auliaayupermata
Pertanian di Majapahit Majapahit sebagai Kerajaan Maritim yang disegani karena memiliki wilayah kekuasaan yang luas tentu memiliki armada laut yang kuat untuk mempertahankan pengaruh dan kewibawaannya diantara pengaruh dari Kerajaan lain. Namun, di balik kekuatan armada laut yang kuat tentu sektor yang dapat menopangnya adalah pertanian karena seperti Kerajaan yang lain Majapahit juga merupakan kerajaan agraris. Letak daerah Majapahit di Jawa Timur yang berada pada daerah tropis menyebabkan daerah tersebut sangat cocok untuk pengembangan pertanian, kondisi ini juga didukung secara geografis yang terletak pada wilayah dataran rendah yang cukup luas, adanya aliran beberapa sungai dan terdapat gunung berapi adalah faktor pendorong berkembangnya kesuburan tanah sehingga menyebabkan pertanian masa Majapahit dapat menjadi sektor utama pemasukan kerajaan. Perkembangan pertanian masa Majapahit dapat berkembang hingga maksimal karena mendapat dukungan dari pihak penguasa kerajaan dengan dibuatnya sistem pengairan dan pengembangan teknologi pertanian. Pada dasarnya ada enam jenis aktivitas perekonomian yang mendukung Majapahit yaitu pertanian, perkebunan, pemanfaatan hutan, peternakan, perburuan hewan, dan kerajinan. Bahan makanan yang dihasilkan pertanian di Majapahit umumnya tidak jauh berbeda pada masa sekarang ini bahan makanan tersebut adalah beras, umbi-umbian, cabe, labu, kacang-kacangan, rempah-rempah, buah-buahan, dan jenis palem. Namun yang menjadi produksi utama pada masyarakat adalah produksi padi, hal tersebut sesuai dengan kondisi makanan pokok masyarakat jawa kuno adalah beras. Beras menjadi bahan kebutuhan pokok masyarakat jawa bahkan hingga kini beras masih menjadi konsumsi utama masyarakat Indonesia, pada saat kerajaan majapahit beras merupakan penentu perekonomian Majapahit. Beras tidak hanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan setempat bahkan menjadi komoditas eksport, di masa Majapahit beras digunakan juga untuk di barter dengan rempah-rempah yang berada di Maluku, kemudian rempah-rempah tersebut menjadi bahan yang dapat dikonsumsi dan diperjual belikan dengan pedagang yang berasal dari luar Nusantara. Pertanian merupakan sumber pendapatan karena adanya pajak yang dikenakan pada petani. Pajak pertanian tersebut menjadi pemasukan yang sangat besar bagi pihak kerajaan.