windasetyawati
Ambil yang pentingnya saja!!!....... :-) mudharat, sesuatu yang tidak memberi manfaat, bukan netral juga, dan cenderung menyebabkan keburukan.
Banyak hal di sekitar kita yang mempunyai sisi ambigu seperti ini, ibarat dua mata pedang, nyabetnya kanan kiri. Bukannya kerjaan jadi cepat selesai, malah berantakan karena sudah tidak fokus lagi.
Misal nih, dulu saya rajin mengikuti gosip artis di televisi. Iseng, karena nonton apalagi yang ringan dan selalu ada setiap hari. Awalnya sih senang-senang saja, lihat yang cantik dan ganteng bertaburan di layar kaca. Lama-lama, lah kok ngerebut suami orang? Lah, ganteng-ganteng kok mukulan? Manfaat apa yang saya dapat dari sana? Kok malahan tambah cemas, SMS si abang khawatir ada yang cantik-cantik menggodanya seperti di berita. Ngga ada manfaat, malah dapat galaunya saja.
Kemudian, belum kapok nih ceritanya, saya beralih ke forum gosip. Tujuannya, supaya saya bisa update berita terbaru (kebanyakan ‘asap’ berita di media massa, muncul dari ‘api’ yang disebarkan oleh ‘orang terdekat’ di media sosial) dan menyaring mau mengikuti berita artis siapa. Awalnya lucu saja, banyak bopengnya. Tapi lama-lama, kok jadi ajang berantem antar fans, menjelek-jelekkan dengan bahasa purba, dan kesannya kok ngurusin hidup orang lain. Padahal kenal aja kaga’. Akhirnya, daripada mengotori jiwa, sayapun meninggalkannya.
Kalau Facebook bagaimana? Sama saja, ada dua sisi mata uang. Mata yang pertama, kita terhubung lagi dengan teman lama, nambah teman, bisa jualan, malah ada yang dapat pasangan dari sana. Ikut komunitas dengan hobi yang sama, terhubung dengan penulis idola, hahahihi saling bercanda, itu manfaatnya. Namuuun, ada sisi lain juga. Jadi ajang bergosip ngomongin orang, nyindir, selingkuh, akan selingkuh, dan sebagainya. Berubah jadi mudharat lagi, padahal kalau mau dijadikan manfaat juga bisa loh.
Mengubah mudharat menjadi manfaat tidak mudah memang, gampangan mengubah manfaat jadi mudharat. Katanya ‘berteman sama rampok gampang banget jadi rampok, tapi berteman sama malaikat, susaaaah bener jadi malaikat’. Namun dengan niatan kuat, mestinya bisa. Seandaiya tidak bisa, mungkin kita harus berani melepas hal mudharat tersebut.
mudharat, sesuatu yang tidak memberi manfaat, bukan netral juga, dan cenderung menyebabkan keburukan.
Banyak hal di sekitar kita yang mempunyai sisi ambigu seperti ini, ibarat dua mata pedang, nyabetnya kanan kiri. Bukannya kerjaan jadi cepat selesai, malah berantakan karena sudah tidak fokus lagi.
Misal nih, dulu saya rajin mengikuti gosip artis di televisi. Iseng, karena nonton apalagi yang ringan dan selalu ada setiap hari. Awalnya sih senang-senang saja, lihat yang cantik dan ganteng bertaburan di layar kaca. Lama-lama, lah kok ngerebut suami orang? Lah, ganteng-ganteng kok mukulan? Manfaat apa yang saya dapat dari sana? Kok malahan tambah cemas, SMS si abang khawatir ada yang cantik-cantik menggodanya seperti di berita. Ngga ada manfaat, malah dapat galaunya saja.
Kemudian, belum kapok nih ceritanya, saya beralih ke forum gosip. Tujuannya, supaya saya bisa update berita terbaru (kebanyakan ‘asap’ berita di media massa, muncul dari ‘api’ yang disebarkan oleh ‘orang terdekat’ di media sosial) dan menyaring mau mengikuti berita artis siapa. Awalnya lucu saja, banyak bopengnya. Tapi lama-lama, kok jadi ajang berantem antar fans, menjelek-jelekkan dengan bahasa purba, dan kesannya kok ngurusin hidup orang lain. Padahal kenal aja kaga’. Akhirnya, daripada mengotori jiwa, sayapun meninggalkannya.
Kalau Facebook bagaimana? Sama saja, ada dua sisi mata uang. Mata yang pertama, kita terhubung lagi dengan teman lama, nambah teman, bisa jualan, malah ada yang dapat pasangan dari sana. Ikut komunitas dengan hobi yang sama, terhubung dengan penulis idola, hahahihi saling bercanda, itu manfaatnya. Namuuun, ada sisi lain juga. Jadi ajang bergosip ngomongin orang, nyindir, selingkuh, akan selingkuh, dan sebagainya. Berubah jadi mudharat lagi, padahal kalau mau dijadikan manfaat juga bisa loh.
Mengubah mudharat menjadi manfaat tidak mudah memang, gampangan mengubah manfaat jadi mudharat. Katanya ‘berteman sama rampok gampang banget jadi rampok, tapi berteman sama malaikat, susaaaah bener jadi malaikat’. Namun dengan niatan kuat, mestinya bisa. Seandaiya tidak bisa, mungkin kita harus berani melepas hal mudharat tersebut.