January 2019 1 5 Report
“Aku ingin bunga, Ayah.”
Sejak tiga hari yang lalu, Farah menyampaikan keinginan tersebut setiap kali ayahnya mau berangkat bekerja. Namun Fadil belum juga memenuhinya. Hari ini, Fadil bertekad untuk memenuhi keinginan putri semata wayangnya itu.
Fadil berlari mengejar matahari yang hampir terbenam. Diabaikannya aroma yang menusuk hidung dari tumpukan sampah yang dinjaknya. Dirinya ingin segera memberikan sekuntum bunga kertas kepada Farah yang menunggunya di rumah.
“Bunga apa ini, Yah?” Tanya Farah ketika bunga kertas itu sudah berada di tangannya.
“Itu bunga kertas. Bentuknya seperti bunga tulip. Bunga khas Belanda.” Jawab Fadil.
“Belanda itu di mana, Yah?”
“Jauh. Kalau mau ke sana harus naik pesawat.”
“Aku bisa ke Belanda nggak, Yah?”
“Untuk apa ke Belanda?”
“Untuk melihat bunga tulip yang asli. Pasti lebih indah dari ini.”
Dada Fadil bergemuruh mendengar jawaban Farah.
“Tentu bisa. Insya Allah!” Jawab Fadil sambil menahan air matanya sekuat tenaga agar tak mengalir.
*****
“Farah, maafkan ayah. Ayah tidak bisa memberikan sekuntum bunga mawar yang indah untuk memenuhi keinginanmu. Harga sekuntum mawar masih terlalu mahal dibandingkan isi kantong ayah yang bekerja sebagai pemulung ini. Ayah berharap, bunga tulip kertas ini bisa menjadi penghibur dan penyemangat dirimu untuk meraih cita-citamu.”
Farah melipat kembali surat yang baru saja dibacanya itu mengikuti garis lipatan yang membekas di atasnya hingga membentuk sekuntum bunga kertas. Bunga Tulip. Kedua matanya basah, lalu mengalirlah sungai kecil dari kedua sudut matanya.
“Terima kasih, Ayah.” Ucapnya lirih sebelum memasukkan bunga kertas tersebut ke dalam tasnya lalu bangkit meninggalkan tempat duduknya di sebuah taman yang dipenuhi dengan Bunga Tulip aneka warna. a. catatlah ide-ide popok cerita sesuia alur
More Questions From This User See All

Life Enjoy

" Life is not a problem to be solved but a reality to be experienced! "

Get in touch

Social

© Copyright 2013 - 2024 KUDO.TIPS - All rights reserved.