Membangun Karakter Anak Melalui Buku Cerita
Judul buku : Seuntai Kalung Emas
Pengarang : Sardono Syarif
Tahun terbit : 2011
Penerbit : Cipta Prima Nusantara Semarang
Tebal : 100 halaman
Di tengah merosotnya moral dan memudarnya karakter bangsa seperti saat ini, buku cerita
anak sangat dibutuhkan kehadirannya sebagai sarana pendidikan karakter. Banyak kandungan
nilai kehidupan yang dapat diambil dan diterapkan dalam kehidupan. Secara langsung, buku
cerita anak memang tidak sekaligus mampu melakukan sebuah perubahan. Namun, secara
tidak langsung, buku cerita menghadirkan kisah-kisah yang menyentuh dan mengharukan
sehingga mampu memberikan pencerahan dan asupan rohaniah kepada pembaca, khususnya
anak-anak. Ini artinya, kehadiran buku cerita dapat memberikan sumbangsih yang cukup besar
dalam membangun karakter anak.
Melalui cerita "Seuntai Kalung Emas" yang sekaligus menjadi judul buku ini, misalnya, seorang
anak dapat memperoleh pengalaman berharga, yaitu tidak sepantasnya seorang anak
membiasakan diri memamerkan kemewahan dengan mengenakan kalung emas di tempat
keramaian karena dapat membahayakan dan menimbulkan malapetaka bagi yang
mengenakannya secara berlebihan. Hal tersebut terbukti pada dialog Pak Gito yang
merupakan guru Wati, pencerita yang kehilangan kalung, saat menasihati murid-murid.
Demikian juga ketika membaca cerita "Gara-Gara Sinetron".
Pembaca, khususnya anak-anak akan tersadarkan nuraninya betapa tidak ada
untungnya ketika mereka teracuni oleh kisah-kisah sinetron di layar kaca, apalagi
kalau harus melalaikan rutinitas belajar Berdasarkan nilai dan pesan yang
terkandung dalam cerita tersebut, anak-anak yang sudah kecanduan sinetron
secara perlahan-lahan akan mengurangi kebiasaan buruknya itu jangan sampai
mengalami nasib seperti Laila yang pintar dan cerdas, tetapi harus menerima
rapor dengan dua nilai merah karena kelalaiannya
Masih banyak peristiwa dan kisah menarik yang dapat dijadikan sebagai bahan
renungan bagi pembaca dalam buku cerita ini. Adapun cerita-cerita yang
disuguhkan dalam buku ini, yaitu "Jera", "Saat Liburan Panjang Tiba", "Di Bawah
Jemari Hujan", "Ketulusan Hati Lia", "Dompet Sakti Papa", "Gigi Ompong Kakek
Odong", "Bapakku Seorang Pahlawan", "Masih Ada Jalan", "Uluran Tangan",
"Bunga-bunga di Halaman Rumah", "Pelajaran bagi Si Kikir", dan "Upah Si Raja
Jangkrik". Bagaikan layar hidup, buku ini menyajikan beragam peristiwa
keseharian khas anak-anak yang mampu memberikan kekayaan batin bagi anak.
Sebagal buku cerita anak, buku ini memang belum sepenuhnya terhindar dari
kesan menggurui. Alur peristiwa dalam cerita mudah ditebak dengan jalinan
konflik yang kurang mengena. Dialog antartokoh kurang mengalir dan seringkali
terjebak pada pengulangan kata sapaan yang cenderung berlebihan. Meskipun
demikian, dari sisi muatan isi, kisah-kisah yang tersaji dalam buku ini cukup
menghibur melalui sajian bahasa yang jernih dan subtil. Sang penulis mampu
menyuguhkan jalinan peristiwa yang sesuai dengan situasi kekinian. Meski
sebagian besar latarnya berlangsung di daerah Jawa Tengah, khususnya
Pekalongan dan sekitarnya, buku ini sanggup menyajikan berbagai kisah yang
bisa dinikmati anak-anak dari berbagai daerah di Indonesia.
Negeri ini sangat membutuhkan banyak kisah khas anak-anak dengan
mengangkat nilai-nilai kearifan lokal untuk mendekatkan anak pada budaya
bangsa seperti yang dikisahkan dalam buku cerita ini. Jangan sampai terjadi,
anak-anak yang menjadi masa depan bangsa ini terus dimanjakan oleh kisah
kisah mancanegara yang hanya melambung
Carilah : tema, penokohan, dan alur pada cerita seuntai kalung emas.
Mohon dijawab kakak / abang-abang
Pembahasan
Teks ulasan merupakan teks yang berisi tentang paparan ulasan, penilaian/review pada suatu karya film ataupun drama. Saat mengulas film atau drama, sebaiknya harus bersikap kritis supaya bisa berkontribusi dalam kemajuan drama ataupun film yang diulas.
Struktur teks ulasan adalah sebagai berikut.
Orientasi
Pada bagian orientasi, berisi tentang pengenalan gambaran umum suatu karya film maupun drama yang hendak diulas. Gambaran secara umum tersebut menyiapkan latar belakang untuk pembaca mengenai apa yang mau diulas.
Tafsiran
Pada bagian tafsiran berisi berbagai gambaran suatu karya baik itu film maupun drama yang diulas. Contohnya bagian-bagian dari keunikan, hasil karya, keunggulan, kualitas dan lain sebagainya.
Evaluasi
Selanjutnya adalah evaluasi yang berisi berbagai pandangan pengulas tentang hasil karya yang telah diulas. Ini dilakukan sesudah melakukan tafsiran yang telah mencukupi mengenai tentang hasil karya tersebut. Di bagian ini penulis menyebutkan bagian yang sangat bernilai maupun kelebihan pada karya tersebut atau bagian yang masih kurang bernilai ataupun kekurangan pada karya yang diulas.
Rangkuman
Dalam rangkuman berisi tentang kesimpulan suatu ulasan tentang sebuah karya baik karya film ataupun drama. Di bagian ini, memuat komentar penulis apakah karya tersebut sangat bernilai atau berkualitas ataupun justru tidak untuk ditonton.
Dengan demikian, struktur teks ulasan tersebut adalah sebagai berikut.