Callewah
Bali menyimpan potensi motif dan desain lokal. Puluhan desain batik khas Bali telah lahir yang biasanya dikawinkan dengan motif batik yang ada dari berbagai wilayah di Tanah Air dan pengaruh motif China. Batik Bali pun ditawarkan dengan harga bervariasi. Harga batik tulis berkualitas di Pulau Dewata berkisar antara Rp400 ribu hingga Rp3,5 juta per potong. Tingginya harga tersebut karena batik-batik tersebut dibuat dari kain bermutu dan digambar langsung dengan tangan serta menggunakan bahan pewarna alami, seperti yang dibuat oleh Anak Agung Inten Trisna Manuambari dengan merek “Diamanta” atau Ida Ayu Pidada dengan label “Batik Wong Bali”. AA Inten Trisna M, pengrajin batik Bali mengatakan, guna mempertahankan kualitas produknya itu, dirinya terus berupaya melakukan terobosan dengan membuat motif baru yang diperkirakan dapat diterima konsumen di pasaran. “Biasanya untuk motif baru itu, saya menggabungkan atau mengawinkan motif khas Bali dengan yang berasal dari daerah lainnya di Indonesia, bahkan sampai luar negeri, seperti China,” kata wanita yang akrab disapa Gung Inten itu, di Denpasar, Dia menjelaskan, perpaduan motif yang biasa dilakukannya adalah mengambil ornamen khas Pulau Dewata, seperti naga, rusa, burung bangau, dan kura-kura. Kemudian memadukan dengan motif dari daerah luar Bali yang biasanya berbentuk flora. Menurut dia, untuk mewujudkan itu bukanlah hal yang mudah karena perlu waktu dan pengorbanan material bahan baku yang digunakan saat melakukan percobaan-percobaan guna mendapatkan motif dan warna baru tersebut. Gung Inten mengakui, setiap melakukan percobaan tidak selalu berhasil. Bahkan, dia harus merelakan beberapa karung bahan baku terbuang dengan percuma. Akan tetapi, tambah dia, dengan percobaan itu terkadang muncul hasil yang memuaskan sehingga produknya itu banyak digemari oleh masyarakat Bali dan kalangan wisatawan domestik. “Saat ini selain motif, saya juga bermain pada warna yang lebih menonjolkan corak alam. Warna alam itu dipilih karena terkesan lebih halus, dan hasilnya pun banyak penggemarnya sehingga sekarang menjadi tren batik tulis khas Bali,”.
Batik Bali pun ditawarkan dengan harga bervariasi. Harga batik tulis berkualitas di Pulau Dewata berkisar antara Rp400 ribu hingga Rp3,5 juta per potong.
Tingginya harga tersebut karena batik-batik tersebut dibuat dari kain bermutu dan digambar langsung dengan tangan serta menggunakan bahan pewarna alami, seperti yang dibuat oleh Anak Agung Inten Trisna Manuambari dengan merek “Diamanta” atau Ida Ayu Pidada dengan label “Batik Wong Bali”.
AA Inten Trisna M, pengrajin batik Bali mengatakan, guna mempertahankan kualitas produknya itu, dirinya terus berupaya melakukan terobosan dengan membuat motif baru yang diperkirakan dapat diterima konsumen di pasaran.
“Biasanya untuk motif baru itu, saya menggabungkan atau mengawinkan motif khas Bali dengan yang berasal dari daerah lainnya di Indonesia, bahkan sampai luar negeri, seperti China,” kata wanita yang akrab disapa Gung Inten itu, di Denpasar,
Dia menjelaskan, perpaduan motif yang biasa dilakukannya adalah mengambil ornamen khas Pulau Dewata, seperti naga, rusa, burung bangau, dan kura-kura. Kemudian memadukan dengan motif dari daerah luar Bali yang biasanya berbentuk flora.
Menurut dia, untuk mewujudkan itu bukanlah hal yang mudah karena perlu waktu dan pengorbanan material bahan baku yang digunakan saat melakukan percobaan-percobaan guna mendapatkan motif dan warna baru tersebut.
Gung Inten mengakui, setiap melakukan percobaan tidak selalu berhasil. Bahkan, dia harus merelakan beberapa karung bahan baku terbuang dengan percuma.
Akan tetapi, tambah dia, dengan percobaan itu terkadang muncul hasil yang memuaskan sehingga produknya itu banyak digemari oleh masyarakat Bali dan kalangan wisatawan domestik.
“Saat ini selain motif, saya juga bermain pada warna yang lebih menonjolkan corak alam. Warna alam itu dipilih karena terkesan lebih halus, dan hasilnya pun banyak penggemarnya sehingga sekarang menjadi tren batik tulis khas Bali,”.