Ada yang bisa bikinin saya cerpen ? Tentang apa aja.. pliss
WihdaNadiya
Dina Bergegas menyetater motor kesayanganya untuk segera melaju ke rumah Reno, sahabat dekatnya sedari duduk di bangku SD. Ia Berencana melakukan belajar Fisika bareng di rumah Reno. Belajar bersama dengan Reno merupakan kebiasaan Dina Sejak duduk di bangku SMP dan kebiasaan itu awet hingga mereka kelas XII. Memang Reno termasuk anak yang cukup cerdas dalam bidang fisika di kelasnya. Pada saat belajar bersama itu mereka juga ngobrol banyak hal tentang hal yang lagi ngetrend di kalangan anak muda, berita berita tentang ranah politik, sampai ngegosip tentang temen temen satu sekolahan, tak luput dari perbincangan mereka. Tapi sayangnya mereka berdua tak pernah membicarakan tentang yang namanya cinta. Bagi Dina dan Reno Cinta bisa dicari sesudah kita mencapai kesuksesan, cinta menurut mereka berdua juga termasuk hal yang dapat mengganggu pendidikan mereka nantinya. Mereka berdua juga sedang bersiap siap menghadapi ujian nasional yang sudah di depan mata. “Din, kamu pernah ngerasain cinta?” tanya Reno di sela sela waktu belajar bareng mereka “Emmm.. Belum tuh..” kata Dina santai. Dalam hati Dina heran mengapa reno bertanya seperti itu, padahal selama mereka bersahabat Reno tak pernah bertanya apapun yang berhubungan dengan cinta. “Jadi, kamu belum pernah ngerasain gimana rasanya cinta pada pamdangan pertama dong?” “Hahahaha kenapa sih kamu Ren? jatuh cinta yah?” “kamu gimana sih Din, Ditanya malah balik nanya, pake ketawa lagi” “Udah deh sekarang bukan waktunya mikirin cinta, cinta dan cinta, belajar aja dulu buat ngadepin UN” Reno hanya menanggapi ucapan Dina dengan senyum simpulnya Sejak Dari SMP Reno udah ada rasa kepada Dina, yang sejak SD sudah jadi sohib sejatinya, tapi ia tak pernah mengutarakanya kepada dina, ia takut jika ia mengatakan yang sebenarnya itu bisa merusak persahabatanya yang dibangun sejak mereka masih ingusan. Reno juga tau bahwa prioritas utama Dina adalah menjadi orang sukses di kemudian hari. Dina juga tak pernah kepikiran mau pacaran, menurutnya itu hanya dapat menghambat sekolahnya. Maka dari itu sampai sekarangpun Reno tak berani mengutarakan rasa cintanya kepada Dina da hanya mencintai Dina sebatas dalam diam. “Din, kenapa akhir akhir ini kamu sering muncul di pikiranku, bahkan mimpiku?” kata reno bicara sendiri “Kenapa rasa ini terus saja bertambah, padahal aku berusaha tidak menghiraukan rasa ini, dan lebih mementingkan pelajaranku dibanding rasa cinta ini padamu? tapi, kenapa semakin aku berusaha menghilangkan rasa sayang ini, bayanganmu semakin kuat di benakku? apa kamu merasakan hal yang saat ini ku rasakan? aku takut rasa cinta ini nantinya membuat persahabatan kita hancur” Malam itu ia tak bisa tidur, Reno terus terbayang oleh wajah cantik Dina. Ujian Yang ditunggu tunggu pun tiba, 3 minggu sebelum ujian berlangsung, mereka sering belajar bersama, tak jarang mereka juga saling memotivasi satu sama lain. Seiring seringnya ia Reno bertemu, tak tau kenapa cinta itu juga semakin kuat, tak bisa ia hilangakan, tapi Reno tetap menomor dua kan perasaanya itu. Ia juga yakin pasti ada waktu yang pas untuk mengutarakan perihal perasaannya terhadap Dina. Toh kalau jodoh nggak akan kemana mana kan? “Makasih reno, atas ilmu yang kamu ajarkan sama aku, juga motivasi motivasimu” Kata Dina girang “hahahaha iya iya sama sama, terimakasih juga udah ngajarin aku. syukur alhamdulillah ya din, kita lulus ama nilai yang memuaskan” Kata Reno tak kalah Girang “iya iya.. duuuh.. emang kamu sahabat terbaikku” kata dina, seraya mendaratkan pelukan manis di tubuh Reno Sontak Reno terkaget kaget dengan apa yang Dina lakukan. “Aku sayang kamu lebih dari sahabat din, aku cinta padamu, apa kamu tak merasakan itu semua?” dalam hati Reno Berkata. Tiba tiba Hp Reno berbunyi, ternyata Dina yang menelponya. Ia mengajak Reno ke perpustakaan kota untuk mencari sebuah buku, Reno pun meng iyakan ajakan Dina. Di tengah diskusi mereka tentang suatu hal yang dimuat dalam buku yang diambil Dina, Reno tak henti hentinya memandang muka Dina yang kelihatan manis itu. “Dina, aku mau ngomong sama kamu” kata Reno “iya, ngomong aja, emang mau ngomong apaan?” sahut Dina Santai “Aku sayang kamu dari SMP, tapi maaf aku baru bilang sekarang. Mau nggak kamu jadi pacar aku?” kata kata itu pun keluar dari mulut Reno. “Jangan bercanda ah..” Dina membalas “Enggak aku nggak bercanda, ini serius. Gimana kamu mau?” Suasana pun mendadak hening “Sebenernya aku juga sayang sama kamu dari dulu, dan iya.. aku mau jadi pacar kamu”. Jawab Dina malu malu “Tapi.. maaf sebelumnya aku nggak ngasih tau tentang hal ini. aku 5 hari lagi mau berangkat ke Australia. Aku keterima kuliah disana” Lanjut Dina Wajah Reno mendadak kaget “Syukur dong kalo gitu, itu kan salah satu impian kamu. Kalau Urusan hubungan kita, jangan khawatir aku selalu jaga sayang ini, dan akan selalu nunggu kamu sampai kamu pulang nanti” “Terimakasih ya pengertianya no, aku juga akan jaga sayang aku ke kamu, walaupun dalam kejauhan”TAMAT
“Emmm.. Belum tuh..” kata Dina santai. Dalam hati Dina heran mengapa reno bertanya seperti itu, padahal selama mereka bersahabat Reno tak pernah bertanya apapun yang berhubungan dengan cinta. “Jadi, kamu belum pernah ngerasain gimana rasanya cinta pada pamdangan pertama dong?”
