Raisya751
Kalo Muhammadiyah itu Ormas sedangkan Pemerintah itu yang memerintah
1 votes Thanks 1
ArifHasanMoh
1. Ormas Muhammadiyah dalam menentukan awal bulan baru menggunkan metode hisab. Metode hisab biasanya sudah bisa diramalkan jauh-jauh hari. Berbeda dengan NU / pemerintah, menggunakan metode rukyat, yang artinya hilal bulan baru jika berada di atas 2 derajad di atas ufuk. dan baru tidak bisa diramalkan jauh hari sebelumnya alias mesti dilihat atau dipraktekkan pada hari yang dianggap hilal akan muncul.
2. Muhammadiyah menggunakan metode hisab tidak lain tujuannya adalah agar kita selaku umat Islam tidak perlu direpotkan lagi dengan melihat hilal. Toh ilmu astronomi sekarang sudah sangat canggih, sehingga pergerakan benda angkasa ataupun misalnya gerhana bulan dan matahari sudah bisa diramalkan waktu dan tempatnya dengan tepat. Selain itu, mereka beranggapan seandainya seluruh dunia misalnya gelap ataupun tertutup awan, mustahil hilal dapat dilihat, terlebih daerah-daerah yang sarana komunikasinya belum terjangkau dengan baik. 3. Pemerintah, selama puluhan tahun berpegang pada metode rukyat. Bagaimanapun pemerintah, dalam hal ini Kementerian Keagamaan tentu memiliki alasan-alasan tertentu dalam memakai metode ini. Toh alat sudah semakin canggih( misalnya teleskop atau teropong), rasanya tidak repot-repot amat untuk melihat bulan baru. Media komunikasi massal dan global sudah banyak dimiliki masyarakat, seperti Handphone dan Televisi, sehingga berita dapat disosialisakan dengan cepat.
2. Muhammadiyah menggunakan metode hisab tidak lain tujuannya adalah agar kita selaku umat Islam tidak perlu direpotkan lagi dengan melihat hilal. Toh ilmu astronomi sekarang sudah sangat canggih, sehingga pergerakan benda angkasa ataupun misalnya gerhana bulan dan matahari sudah bisa diramalkan waktu dan tempatnya dengan tepat. Selain itu, mereka beranggapan seandainya seluruh dunia misalnya gelap ataupun tertutup awan, mustahil hilal dapat dilihat, terlebih daerah-daerah yang sarana komunikasinya belum terjangkau dengan baik.
3. Pemerintah, selama puluhan tahun berpegang pada metode rukyat. Bagaimanapun pemerintah, dalam hal ini Kementerian Keagamaan tentu memiliki alasan-alasan tertentu dalam memakai metode ini. Toh alat sudah semakin canggih( misalnya teleskop atau teropong), rasanya tidak repot-repot amat untuk melihat bulan baru. Media komunikasi massal dan global sudah banyak dimiliki masyarakat, seperti Handphone dan Televisi, sehingga berita dapat disosialisakan dengan cepat.