Dalam bahasa Arab, tabayyun artinya mencari kejelasan hingga terang dan benar.
Sementara itu, secara istilah pengertian tabayyun adalah menyeleksi informasi atau berita dengan melakukan check dan recheck, memverifikasi, dan mencari kebenaran dari informasi tersebut.
Perintah tabayun ini tertuang dalam Alquran surah Al-Hujurat ayat 6, sebagaimana disebutkan di atas:
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepada kamu seorang fasik membawa suatu berita, maka bersungguh-sungguhlah mencari kejelasan agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa pengetahuan yang menyebabkan kamu atas perbuatan kamu menjadi orang-orang yang menyesal," (QS. Al-Hujurat[49]: 6).
Dari ayat di atas, tabayun dapat dilakukan dalam dua hal. Pertama, tabayun dilakukan pada pembawa berita. Perlu dicari informasinya apakah pembawa berita itu bisa dipercaya atau tidak.
Kedua, tabayun pada isi berita, apakah isi berita atau informasinya benar atau tidak.
Seorang muslim yang mengamalkan laku tabayun tidak akan tergesa-gesa menyebarkan informasi yang belum bisa ia pastikan kebenarannya. Ia akan mencari tahu dari berbagai sumber mengenai informasi tersebut.
Jika tidak, ia akan berdiam diri dan tidak terjerumus pada lingkaran informasi yang diragukan kebenarannya, sebagaimana tergambar dalam hadis yang diriwayatkan Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW bersabda:
"Barang siapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam," (H.R. Bukhari dan Muslim).
Penjelasan:
Dalam bahasa Arab, tabayyun artinya mencari kejelasan hingga terang dan benar.
Sementara itu, secara istilah pengertian tabayyun adalah menyeleksi informasi atau berita dengan melakukan check dan recheck, memverifikasi, dan mencari kebenaran dari informasi tersebut.
Perintah tabayun ini tertuang dalam Alquran surah Al-Hujurat ayat 6, sebagaimana disebutkan di atas:
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepada kamu seorang fasik membawa suatu berita, maka bersungguh-sungguhlah mencari kejelasan agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa pengetahuan yang menyebabkan kamu atas perbuatan kamu menjadi orang-orang yang menyesal," (QS. Al-Hujurat[49]: 6).
Dari ayat di atas, tabayun dapat dilakukan dalam dua hal. Pertama, tabayun dilakukan pada pembawa berita. Perlu dicari informasinya apakah pembawa berita itu bisa dipercaya atau tidak.
Kedua, tabayun pada isi berita, apakah isi berita atau informasinya benar atau tidak.
Seorang muslim yang mengamalkan laku tabayun tidak akan tergesa-gesa menyebarkan informasi yang belum bisa ia pastikan kebenarannya. Ia akan mencari tahu dari berbagai sumber mengenai informasi tersebut.
Jika tidak, ia akan berdiam diri dan tidak terjerumus pada lingkaran informasi yang diragukan kebenarannya, sebagaimana tergambar dalam hadis yang diriwayatkan Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW bersabda:
"Barang siapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam," (H.R. Bukhari dan Muslim).