Apa arti kata demak,dan siapa yang menguasai kerajaan demak
hilmanswArti kata Demak : Kata Demak itu adalah berasal dari kata Bahasa Arab, yaitu Dhima' yang artinya rawa. (sumber : Wikipedia)
Hal ini mengingat tanah di Demak adalah tanah bekas rawa alias tanah lumpur. Bahkan sampai sekarang jika musim hujan di daerah Demak sering digenangi air, dan pada musim kemarau tanahnya banyak yang retak, karena bekas rawa alias tanah lumpur. Karena tanah Demak adalah tanah labil, maka jalan raya yang dibangun gampang rusak, oleh karena itu jalan raya di Demak menggunakan beton.
Yang menguasai kerajaan Demak : 1. Raden Patah (1478 - 1518) 2. Pati Unus (1518 - 1521 M) 3. Sultan Trenggono (1521 - 1546)
3 votes Thanks 11
melbar
Asal nama Kerajaan Demak dari beberapa pendapat lain :
a. Menurut Solochin Salam, “Demak” berasal dari bahasa Arab “Dhima” berarti sesuatu yang mengandung air. Ini adalah kenyataan bahwa daerah Demak banyak mengandung air, semua itu karena banyaknya rawa dan tanah payau, sehingga di Demak banyak telaga tempat menampung air.
b. Menurut Hamka, “Demak” berasal dari bahasa Arab “Dama” yang berarti air mata. Betapa tidak dipungkiri betapa sulitnya dan susahnya mengembangkan dan menyiarkan ag
dindamaharani3 Asal Mula Nama Kerajaan Demak Asal nama Kerajaan Demak dari beberapa pendapat lain : a. Menurut Solochin Salam, “Demak” berasal dari bahasa Arab “Dhima” berarti sesuatu yang mengandung air. Ini adalah kenyataan bahwa daerah Demak banyak mengandung air, semua itu karena banyaknya rawa dan tanah payau, sehingga di Demak banyak telaga tempat menampung air. b. Menurut Hamka, “Demak” berasal dari bahasa Arab “Dama” yang berarti air mata. Betapa tidak dipungkiri betapa sulitnya dan susahnya mengembangkan dan menyiarkan agama Islam pada waktu itu, sebab agama terlebih dahulu sudah dihayati dan diamalkan oleh masyarakat Jawa yaitu Agama Hindhu, Budha, Animisme, dan Dinamisme. Sehingga juru dakwah banyak yang prihatin, tekun, dan selalu menangis kepada Allah,memohon petunjuk serta kekuatan dari-Nya. c. Berasal dari bahasa Jawa Kuno,memiliki dua arti yang berbeda satu sama lainnya. Pertama, “Demak ” bermakna “Tanah Hadiah” yang diberikan raja kepada pengikut setia atau sebagai tanah tunjangan dari Maharaja kepada Raja Muda di Kerajaan bawahan. Kedua, “Demak ” bermakna menyerang dengan tiba-tiba atau menerkam. d. Menurut Prof. Dr. Purbatjaraka, “Demak” berasal dari kata “Delemek” dari Bahasa Sansekerta yang artinya “Tanah yang Mengandung Air”. Dan kata beliau di seluruh Tanah Jawa hanya ada satu tempat yang namanya berasal dari Bahasa Arab, yaitu “Kudus (Al-Qudus). e. Menurut Slamet Mulyana, “Demak” diartikan anugerah atau ganjaran , yaitu anugerah dari Prabu Kertabhumi yang diberikan kepada Raden Fatah atas bumi bekas hutan Glagah Wangi. Dasar etimologisnya adalah “Kitab Kakawin Ramayana VI/198 atau Kawi Ordonden XXIII, yang berbunyi ”Wineh Demak Kapwa Yatha Kramannya”. f. Menurut H. Oemar Amir Hoesin menduga bahwa “Demak’ berasal dari nama sebuah kota di Mesir yaitu “Dimyat”. Pada zaman Kholifah Fatimiyah, guru-guru agama yang datang ke Indonesia banyak yang berasal dari tempat tersebut. g. Menurut KRT Honggo Maulana, “Demak” jelas berasal dari bahasa arab, karena sejak abad ke- 7 Agama Islam telah masuk ke wilayah Majapahit. Kadipaten Demak adalah satu-satunya wilayah Majapahit yang masyarakatnya mayoritas beragama Islam. h. Menurut cerita tutur, kata “Demak” berasal dari peristiwa Nyai Lembah yang berasal dari Rawa Pening, lesungnya terdampar di muara Sungai Tuntang. Untuk mencari penyebab terdamparnya lesung tersebut, Nyai “demak-demek“ (istilak bahasa Indonesia Meraba-raba) di dasar sungai. Dari kata demak-demek itulah muncul nama Demak. i. Tentang kata “Demak” yang lebih menarik adalah berdasarkan sumber prasasti yang berasal dari zaman Majapahit, pada masa pemerintahan Hayam Wuruk. Nama Demak telah disebut sebagai salah satu dari 33 pangkalan dari jaringan lalu lintas air pada masa itu.
