Narasi bertemakan perpisahan /pindah sekolah!!! ,tolong bikinin narasix ya,,, ngak perlu panjang 2/3 paragraf
sifa1998 SAAT ITUSuatu masa, suatu waktu telah kuingat kembali, ketika kami bermain-main di halaman sekolah, berlari-lari kesana-kemari hingga capek tak peduli waktu, berteriak-teriak hingga serak, bersorak-sorak bersama teman. Sekarang kami baru sadar bahwa waktu terus barlalu, hari berganti minggu, minggu berganti bulan, bulanpun berganti tahun, hingga tak terasa tiga tahun sudah saat-saat kebersamaan kami bersama para guru .Guruku yang tak kenal lelah, yang selalu memberikan uluran tangan dan kasih sayang yang tulus. Segala upayanya yang tak kenal lelah, cita-citanya yang mulia dan pengorbanannya setiap hari selalu diberikannya walaupun tiada pernah diminta. Rasanya tiada perkataan lain yang pantas untuk menyebutmu dengan sebutan lain, kecuali “pahlawan tanpa tanda jasa”.Dorongan dan saran yang diberikan setiap hari telah membangkitkan pikiran, perasaan dan cita-cita mulia nan suci pada kalbu kami. Engkau sebagai pengasuh, pendidik terlukis dalam hati dan pikiran semua orang sebagai sumber cinta dan kasih sayang yang tiada habis-habisnya. Cinta dan kasih sayangmu kepadakamiyang hanya memberi, mencurahkan dan tak pernah mengharapkan pembalasan, bagai sang surya memancarkan cahaya yang menimpa bunga, tiada pernah meminta upahnya.Cinta dan kasih sayangmu mencurahkan dengan mengorbankan dan memberikan apa saja terhadap kami, cintamu adalah wujud bahagia dan kegirangan jika melihat kami berprestasi. Hatimu yang mengandung cinta yang melingkungi segala sesuatu yang tidak pernah berubah, meskipun tidak dihargai oleh orang yang dicintainya itu. Tidaklah mengherankan jika hatinya hancur melihat orang yang dicintai itu gagal dalam meraih prestasi.Kini.....Orang yang mencintai itu tiada lagi bersama, tak ada lagi saat-saat bersama, tak ada lagi saat-saat kami bertanya, jika kami menemukan kesulitan dalam pelajaran, tak ada lagi gurauan di sela-sela beliau meny ampaikan materi pelajaran, dan tak ada lagi canda tawa yang terdengar dari ruang guru pada saat kami istirahat yang kadang-kadang di dekat ruang guru.Kini.... Rasa menyesal itu datang menghampiri, mengapa waktu itu kami tidak mendengarkan nasihat dan saran-sarannya, mengapa waktu itu kami egois, mengapa kami lupa dan tidak sadar bahwa guru itu adalah orang tua kami di sekolah, mengapa kami menganggap nasihat dan saran guru sebagai omelan-omelan yang tidak berarti, masuk telinga kanan keluar telinga kiri. Dan mengapa kami semua tidak sadar bahwa sekolah adalah tempat menuntut ilmu, tempat insan-insan terdidik.Mungkin saat itu hati kami buta dan beranggapan bahwa belum dikatakan hebat jika tidak melanggar tata tertib sekolah.Kami merasakan semua yang pernah kami lakukan itu tidak benar, walaupun kami tahu, seorang siswa harus mencerminkan budi pekerti dan tingkah laku yang baik.Guru....Maafkan kami, maafkan segala kesalahan yang pernah kami lakukan, yang membuat hatimu sakit, segala yang pernah melukai atau menyinggung perasaanmu.Guru... Terimalah maaf kami sebelum kami benar-benar berpisah dengan guru dan meninggalkan sekolah tercinta ini
SAAT ITUSuatu masa, suatu waktu telah kuingat kembali, ketika kami bermain-main di halaman sekolah, berlari-lari kesana-kemari hingga capek tak peduli waktu, berteriak-teriak hingga serak, bersorak-sorak bersama teman.
Sekarang kami baru sadar bahwa waktu terus barlalu, hari berganti minggu, minggu berganti bulan, bulanpun berganti tahun, hingga tak terasa tiga tahun sudah saat-saat kebersamaan kami bersama para guru .Guruku yang tak kenal lelah, yang selalu memberikan uluran tangan dan kasih sayang yang tulus. Segala upayanya yang tak kenal lelah, cita-citanya yang mulia dan pengorbanannya setiap hari selalu diberikannya walaupun tiada pernah diminta. Rasanya tiada perkataan lain yang pantas untuk menyebutmu dengan sebutan lain, kecuali “pahlawan tanpa tanda jasa”.Dorongan dan saran yang diberikan setiap hari telah membangkitkan pikiran, perasaan dan cita-cita mulia nan suci pada kalbu kami. Engkau sebagai pengasuh, pendidik terlukis dalam hati dan pikiran semua orang sebagai sumber cinta dan kasih sayang yang tiada habis-habisnya. Cinta dan kasih sayangmu kepadakamiyang hanya memberi, mencurahkan dan tak pernah mengharapkan pembalasan, bagai sang surya memancarkan cahaya yang menimpa bunga, tiada pernah meminta upahnya.Cinta dan kasih sayangmu mencurahkan dengan mengorbankan dan memberikan apa saja terhadap kami, cintamu adalah wujud bahagia dan kegirangan jika melihat kami berprestasi. Hatimu yang mengandung cinta yang melingkungi segala sesuatu yang tidak pernah berubah, meskipun tidak dihargai oleh orang yang dicintainya itu. Tidaklah mengherankan jika hatinya hancur melihat orang yang dicintai itu gagal dalam meraih prestasi.Kini.....Orang yang mencintai itu tiada lagi bersama, tak ada lagi saat-saat bersama, tak ada lagi saat-saat kami bertanya, jika kami menemukan kesulitan dalam pelajaran, tak ada lagi gurauan di sela-sela beliau meny ampaikan materi pelajaran, dan tak ada lagi canda tawa yang terdengar dari ruang guru pada saat kami istirahat yang kadang-kadang di dekat ruang guru.Kini.... Rasa menyesal itu datang menghampiri, mengapa waktu itu kami tidak mendengarkan nasihat dan saran-sarannya, mengapa waktu itu kami egois, mengapa kami lupa dan tidak sadar bahwa guru itu adalah orang tua kami di sekolah, mengapa kami menganggap nasihat dan saran guru sebagai omelan-omelan yang tidak berarti, masuk telinga kanan keluar telinga kiri. Dan mengapa kami semua tidak sadar bahwa sekolah adalah tempat menuntut ilmu, tempat insan-insan terdidik.Mungkin saat itu hati kami buta dan beranggapan bahwa belum dikatakan hebat jika tidak melanggar tata tertib sekolah.Kami merasakan semua yang pernah kami lakukan itu tidak benar, walaupun kami tahu, seorang siswa harus mencerminkan budi pekerti dan tingkah laku yang baik.Guru....Maafkan kami, maafkan segala kesalahan yang pernah kami lakukan, yang membuat hatimu sakit, segala yang pernah melukai atau menyinggung perasaanmu.Guru... Terimalah maaf kami sebelum kami benar-benar berpisah dengan guru dan meninggalkan sekolah tercinta ini