Apa asal-usul dibuatnya lagu "Burung Enggang" Kalimantan TImur?
dheaimyoonah
Karena Masyarakat Dayak sangat menjunjung tinggi keberadaan dan kehidupan Burung Enggang, oleh karena Burung Enggang dijadikan sebagai lambang kebesaran, perdamaian ,lagu dan persatuan; sehingga dalam kehidupan sehari-hari burung enggang senantiasa dipakai dalam bentuk patung, ukiran, lukisan, pakaian adat, rumah adat, balai desa, monumen, pintu-pintu gerbang, bahkan digunakan juga di kuburan-kuburan.
2 votes Thanks 4
dheaimyoonah
sambungan :
Ketua Adat sangat dihormati dan dijunjung tinggi. Ketua adat-lah yang berhak dan diberi kepercayaan penuh memegang hak kekayaan keturunan mereka sejak nenek moyang.
dheaimyoonah
sambungan lagi :
Banyak orang diluar suku Dayak Punan Segah yang merasa iri melihat kehidupan suku Punan Segah yang serba cukup dan selalu damai. Suku Dayak Punan Segah ini masih setengah gaib, mereka tinggal di ujung pohon Durian raksasa di tengah hutan belantara di hulu sungai Segah. Pohon durian yang mereka tinggali itu memiliki keganjilan dan keanehan.
dheaimyoonah
sambungan :
Pohon itu tidak bergerak atau bergoyang ketika datang angin kencang. Bila hujan datang, orang Punan Segah yang tinggal disana tidak pernah basah oleh hujan. Pohon itu seperti menjadi pelindung bagi mereka dari hujan, panas dan angin. Seluruh kehidupan Dayak Punan Segah itu tidak lepas dari kekayaan luar biasa yang mereka miliki.
dheaimyoonah
eh maaf ya itu salah semua yg komentarnya ... hehe aku nyari di google tp yang di komentar malah tntng suku dayak bkn lagunya maaf ya
delia09 Enggang (Allo, Ruai/Arue sebutan bagi orang dayak) adalah jenis burung yang ada di pulau Borneo. Burung enggang memiliki ukuran tubuh cukup besar, yaitu sekitar 100 cm. Ada sekitar 8 jenis burung enggang dengan warna tubuh perpaduan antara hitam dan putih, sedangkan warna paruhnya merupakan perpaduan warna kuning, jingga dan merah.asal usul Alkisah tersebutlah orang-orang suku Dayak Punan Segah yang pada zaman dahulu kala sangat dicintai para Dewa. Mereka tidak mengenal rumah, belum mengenal cara bercocok tanam dan tidak pernah berburu binatang, namun mereka hidup damai sejahtera, tidak pernah kekurangan suatu apapun. Hidup mereka terpenuhi dari segala keinginan. Apa saja yang mereka inginkan seperti makanan, buah-buahan, daging, sagu, burung dan madu akan tersedia hanya dengan mereka minta saja. Orang Punan tidak pernah bekerja berat, berpanas terik atau menyelam di sungai untuk mendapatkan ikan. Mereka ingin makan tinggal panggil saja. Orang Punan Segah selalu rukun, tidak pernah bertengkar, tidak pernah iri dengki, saling menyayangi satu sama lain baik tua maupun muda.
Enggang (Allo, Ruai/Arue sebutan bagi orang dayak) adalah jenis burung yang ada di pulau Borneo. Burung enggang memiliki ukuran tubuh cukup besar, yaitu sekitar 100 cm. Ada sekitar 8 jenis burung enggang dengan warna tubuh perpaduan antara hitam dan putih, sedangkan warna paruhnya merupakan perpaduan warna kuning, jingga dan merah.asal usul Alkisah tersebutlah orang-orang suku Dayak Punan Segah yang pada zaman dahulu kala sangat dicintai para Dewa. Mereka tidak mengenal rumah, belum mengenal cara bercocok tanam dan tidak pernah berburu binatang, namun mereka hidup damai sejahtera, tidak pernah kekurangan suatu apapun. Hidup mereka terpenuhi dari segala keinginan. Apa saja yang mereka inginkan seperti makanan, buah-buahan, daging, sagu, burung dan madu akan tersedia hanya dengan mereka minta saja. Orang Punan tidak pernah bekerja berat, berpanas terik atau menyelam di sungai untuk mendapatkan ikan. Mereka ingin makan tinggal panggil saja. Orang Punan Segah selalu rukun, tidak pernah bertengkar, tidak pernah iri dengki, saling menyayangi satu sama lain baik tua maupun muda.