“Hahahaha kenapa sih kamu Ren? jatuh cinta yah?”
“kamu gimana sih Din, Ditanya malah balik nanya, pake ketawa lagi”
“Udah deh sekarang bukan waktunya mikirin cinta, cinta dan cinta, belajar aja dulu buat ngadepin UN”
Reno hanya menanggapi ucapan Dina dengan senyum simpulnya Sejak Dari SMP Reno udah ada rasa kepada Dina, yang sejak SD sudah jadi sohib sejatinya, tapi ia tak pernah mengutarakanya kepada dina, ia takut jika ia mengatakan yang sebenarnya itu bisa merusak persahabatanya yang dibangun sejak mereka masih ingusan. Reno juga tau bahwa prioritas utama Dina adalah menjadi orang sukses di kemudian hari. Dina juga tak pernah kepikiran mau pacaran, menurutnya itu hanya dapat menghambat sekolahnya. Maka dari itu sampai sekarangpun Reno tak berani mengutarakan rasa cintanya kepada Dina da hanya mencintai Dina sebatas dalam diam. “Din, kenapa akhir akhir ini kamu sering muncul di pikiranku, bahkan mimpiku?” kata reno bicara sendiri “Kenapa rasa ini terus saja bertambah, padahal aku berusaha tidak menghiraukan rasa ini, dan lebih mementingkan pelajaranku dibanding rasa cinta ini padamu? tapi, kenapa semakin aku berusaha menghilangkan rasa sayang ini, bayanganmu semakin kuat di benakku? apa kamu merasakan hal yang saat ini ku rasakan? aku takut rasa cinta ini nantinya membuat persahabatan kita hancur” Malam itu ia tak bisa tidur, Reno terus terbayang oleh wajah cantik Dina. Ujian Yang ditunggu tunggu pun tiba, 3 minggu sebelum ujian berlangsung, mereka sering belajar bersama, tak jarang mereka juga saling memotivasi satu sama lain. Seiring seringnya ia Reno bertemu, tak tau kenapa cinta itu juga semakin kuat, tak bisa ia hilangakan, tapi Reno tetap menomor dua kan perasaanya itu. Ia juga yakin pasti ada waktu yang pas untuk mengutarakan perihal perasaannya terhadap Dina. Toh kalau jodoh nggak akan kemana mana kan? “Makasih reno, atas ilmu yang kamu ajarkan sama aku, juga motivasi motivasimu” Kata Dina girang
“hahahaha iya iya sama sama, terimakasih juga udah ngajarin aku. syukur alhamdulillah ya din, kita lulus ama nilai yang memuaskan” Kata Reno tak kalah Girang
“iya iya.. duuuh.. emang kamu sahabat terbaikku” kata dina, seraya mendaratkan pelukan manis di tubuh Reno
Sontak Reno terkaget kaget dengan apa yang Dina lakukan. “Aku sayang kamu lebih dari sahabat din, aku cinta padamu, apa kamu tak merasakan itu semua?” dalam hati Reno Berkata. Tiba tiba Hp Reno berbunyi, ternyata Dina yang menelponya. Ia mengajak Reno ke perpustakaan kota untuk mencari sebuah buku, Reno pun meng iyakan ajakan Dina. Di tengah diskusi mereka tentang suatu hal yang dimuat dalam buku yang diambil Dina, Reno tak henti hentinya memandang muka Dina yang kelihatan manis itu. “Dina, aku mau ngomong sama kamu” kata Reno
“iya, ngomong aja, emang mau ngomong apaan?” sahut Dina Santai
“Aku sayang kamu dari SMP, tapi maaf aku baru bilang sekarang. Mau nggak kamu jadi pacar aku?” kata kata itu pun keluar dari mulut Reno.
“Jangan bercanda ah..” Dina membalas
“Enggak aku nggak bercanda, ini serius. Gimana kamu mau?” Suasana pun mendadak hening “Sebenernya aku juga sayang sama kamu dari dulu, dan iya.. aku mau jadi pacar kamu”. Jawab Dina malu malu
“Tapi.. maaf sebelumnya aku nggak ngasih tau tentang hal ini. aku 5 hari lagi mau berangkat ke Australia. Aku keterima kuliah disana” Lanjut Dina Wajah Reno mendadak kaget “Syukur dong kalo gitu, itu kan salah satu impian kamu. Kalau Urusan hubungan kita, jangan khawatir aku selalu jaga sayang ini, dan akan selalu nunggu kamu sampai kamu pulang nanti”
“Terimakasih ya pengertianya no, aku juga akan jaga sayang aku ke kamu, walaupun dalam kejauhan”TAMAT