Apa dampak Hongi tochten terhadap rakyat jajahannya?
GTravansa05
Pada periode tahun 1450 –1650 para sejarawan sering menyebut sebagai ‘Abad Penemuan’ (The Age of Discovery) dan ‘Abad Ekspansi’ ( The Age Expansion ). Hasrat untuk menduduki daerah –daerah lain sebagai koloni dan perluasan wilayah dari imperium atas wilayah yang lain, mulai diwujudkan. Pada awalnya dipelopori oleh Portugis, kemudian disusul oleh Spanyol, Belanda dan Inggris. Kehadiran Portugis, Spanyol, Inggris dan terutama Belanda dengan segala kebijakan di wilayah koloninya, memiliki dampak yang sangat berarti dalam sejarah kepulauan Indonesia sampai abad ke –20. Namun tingkat pengaruhnya berbeda antara satu daerah dengan daerah yang lain dan dari suatu masa ke masa yang lain, tergantung pada jauh dekatnya hubungan dengan kepentingan kolonial dan kemampuan masing-masing masyarakat merespon eksploitasi kolonial atau kesempatan yang muncul.
Sejak sukses pengambilalihan kekuasaan oleh Portugis terhadap Malaka pada tahun 1511, orang-orang Portugis terbuka mengadakan perdagangan langsung dengan Indonesia, khususnya daerah penghasil rempah-rempah seperti Ternate, Banda, Seram, Ambon dan Timor. Lebih-lebih setelah Portugis mengembangkan ekspansinya menanamkan kekuasaannya di Indonesia, terutama di Maluku. Hal ini berlangsung cukup lama, sekitar tahun 1512 sampai 1641 (Portugis meninggalkan Maluku dan menyerahkan Malaka pada VOC). Kebijakan –kebijakan yang dipraktekkan selama itu sangat berpengaruh terhadap kehidupan manusia Indonesia waktu itu.Kebijakan pemerintah Kolonial Portugis antara lain :Sistem monopoli perdagangan cengkeh dan pala di Ternate.Berusaha menanamkan kekuasaan di daerah Maluku.Menyebarkan agama Katholik di daerah-daerah yang dikuasai . Mengembangkan bahasa dan seni musik keroncong Portugis.Pengaruh dari kebijakan ini ternyata tertanam pada rakyat Indonesia khususnya rakyat Maluku , ada yang bersifat negatif dan ada yang positif. Pengaruh yang paling besar dan paling langgeng adalah :Terganggu dan kacaunya jaringan perdagangan .Banyaknya orang-orang beragama Katholik di daerah pendudukan PortugisPengaruh lain dari kebijakan kolonial Portugis yaitu :Rakyat menjadi miskin dan menderita.Tumbuh benih rasa benci terkadap kekejaman Portugis.Munculnya rasa persatuan dan kesatuan rakyat Maluku untuk menentang Portugis.Bahasa Portugis turut memperkaya perbendaharaan kata/ kosa kata dan nama keluarga seperti da Costa, Dias, de Fretes, Mendosa, Gonzalves, da Silva dan lain-lain.Seni musik keroncong yang terkenal di Indonesia sebagai peninggalan Portugis adalah keroncong Morisco.Banyak peninggalan arsitek bangunan yang bercorak Portugis dan sejata api/ meriam di daerah pendudukan.Nama Maluku adalah sebuah nama yang berasal dari istilah yang diberikan para pedagang Arab untuk daerah tersebut, Jazirat al Muluk, ‘negeri para raja’[
Sejak sukses pengambilalihan kekuasaan oleh Portugis terhadap Malaka pada tahun 1511, orang-orang Portugis terbuka mengadakan perdagangan langsung dengan Indonesia, khususnya daerah penghasil rempah-rempah seperti Ternate, Banda, Seram, Ambon dan Timor. Lebih-lebih setelah Portugis mengembangkan ekspansinya menanamkan kekuasaannya di Indonesia, terutama di Maluku. Hal ini berlangsung cukup lama, sekitar tahun 1512 sampai 1641 (Portugis meninggalkan Maluku dan menyerahkan Malaka pada VOC). Kebijakan –kebijakan yang dipraktekkan selama itu sangat berpengaruh terhadap kehidupan manusia Indonesia waktu itu.Kebijakan pemerintah Kolonial Portugis antara lain :Sistem monopoli perdagangan cengkeh dan pala di Ternate.Berusaha menanamkan kekuasaan di daerah Maluku.Menyebarkan agama Katholik di daerah-daerah yang dikuasai . Mengembangkan bahasa dan seni musik keroncong Portugis.Pengaruh dari kebijakan ini ternyata tertanam pada rakyat Indonesia khususnya rakyat Maluku , ada yang bersifat negatif dan ada yang positif. Pengaruh yang paling besar dan paling langgeng adalah :Terganggu dan kacaunya jaringan perdagangan .Banyaknya orang-orang beragama Katholik di daerah pendudukan PortugisPengaruh lain dari kebijakan kolonial Portugis yaitu :Rakyat menjadi miskin dan menderita.Tumbuh benih rasa benci terkadap kekejaman Portugis.Munculnya rasa persatuan dan kesatuan rakyat Maluku untuk menentang Portugis.Bahasa Portugis turut memperkaya perbendaharaan kata/ kosa kata dan nama keluarga seperti da Costa, Dias, de Fretes, Mendosa, Gonzalves, da Silva dan lain-lain.Seni musik keroncong yang terkenal di Indonesia sebagai peninggalan Portugis adalah keroncong Morisco.Banyak peninggalan arsitek bangunan yang bercorak Portugis dan sejata api/ meriam di daerah pendudukan.Nama Maluku adalah sebuah nama yang berasal dari istilah yang diberikan para pedagang Arab untuk daerah tersebut, Jazirat al Muluk, ‘negeri para raja’[