Konon, pada zaman dahulu kala, ada seorang putri cantik di sebuah kerajaan Jawa. Putri tersebut sangat terkenal dengan keahlian membuat tape singkong yang lezat. Dia selalu menambahkan bumbu dan rempah-rempah khas yang membuat tape singkongnya istimewa.
Suatu hari, seorang raja muda dari kerajaan tetangga datang untuk berkunjung. Sang putri dengan senang hati menawarkan tape singkongnya yang lezat. Raja muda sangat terkesan dengan rasanya yang enak dan memutuskan untuk menikahi sang putri.
Mereka hidup bahagia dan membagikan resep tape singkong kepada rakyatnya. Seiring waktu, tape singkong menjadi makanan yang populer di seluruh kerajaan. Dan dari situlah, tape singkong menjadi hidangan yang dihormati dan terkenal di masyarakat.
Cerita ini mencoba menjelaskan asal usul kelezatan tape singkong dan bagaimana makanan ini menjadi populer di masyarakat. Sebagai legenda, cerita tersebut menciptakan ikatan antara tape singkong dan kebahagiaan, serta keahlian sang putri dalam membuat hidangan yang istimewa. Tentu saja, ini hanyalah salah satu cerita yang mungkin ada, dan variasi cerita dapat ditemukan di berbagai daerah.
Tapai singkong adalah tapai yang dibuat dari singkong yang difermentasi. Makanan tradisional ini populer di Jawa dan dikenal di seluruh tempat, mulai dari Jawa Barat hingga Jawa Timur. Di Jawa Barat dan Banten, tapai singkong dikenal sebagai peuyeum dalam bahasa Sunda. Di Jawa Tengah dan Jawa Timur, tapai singkong dikenal sebagai kenyas dalam bahasa Jawa
Peuyeum gantung yang dijual di tepi jalan di Jawa Barat
Peuyeum di Yogyakarta
Pembuatan tapai melibatkan umbi singkong sebagai substrat dan ragi tapai (Saccharomyces cerevisiae) yang dibalurkan pada umbi yang telah dikupas kulitnya. Pada dasarnya tapai adalah makanan matang setelah melalui proses kukus atau rebus. Ada dua teknik pembuatan yang menghasilkan tapai biasa, yang basah dan lunak; dan tapai kering, yang lebih legit dan dapat digantung tanpa mengalami kerusakan. Tapai kering populer di daerah Priangan utara (Purwakarta dan Subang), dan dikenal sebagai buah tangan khas dari daerah ini (dikenal sebagai peuyeum gantung, karena diperdagangkan dengan digantung.).
Pusat penghasil tapai yang lainnya adalah Bondowoso, Jawa Timur.
Jawaban:
Legenda Tape Singkong dari Jawa:
Konon, pada zaman dahulu kala, ada seorang putri cantik di sebuah kerajaan Jawa. Putri tersebut sangat terkenal dengan keahlian membuat tape singkong yang lezat. Dia selalu menambahkan bumbu dan rempah-rempah khas yang membuat tape singkongnya istimewa.
Suatu hari, seorang raja muda dari kerajaan tetangga datang untuk berkunjung. Sang putri dengan senang hati menawarkan tape singkongnya yang lezat. Raja muda sangat terkesan dengan rasanya yang enak dan memutuskan untuk menikahi sang putri.
Mereka hidup bahagia dan membagikan resep tape singkong kepada rakyatnya. Seiring waktu, tape singkong menjadi makanan yang populer di seluruh kerajaan. Dan dari situlah, tape singkong menjadi hidangan yang dihormati dan terkenal di masyarakat.
Cerita ini mencoba menjelaskan asal usul kelezatan tape singkong dan bagaimana makanan ini menjadi populer di masyarakat. Sebagai legenda, cerita tersebut menciptakan ikatan antara tape singkong dan kebahagiaan, serta keahlian sang putri dalam membuat hidangan yang istimewa. Tentu saja, ini hanyalah salah satu cerita yang mungkin ada, dan variasi cerita dapat ditemukan di berbagai daerah.
Jawaban:
Tapai singkong adalah tapai yang dibuat dari singkong yang difermentasi. Makanan tradisional ini populer di Jawa dan dikenal di seluruh tempat, mulai dari Jawa Barat hingga Jawa Timur. Di Jawa Barat dan Banten, tapai singkong dikenal sebagai peuyeum dalam bahasa Sunda. Di Jawa Tengah dan Jawa Timur, tapai singkong dikenal sebagai kenyas dalam bahasa Jawa
Peuyeum gantung yang dijual di tepi jalan di Jawa Barat
Peuyeum di Yogyakarta
Pembuatan tapai melibatkan umbi singkong sebagai substrat dan ragi tapai (Saccharomyces cerevisiae) yang dibalurkan pada umbi yang telah dikupas kulitnya. Pada dasarnya tapai adalah makanan matang setelah melalui proses kukus atau rebus. Ada dua teknik pembuatan yang menghasilkan tapai biasa, yang basah dan lunak; dan tapai kering, yang lebih legit dan dapat digantung tanpa mengalami kerusakan. Tapai kering populer di daerah Priangan utara (Purwakarta dan Subang), dan dikenal sebagai buah tangan khas dari daerah ini (dikenal sebagai peuyeum gantung, karena diperdagangkan dengan digantung.).
Pusat penghasil tapai yang lainnya adalah Bondowoso, Jawa Timur.
Penjelasan:
maaf kalau salah