yadi29
Akibatnya perekonomian negara anjlokk dan warga pribumi di lecehkan di anggap sebagai kuli di negara sendiri
0 votes Thanks 0
ahmadkurniawan1
Mengakibatkan 1. Rakyat makin miskin karena sebagian tanah dan tenaganya harus disumbangkan secara cuma-cuma kepada Belanda. 2. Sawah dan ladang menjadi terlantar karena kewajiban kerja paksa yang berkepanjangan mengakibatkan penghasilan menurun. 3. Beban rakyat makin berat karena harus menyerahkan sebagian tanah dan hasil panen, membayar pajak, mengikuti kerja rodi, serta menanggung risiko apabila panen gagal. 4. Akibat bermacam-macam beban, menimbulkan tekanan fisik dan mental yang berkepanjangan. 5. Bahaya kelaparan dan wabah penyakit timbul di mana-mana sehingga angka kematian meningkat drastis. Bahaya kelaparan yang menimbulkan korban jiwa terjadi di daerah Cirebon (1843), Demak (1849), dan Grobogan (1850). Kejadian itu telah mengakibatkan penurunan jumlah penduduk secara drastis. Di Demak jumlah penduduknya yang semula 336.000 jiwa turun sampai dengan 120.000 jiwa, di Grobogan dari 89.500 turun sampai dengan 9.000 jiwa. Demikian pula yang terjadi di daerah-daerah lain, penyakit busung lapar (hongerudeem) merajalela.
1. Rakyat makin miskin karena sebagian tanah dan
tenaganya harus disumbangkan secara cuma-cuma
kepada Belanda.
2. Sawah dan ladang menjadi terlantar karena
kewajiban kerja paksa yang berkepanjangan
mengakibatkan penghasilan menurun.
3. Beban rakyat makin berat karena harus
menyerahkan sebagian tanah dan hasil panen,
membayar pajak, mengikuti kerja rodi, serta
menanggung risiko apabila panen gagal.
4. Akibat bermacam-macam beban, menimbulkan
tekanan fisik dan mental yang berkepanjangan.
5. Bahaya kelaparan dan wabah penyakit timbul di
mana-mana sehingga angka kematian meningkat
drastis. Bahaya kelaparan yang menimbulkan korban
jiwa terjadi di daerah Cirebon (1843), Demak (1849),
dan Grobogan (1850). Kejadian itu telah
mengakibatkan penurunan jumlah penduduk secara
drastis. Di Demak jumlah penduduknya yang semula
336.000 jiwa turun sampai dengan 120.000 jiwa, di
Grobogan dari 89.500 turun sampai dengan 9.000
jiwa. Demikian pula yang terjadi di daerah-daerah
lain, penyakit busung lapar (hongerudeem)
merajalela.