dewaayumutiara
Sejak dahulu kala kebutuhan akan pangan atau pakaian telah menjadi sebuah kebutuhan yang diprioritaskan. Hal ini dikarenakan pakaian mempunyai manfaat bagi manusia dalam mepertahankan kelangsungan hidupnya. Dimana saat cuaca dingin pakaian dapat menghangatkan tubuh, pakaian itu juga menunjukan kepribadian seseorang untuk dikatakan baik atau tidak, kesopansantunan.Zaman dahulu dengan keterbatasan alat maupun bahan serta tingkat sumber daya manusia yang rendah, manusia membentuk sebuah pakaian dari kulit kayu. Karena merasa kurang nyaman mengenakan pakaian dari kulit kayu, pasalnya pakaian dari kulit kayu ini dapat menimbulkan gatal dan merusak kulit maka nenek moyang kala itu mulai mencari alternatif lain yaitu membuat pakain dari bahan dasar kapas. Sehingga sejak saat itu muncullah pakaian dari tenun ikat dari berbagai wilayah.Seiring berjalannya waktu, muculnya berbagai tenun dengan beragam motif dan hias yang bervariasi dengan arti – arti yang berbeda. Arti – arti inilah yang menunjukan latar belakang kebudayaan suatu daerak atau ciri khas dari suatu daerah. Berbagai peneltian telah membuktikan hal ini, salah satunya adalah Marie Jeanne Adams yang dalam tulisannya khusus membahas seni tenun ikat di Kabupaten Sikka di Wilayah Kewapante sebuah kecamatan di Sikka Nusa Tenggara timur (NTT).Sekitar sistem dan motif tenun ikat, beliau tandaskan adanya kemungkinan bahwa struktur kebudayaan masyarakat Kewapante pada umumnya didasarkan pada prinsip berpasangan laki – laki dan perempuan.Berpedoman pada ide ini, dipelajari motif – motif dan ragam hias geometris dari tenun ikat, di daerah Kewapante justru motif dan ragam hias geometris mendasari aspek kebudayaan ini yaitu seni tenun ikat. Sebagai dua unsur terpadu menjadi satu organis. Dari adanya sistem partner ini tersimpul kebenarannya bahwa suku bangsa Sikka sebagai bagian dari integral Bangsa Indonesia terarah kepada rekan, sebagai teman hidup dan lawan kerja. Jelas pula bahwa motif – motif tenun ikat justru menampilkan kepribadian atau identitas diri. nb/ kalau membuat presentasi
0 votes Thanks 0
diansafds
Tenun merupakan teknik dalam pembuatan kain yang dibuat dengan prinsip yang sederhana, yaitu dengan menggabungkan benang secara memanjang dan melintang. [1] Dengan kata lain bersilangnya antara benang lusi dan pakan secara bergantian.[1] Kain tenun biasanya terbuat dari serat kayu, kapas, sutra , dan lainnya.[2] Pembuatan kain tenun ini umum dilakukan di Indonesia, terutama di daerah Jawa, Sumatera, dan Kalimantan.[1] Biasanya produksi kain tenun dibuat dalam skala rumah tangga. [1] Beberapa daerah yang terkenal dengan produksi kain tenunnya adalah Sumatera Barat , Palembang, dan Jawa Barat .[1] Seni tenun berkaitan erat dengan sistem pengetahuan, budaya, kepercayaan, lingkungan alam, dan sistem organisasi sosial dalam masyarakat.[2] Karena kultur sosial dalam masyarakat beragam, maka seni tenun pada masing-masing daerah memiliki perbedaan. [2] Oleh sebab itu, seni tenun dalam masyarakat selalu bersifat partikular atau memiliki ciri khas, dan merupakan bagian dari representasi budaya masyarakat tersebut. [2] Kualitas tenunan biasanya dilihat dari mutu bahan, keindahan tata warna, motif, dan ragi hiasannya.
nb/ kalau membuat presentasi
pembuatan kain yang dibuat
dengan prinsip yang sederhana,
yaitu dengan menggabungkan
benang secara memanjang dan
melintang. [1] Dengan kata lain
bersilangnya antara benang lusi
dan pakan secara bergantian.[1]
Kain tenun biasanya terbuat dari
serat kayu, kapas, sutra , dan
lainnya.[2]
Pembuatan kain tenun ini umum
dilakukan di Indonesia, terutama
di daerah Jawa, Sumatera, dan
Kalimantan.[1] Biasanya produksi
kain tenun dibuat dalam skala
rumah tangga. [1] Beberapa
daerah yang terkenal dengan
produksi kain tenunnya adalah
Sumatera Barat , Palembang, dan
Jawa Barat .[1]
Seni tenun berkaitan erat dengan
sistem pengetahuan, budaya,
kepercayaan, lingkungan alam, dan
sistem organisasi sosial dalam
masyarakat.[2] Karena kultur sosial
dalam masyarakat beragam, maka
seni tenun pada masing-masing
daerah memiliki perbedaan. [2]
Oleh sebab itu, seni tenun dalam
masyarakat selalu bersifat
partikular atau memiliki ciri khas,
dan merupakan bagian dari
representasi budaya masyarakat
tersebut. [2] Kualitas tenunan
biasanya dilihat dari mutu bahan,
keindahan tata warna, motif, dan
ragi hiasannya.