AthirahMuthiah
Keutamaan Zuhud Allah ta’ala berfirman dalam al qur’an: مَنْ كَانَ يُرِيْدُ حَرْثَ الْاَخِرَةِ نَزِدْ لَهُ فِيْ حَرْثِهِ وَ مَنْ كَانَ يُرِيْدُ حَرْثَ الدُّنْيَا نُؤْتِهِ مِنْهَا وَمَالَهُ فِى الْاَخِرَةِ مِنْ نَّصِيْبٍ. “Barang siapa ingin kepada keuntungan hari kemudian, maka Kami (Allah) tambahilah keuntungannya itu dan barang siapa yang ingin kepada keuntungan di dunia ini, maka Kami berikan pula keuntungan itu padanya, tetapi pada hari kemudian nanti ia tidak akan memperoleh bagian apapun”.( QS. Syuro:20)
sbgai kesimpulanx berzuhud menghindarkan diri dari segala keingina jiwa yang tidak patut apalagi terlarang dan beralih keapda sesuatu yang lebih baik dan lebih utama, karena menyadari yang harus ditinggalkan tadi adalah suatu yang hina dan tercela sedang dipakai adalah yang mulia dan terpuji.
Allah ta’ala berfirman dalam al qur’an:
مَنْ كَانَ يُرِيْدُ حَرْثَ الْاَخِرَةِ نَزِدْ لَهُ فِيْ حَرْثِهِ وَ مَنْ كَانَ يُرِيْدُ حَرْثَ الدُّنْيَا نُؤْتِهِ مِنْهَا وَمَالَهُ فِى الْاَخِرَةِ مِنْ نَّصِيْبٍ.
“Barang siapa ingin kepada keuntungan hari kemudian, maka Kami (Allah) tambahilah keuntungannya itu dan barang siapa yang ingin kepada keuntungan di dunia ini, maka Kami berikan pula keuntungan itu padanya, tetapi pada hari kemudian nanti ia tidak akan memperoleh bagian apapun”.( QS. Syuro:20)
sbgai kesimpulanx berzuhud menghindarkan diri dari segala keingina jiwa yang tidak patut apalagi terlarang dan beralih keapda sesuatu yang lebih baik dan lebih utama, karena menyadari yang harus ditinggalkan tadi adalah suatu yang hina dan tercela sedang dipakai adalah yang mulia dan terpuji.