hidup cuma sekali kenapa kanvas sucinya harus di warnai hanya dengan tinta hitam jiwa disuramkan oleh sebutir debu dan kita memandangnya menangisinya dan membunuh keberanian untuk hidup dan menantang kehidupan
hidup cuma sekali kenapa kita harus mengisinya dengan pengahmbaan terhadap sebuah pembangkangan lalu ia memalingkan wajah kita dari sinar matahari kearah kekelapan malam yang menakutkan
Miras , narkoba dan perburuan pada kepuasan lalu jiwa terjatuh pada reruntuhan tulang belulang jadilah roh kita melayang-layang mencari lentera atau pijar dikegelapan
hidup cuma sekali maka ia harus tumbuh bersama bunga-bunga di musim semi mewangikan zaman bergerak dinamis dalam perubahan
hidup cuma sekali
kenapa kanvas sucinya
harus di warnai hanya dengan tinta hitam
jiwa disuramkan oleh sebutir debu
dan kita memandangnya
menangisinya
dan membunuh keberanian untuk hidup dan menantang kehidupan
hidup cuma sekali
kenapa kita harus mengisinya dengan pengahmbaan terhadap sebuah
pembangkangan
lalu ia memalingkan wajah kita dari sinar matahari
kearah kekelapan malam
yang menakutkan
Miras , narkoba dan perburuan pada kepuasan
lalu jiwa terjatuh pada reruntuhan tulang belulang
jadilah roh kita melayang-layang
mencari lentera atau pijar dikegelapan
hidup cuma sekali
maka ia harus tumbuh bersama bunga-bunga di musim semi
mewangikan zaman
bergerak dinamis dalam perubahan