Sa1sab1laKeunggulan NTT di sektor peternakan terletak pada populasi ternak besar seperti sapi, kerbau dan kuda. Namun, seiring dengan perjalanan waktu, sebuah episode yang mencatat NTT sebagai salah satu gudang ternak nasional, perlahan memudar. karena persoalan ekonomi yang melilit keluarga peternak. Ternak sapi, kerbau dan kuda yang masih berusia produktif terpaksa dijual hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Peternakan sapi sebagai salah potensi unggulan di daerah ini, sempat menarik minat investor nasional dan asing untuk membuka usaha peternakan (ranch) di wilayah Asasu, Kabupaten Timor Tengah Utara dan di Besipae, Kabupaten Timor Tengah Selatan, namun akhirnya hanya tinggal kenangan. PT Timor Livestock Company (Timlico) mengembangkan usaha peternakan sapi potong di kawasan Asasu dengan didukung padang penggembalaan seluas sekitar 90.000 hektare bagi sekitar 10.000 ekor sapi antara tahun 1971-1980. Sedang, di Besipae antara tahun 1982-2989 didukung 4.000 hektare padang penggembalaan. Usaha peternakan sapi Timlico di kawasan Asasu itu, sempat berkembang sangat pesat hingga menghasilkan sapi dengan berat badan hidup di atas 350 kilogram setelah dipelihara 2-2,5 tahun. Sapi itu kemudian diantarpulaukan ke Jawa dan beberapa daerah lainnya di Indonesia, selain untuk tujuan ekspor ke Hongkong dan Singapura. Timlico mengawali usahanya dengan membeli puluhan sapi betina jenis sapi bali yang dikawinkan dengan sejumlah pejantan jenis sapi brahman dari Australia. Pada 1975, didatangkan lagi sekitar 350 sapi brahman dari Australia untuk dikembangkan di ranch Asasu. Pada saat yang sama, Timlico membeli sekitar 10.000 sapi bali milik warga sekitar untuk pengembangan usaha di ranch Asasu.
devicasepti234Keunggulan NTT di sektor peternakan terletak pada populasi ternak besar seperti sapi, kerbau dan kuda. Namun, seiring dengan perjalanan waktu, sebuah episode yang mencatat NTT sebagai salah satu gudang ternak nasional, perlahan memudar. karena persoalan ekonomi yang melilit keluarga peternak. Ternak sapi, kerbau dan kuda yang masih berusia produktif terpaksa dijual hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Peternakan sapi sebagai salah potensi unggulan di daerah ini, sempat menarik minat investor nasional dan asing untuk membuka usaha peternakan (ranch) di wilayah Asasu, Kabupaten Timor Tengah Utara dan di Besipae, Kabupaten Timor Tengah Selatan, namun akhirnya hanya tinggal kenangan.
karena persoalan ekonomi yang melilit keluarga peternak. Ternak sapi, kerbau dan kuda yang masih berusia produktif terpaksa dijual hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Peternakan sapi sebagai salah potensi unggulan di daerah ini, sempat menarik minat investor nasional dan asing untuk membuka usaha peternakan (ranch) di wilayah Asasu, Kabupaten Timor Tengah Utara dan di Besipae, Kabupaten Timor Tengah Selatan, namun akhirnya hanya tinggal kenangan. PT Timor Livestock Company (Timlico) mengembangkan usaha peternakan sapi potong di kawasan Asasu dengan didukung padang penggembalaan seluas sekitar 90.000 hektare bagi sekitar 10.000 ekor sapi antara tahun 1971-1980. Sedang, di Besipae antara tahun 1982-2989 didukung 4.000 hektare padang penggembalaan. Usaha peternakan sapi Timlico di kawasan Asasu itu, sempat berkembang sangat pesat hingga menghasilkan sapi dengan berat badan hidup di atas 350 kilogram setelah dipelihara 2-2,5 tahun. Sapi itu kemudian diantarpulaukan ke Jawa dan beberapa daerah lainnya di Indonesia, selain untuk tujuan ekspor ke Hongkong dan Singapura. Timlico mengawali usahanya dengan membeli puluhan sapi betina jenis sapi bali yang dikawinkan dengan sejumlah pejantan jenis sapi brahman dari Australia. Pada 1975, didatangkan lagi sekitar 350 sapi brahman dari Australia untuk dikembangkan di ranch Asasu. Pada saat yang sama, Timlico membeli sekitar 10.000 sapi bali milik warga sekitar untuk pengembangan usaha di ranch Asasu.
karena persoalan ekonomi yang melilit keluarga peternak. Ternak sapi, kerbau dan kuda yang masih berusia produktif terpaksa dijual hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Peternakan sapi sebagai salah potensi unggulan di daerah ini, sempat menarik minat investor nasional dan asing untuk membuka usaha peternakan (ranch) di wilayah Asasu, Kabupaten Timor Tengah Utara dan di Besipae, Kabupaten Timor Tengah Selatan, namun akhirnya hanya tinggal kenangan.