DewiePerang Banjar terjadi di Kalimantan Selatan. Sebab-sebab terjadinya Perang Banjar adalah: a. Belanda ingin menguasai daerah Banjar yang banyak menghasilkan intan, emas, lada, dan batu bara b. Belanda berusaha memaksakan monopoli perdagangan di Banjar c. Belanda ikut campur tangan dalam urusan intern Kerajaan Banjar. d. Setelah Pangeran Tamjidillah turun tahta, Belanda mengumumkan penghapusan KerajaanBanjar.Proses perlawanan Setelah Tamjidillah naik tahta, timbul pemberontakan yang dipimpin oleh Prabu Anom. Pangeran Hikayat berada di balik pemberontakan ini. Meskipun Prabu Anom tertangkap, namun perlawanan terus berkobar. Sejak tahun 1859, Pangeran Antasari tampil sebagai pemimpin perlawanan. Bersama rakyat, ia menyerang pos Belanda di Martapura. Pangeran Antasari mendapat dukungan dari tokoh-tokoh seperti Kyai Demang Leman, Haji Nasrun, Haji Buyasin, dan Kyai Langlang. Dalam sebuah pertempuran, rakyat berhasil menenggelamkan kapal Onrust milik Belanda di Sungai Barito. Akibatnya pada tahun 1860 Belanda menghapuskan Kerajaan Banjar. Akhir perlawanan Kekuatan rakyat Banjar semakin melemah sejak wafatnya Pangeran Antasari (1862), serta tertangkapnya beberapa tokoh pimpinan. Kemudian perlawanan dilanjutkan oleh Gusti Matsaid, Notowijoyo, Suropati, Rosyid, Gusti Acil, dan Gusti Arsat sampai dengan tahun 1836.
76 votes Thanks 186
tifianti
Setelah pangeran Hidayatullah tertangkap dan Pangeran Antasari wafat, perjuangan tetap berlanjut yang dipimpin oleh Gusti Mat Seman, Gusti Acil, Gusti Muhammad Rasyad, dan Antung Durrahman. Rakyat masih bergerilya dengan se-sekali melakukan serangan kepada Belanda sampai awal abad ke-20
a. Belanda ingin menguasai daerah Banjar yang banyak menghasilkan intan, emas, lada, dan batu bara
b. Belanda berusaha memaksakan monopoli perdagangan di Banjar
c. Belanda ikut campur tangan dalam urusan intern Kerajaan Banjar.
d. Setelah Pangeran Tamjidillah turun tahta, Belanda mengumumkan penghapusan KerajaanBanjar.Proses perlawanan
Setelah Tamjidillah naik tahta, timbul pemberontakan yang dipimpin oleh Prabu Anom. Pangeran Hikayat berada di balik pemberontakan ini. Meskipun Prabu Anom tertangkap, namun perlawanan terus berkobar. Sejak tahun 1859, Pangeran Antasari tampil sebagai pemimpin perlawanan. Bersama rakyat, ia menyerang pos Belanda di Martapura.
Pangeran Antasari mendapat dukungan dari tokoh-tokoh seperti Kyai Demang Leman, Haji Nasrun, Haji Buyasin, dan Kyai Langlang. Dalam sebuah pertempuran, rakyat berhasil menenggelamkan kapal Onrust milik Belanda di Sungai Barito. Akibatnya pada tahun 1860 Belanda menghapuskan Kerajaan Banjar.
Akhir perlawanan
Kekuatan rakyat Banjar semakin melemah sejak wafatnya Pangeran Antasari (1862), serta tertangkapnya beberapa tokoh pimpinan. Kemudian perlawanan dilanjutkan oleh Gusti Matsaid, Notowijoyo, Suropati, Rosyid, Gusti Acil, dan Gusti Arsat sampai dengan tahun 1836.