Kata Demak itu adalah berasal dari kata Bahasa Arab, yaitu Dhima' yang artinya rawa. (sumber : Wikipedia)
Hal ini mengingat tanah di Demak adalah tanah bekas rawa alias tanah lumpur. Bahkan sampai sekarang jika musim hujan di daerah Demak sering digenangi air, dan pada musim kemarau tanahnya banyak yang retak, karena bekas rawa alias tanah lumpur. Karena tanah Demak adalah tanah labil, maka jalan raya yang dibangun gampang rusak, oleh karena itu jalan raya di Demak menggunakan beton.
Yang menguasai kerajaan Demak :
1. Raden Patah (1478 - 1518)
2. Pati Unus (1518 - 1521 M)
3. Sultan Trenggono (1521 - 1546)
a. Menurut Solochin Salam, “Demak” berasal dari bahasa Arab “Dhima” berarti sesuatu yang mengandung air. Ini adalah kenyataan bahwa daerah Demak banyak mengandung air, semua itu karena banyaknya rawa dan tanah payau, sehingga di Demak banyak telaga tempat menampung air.
b. Menurut Hamka, “Demak” berasal dari bahasa Arab “Dama” yang berarti air mata. Betapa tidak dipungkiri betapa sulitnya dan susahnya mengembangkan dan menyiarkan agama Islam pada waktu itu, sebab agama terlebih dahulu sudah dihayati dan diamalkan oleh masyarakat Jawa yaitu Agama Hindhu, Budha, Animisme, dan Dinamisme. Sehingga juru dakwah banyak yang prihatin, tekun, dan selalu menangis kepada Allah,memohon petunjuk serta kekuatan dari-Nya.
c. Berasal dari bahasa Jawa Kuno,memiliki dua arti yang berbeda satu sama lainnya. Pertama, “Demak ” bermakna “Tanah Hadiah” yang diberikan raja kepada pengikut setia atau sebagai tanah tunjangan dari Maharaja kepada Raja Muda di Kerajaan bawahan. Kedua, “Demak ” bermakna menyerang dengan tiba-tiba atau menerkam.
d. Menurut Prof. Dr. Purbatjaraka, “Demak” berasal dari kata “Delemek” dari Bahasa Sansekerta yang artinya “Tanah yang Mengandung Air”. Dan kata beliau di seluruh Tanah Jawa hanya ada satu tempat yang namanya berasal dari Bahasa Arab, yaitu “Kudus (Al-Qudus).
e. Menurut Slamet Mulyana, “Demak” diartikan anugerah atau ganjaran , yaitu anugerah dari Prabu Kertabhumi yang diberikan kepada Raden Fatah atas bumi bekas hutan Glagah Wangi. Dasar etimologisnya adalah “Kitab Kakawin Ramayana VI/198 atau Kawi Ordonden XXIII, yang berbunyi ”Wineh Demak Kapwa Yatha Kramannya”.
f. Menurut H. Oemar Amir Hoesin menduga bahwa “Demak’ berasal dari nama sebuah kota di Mesir yaitu “Dimyat”. Pada zaman Kholifah Fatimiyah, guru-guru agama yang datang ke Indonesia banyak yang berasal dari tempat tersebut.
g. Menurut KRT Honggo Maulana, “Demak” jelas berasal dari bahasa arab, karena sejak abad ke- 7 Agama Islam telah masuk ke wilayah Majapahit. Kadipaten Demak adalah satu-satunya wilayah Majapahit yang masyarakatnya mayoritas beragama Islam.
h. Menurut cerita tutur, kata “Demak” berasal dari peristiwa Nyai Lembah yang berasal dari Rawa Pening, lesungnya terdampar di muara Sungai Tuntang. Untuk mencari penyebab terdamparnya lesung tersebut, Nyai “demak-demek“ (istilak bahasa Indonesia Meraba-raba) di dasar sungai. Dari kata demak-demek itulah muncul nama Demak.
i. Tentang kata “Demak” yang lebih menarik adalah berdasarkan sumber prasasti yang berasal dari zaman Majapahit, pada masa pemerintahan Hayam Wuruk. Nama Demak telah disebut sebagai salah satu dari 33 pangkalan dari jaringan lalu lintas air pada masa itu.