Aktivitas Mandiri Kerjakan kegiatan berikut secara mandiri! 1. Bacalah teks anekdot berikut! 100 Suatu hari, seorang sopir taksi di Jakarta sedang mengantar seorang penumpang yang baru turun dari pesawat. Penumpang itu mengeluhkan kepadanya tentang kemacetan lalu lintas yang sangat parah di kota Jakarta. Sopir taksi itu mengangguk setuju dan berkata, "Betul sekali, Pak. Kemacetan di Jakarta sangat parah. Tapi, saya punya solusi untuk mengatasinya. "Penumpang itu tertarik dan bertanya, "Apa solusinya, Mas?" Sopir taksi itu dengan percaya diri menjawab, "Sangat mudah, Pak. Kita tinggal memindahkan ibu kota ke Pulau Kalimantan yang lebih luas!" Penumpang pun tertawa kecut mendengar jawaban si sopir. Tentukan tema, masalah yang dihadapi, unsur humor, dan pesan yang ingin disampaikan dalam anekdot tersebut! Adakah kritik dalam anekdot tersebut? Jelaskan! 2. 3. 4. Tentukan struktur teks anekdot tersebut! 5. Kumpulkan kepada guru untuk dinilai!
Masalah yang dihadapi: Parahnya kemacetan lalu lintas di kota Jakarta.
Unsur humor: Solusi sopir taksi yang mengusulkan memindahkan ibu kota ke Pulau Kalimantan.
Pesan yang ingin disampaikan: Mengkritik betapa parahnya masalah kemacetan di Jakarta dengan memberikan solusi yang tidak realistis.
Kritik dalam anekdot: Anekdot ini secara tersirat mengkritik kurangnya solusi nyata dari pemerintah atau instansi terkait untuk mengatasi kemacetan lalu lintas di Jakarta.
Struktur teks anekdot tersebut:
Pendahuluan: Suatu hari, sopir taksi mengantar seorang penumpang baru turun dari pesawat.
Konflik: Penumpang mengeluhkan kemacetan lalu lintas yang sangat parah di Jakarta.
Klimaks: Sopir taksi memberikan solusi mengenai memindahkan ibu kota ke Pulau Kalimantan.
Penyelesaian: Penumpang tertawa kecut mendengar jawaban sopir taksi yang tidak realistis.
Jawaban:
Tema: Kemacetan lalu lintas di Jakarta.
Masalah yang dihadapi: Parahnya kemacetan lalu lintas di kota Jakarta.
Unsur humor: Solusi sopir taksi yang mengusulkan memindahkan ibu kota ke Pulau Kalimantan.
Pesan yang ingin disampaikan: Mengkritik betapa parahnya masalah kemacetan di Jakarta dengan memberikan solusi yang tidak realistis.
Kritik dalam anekdot: Anekdot ini secara tersirat mengkritik kurangnya solusi nyata dari pemerintah atau instansi terkait untuk mengatasi kemacetan lalu lintas di Jakarta.
Struktur teks anekdot tersebut:
Pendahuluan: Suatu hari, sopir taksi mengantar seorang penumpang baru turun dari pesawat.
Konflik: Penumpang mengeluhkan kemacetan lalu lintas yang sangat parah di Jakarta.
Klimaks: Sopir taksi memberikan solusi mengenai memindahkan ibu kota ke Pulau Kalimantan.
Penyelesaian: Penumpang tertawa kecut mendengar jawaban sopir taksi yang tidak realistis.