasuarina, seperti misalnya bahasa Batia dan Sapan.
2. Asmat hulu sungai dibagi menjadi sub kelompok Keenok dan Kaimok.
Pembahasan:
Suku asmat masih menggunakan bahasa leluhur mereka. Setan yang tidak membahayakan hidup ilmu sihir hitam juga banyak dipraktikan di wilayah masyarakat Asmat, terutama oleh kaum wanita. Seseorang yang mempunyai kekuatan ini dapat menyakiti atau membunuh manusia. Ilmu ini biasanya diturunkan oleh seorang ibu kepada anak perempuannya untuk senjata perlindungan diri.
Adapun istilah bahasa yang digunakan oleh suku asmat antara lain :
1. Aipmu ep = rumah bujang yang terbagi atas dua bagian utama yang menghadap ke udik 2. Aipmu sene = rumah bujang yang terbagi atas dua bagian utama yang menghadap ke hilir 3. Aipmu = bagian utama yang ada di tiap rumah bujang dan memiliki seorang kepala 4. Asmat-ow = manusia sejati 5. Bis = patung leluhur 6. Bivak = rumah di hutan yang berfungsi sebagai tempat tinggal sementara
7. Cemen = bagian terpenting pada patung bis 8. Cicemen = ukiran pada ujung perahu lesung panjang melambangkan anggota keluarga yang telah meninggal 9. Fumiripits = Sang pencipta 10. Iguana = sejenis kapal 11. Je = rumah panjang yang berfungsi sebagai rumah bujang 12. Je-ti = rumah bujang utama 13. Mbeter = membawa lari 14. Papis = saling tukar menukar istri 15. Persem = perkawinan yang terjadi akibat adanya hubungan rahasia antara seorang pemuda dan pemudi yang kemudian diakui sah oleh kedua orang tua masing-masing 16. Pomerem = emas kawin 17. Ti = kayu kuning 18. Tinis = perkawinan yang direncanakan 19. Wow-ipits = pemahat Asmat 20. Yerak = sejenis kayu
Alat komunikasi diantara masyarakat suku asmat, yang banyak tersebar di wilayah papua ialah bahasa. Dalam kehidupan sehari-hari mereka lebih dominan menggunakan bahasa Indonesia. Banyak dikalangan masyarakat suku asmat tidak faham akan bahasanya. Dalam keseharian suku asmat mereka menggunakan bahasa nenek moyang yang sudah berumur ribuan tahun. Walaupun suku asmat memiliki bahasa sendiri sekalipun tetapi masyarakat suku asmat tidak mengghilangkan bahasa Indonesia.
Bahasa masyarakat asmat bermacam-macam karena setiap berbeda wilayah mereka mempunyai bahasa sendiri. Akan tetapi, setiap wilayah itu membuat rumpun bahasa yang sama karena bahasa merupakan alat komunikasi yang harus dimengerti satu sama lain.
Selain untuk berkomunikasi, bahasa bagi suku asmat digunakan utnuk media bercengkrama, media untuk mendamaikan pihak-pihak yang bertikai, sarana yang mampu melekatkan antara satu sama lain bagi suku asmat.(Lt)
Mata pelajaran: IPS Sejarah
Kelas: VII SMP
Kategori: Keragaman Suku Bangsa
Kode Kategori berdasarkan kurikulum KTSP: 11.3.3
Kata kunci: bahasa , suku asmat , papuaJawaban:
bahasa pada suku asmat di papua:Bahasa-bahasa milik suku ASMAT dibedakan pula antara orang Asmat pantai atau hilir sungai dan Asmat hulu sungai. Para ahli bahasa membagi bahasa Asmat hilir sungai menjadi :
1.sub kelompok Pantai Barat Laut atau pantai Flamingo, seperti misalnya bahasa Kaniak, Bisman, Simay, dan Becembub dan sub kelompok Pantai Baratdaya atau Kasuarina, seperti misalnya bahasa Batia dan Sapan.
2. Asmat hulu sungai dibagi menjadi sub kelompok Keenok dan Kaimok.
Pembahasan:
Suku asmat masih menggunakan bahasa leluhur mereka. Setan yang tidak membahayakan hidup ilmu sihir hitam juga banyak dipraktikan di wilayah masyarakat Asmat, terutama oleh kaum wanita. Seseorang yang mempunyai kekuatan ini dapat menyakiti atau membunuh manusia. Ilmu ini biasanya diturunkan oleh seorang ibu kepada anak perempuannya untuk senjata perlindungan diri.
Adapun istilah bahasa yang digunakan oleh suku asmat antara lain :
1. Aipmu ep = rumah bujang yang terbagi atas dua bagian utama yang menghadap ke udik
2. Aipmu sene = rumah bujang yang terbagi atas dua bagian utama yang menghadap ke hilir
3. Aipmu = bagian utama yang ada di tiap rumah bujang dan memiliki seorang kepala
4. Asmat-ow = manusia sejati
5. Bis = patung leluhur
6. Bivak = rumah di hutan yang berfungsi sebagai tempat tinggal sementara
7. Cemen = bagian terpenting pada patung bis
8. Cicemen = ukiran pada ujung perahu lesung panjang melambangkan anggota
keluarga yang telah meninggal
9. Fumiripits = Sang pencipta
10. Iguana = sejenis kapal
11. Je = rumah panjang yang berfungsi sebagai rumah bujang
12. Je-ti = rumah bujang utama
13. Mbeter = membawa lari
14. Papis = saling tukar menukar istri
15. Persem = perkawinan yang terjadi akibat adanya hubungan rahasia antara seorang pemuda dan pemudi yang kemudian diakui sah oleh kedua orang tua masing-masing
16. Pomerem = emas kawin
17. Ti = kayu kuning
18. Tinis = perkawinan yang direncanakan
19. Wow-ipits = pemahat Asmat
20. Yerak = sejenis kayu
Alat komunikasi diantara masyarakat suku asmat, yang banyak tersebar di wilayah papua ialah bahasa. Dalam kehidupan sehari-hari mereka lebih dominan menggunakan bahasa Indonesia. Banyak dikalangan masyarakat suku asmat tidak faham akan bahasanya. Dalam keseharian suku asmat mereka menggunakan bahasa nenek moyang yang sudah berumur ribuan tahun. Walaupun suku asmat memiliki bahasa sendiri sekalipun tetapi masyarakat suku asmat tidak mengghilangkan bahasa Indonesia.
Bahasa masyarakat asmat bermacam-macam karena setiap berbeda wilayah mereka mempunyai bahasa sendiri. Akan tetapi, setiap wilayah itu membuat rumpun bahasa yang sama karena bahasa merupakan alat komunikasi yang harus dimengerti satu sama lain.
Selain untuk berkomunikasi, bahasa bagi suku asmat digunakan utnuk media bercengkrama, media untuk mendamaikan pihak-pihak yang bertikai, sarana yang mampu melekatkan antara satu sama lain bagi suku asmat.(Lt)