April 2022 1 2 Report
Membangun Karakter Anak Melalui Buku Cerita

Judul buku : Seuntai Kalung Emas

Pengarang : Sardono Syarif

Tahun terbit : 2011

Penerbit : Cipta Prima Nusantara Semarang

Tebal : 100 halaman


Di tengah merosotnya moral dan memudarnya karakter bangsa seperti saat ini, buku cerita

anak sangat dibutuhkan kehadirannya sebagai sarana pendidikan karakter. Banyak kandungan

nilai kehidupan yang dapat diambil dan diterapkan dalam kehidupan. Secara langsung, buku

cerita anak memang tidak sekaligus mampu melakukan sebuah perubahan. Namun, secara

tidak langsung, buku cerita menghadirkan kisah-kisah yang menyentuh dan mengharukan

sehingga mampu memberikan pencerahan dan asupan rohaniah kepada pembaca, khususnya

anak-anak. Ini artinya, kehadiran buku cerita dapat memberikan sumbangsih yang cukup besar

dalam membangun karakter anak.

Melalui cerita "Seuntai Kalung Emas" yang sekaligus menjadi judul buku ini, misalnya, seorang

anak dapat memperoleh pengalaman berharga, yaitu tidak sepantasnya seorang anak

membiasakan diri memamerkan kemewahan dengan mengenakan kalung emas di tempat

keramaian karena dapat membahayakan dan menimbulkan malapetaka bagi yang

mengenakannya secara berlebihan. Hal tersebut terbukti pada dialog Pak Gito yang

merupakan guru Wati, pencerita yang kehilangan kalung, saat menasihati murid-murid.

Demikian juga ketika membaca cerita "Gara-Gara Sinetron".


Pembaca, khususnya anak-anak akan tersadarkan nuraninya betapa tidak ada

untungnya ketika mereka teracuni oleh kisah-kisah sinetron di layar kaca, apalagi

kalau harus melalaikan rutinitas belajar Berdasarkan nilai dan pesan yang

terkandung dalam cerita tersebut, anak-anak yang sudah kecanduan sinetron

secara perlahan-lahan akan mengurangi kebiasaan buruknya itu jangan sampai

mengalami nasib seperti Laila yang pintar dan cerdas, tetapi harus menerima

rapor dengan dua nilai merah karena kelalaiannya

Masih banyak peristiwa dan kisah menarik yang dapat dijadikan sebagai bahan

renungan bagi pembaca dalam buku cerita ini. Adapun cerita-cerita yang

disuguhkan dalam buku ini, yaitu "Jera", "Saat Liburan Panjang Tiba", "Di Bawah

Jemari Hujan", "Ketulusan Hati Lia", "Dompet Sakti Papa", "Gigi Ompong Kakek

Odong", "Bapakku Seorang Pahlawan", "Masih Ada Jalan", "Uluran Tangan",

"Bunga-bunga di Halaman Rumah", "Pelajaran bagi Si Kikir", dan "Upah Si Raja

Jangkrik". Bagaikan layar hidup, buku ini menyajikan beragam peristiwa

keseharian khas anak-anak yang mampu memberikan kekayaan batin bagi anak.

Sebagal buku cerita anak, buku ini memang belum sepenuhnya terhindar dari

kesan menggurui. Alur peristiwa dalam cerita mudah ditebak dengan jalinan

konflik yang kurang mengena. Dialog antartokoh kurang mengalir dan seringkali

terjebak pada pengulangan kata sapaan yang cenderung berlebihan. Meskipun

demikian, dari sisi muatan isi, kisah-kisah yang tersaji dalam buku ini cukup

menghibur melalui sajian bahasa yang jernih dan subtil. Sang penulis mampu

menyuguhkan jalinan peristiwa yang sesuai dengan situasi kekinian. Meski

sebagian besar latarnya berlangsung di daerah Jawa Tengah, khususnya

Pekalongan dan sekitarnya, buku ini sanggup menyajikan berbagai kisah yang

bisa dinikmati anak-anak dari berbagai daerah di Indonesia.

Negeri ini sangat membutuhkan banyak kisah khas anak-anak dengan

mengangkat nilai-nilai kearifan lokal untuk mendekatkan anak pada budaya

bangsa seperti yang dikisahkan dalam buku cerita ini. Jangan sampai terjadi,

anak-anak yang menjadi masa depan bangsa ini terus dimanjakan oleh kisah

kisah mancanegara yang hanya melambung

Carilah : tema, penokohan, dan alur pada cerita seuntai kalung emas.

Mohon dijawab kakak / abang-abang ​

Life Enjoy

" Life is not a problem to be solved but a reality to be experienced! "

Get in touch

Social

© Copyright 2013 - 2024 KUDO.TIPS - All rights reserved.