WASHINGTON, KOMPAS.TV Dana Moneter Internasional IMF sedikit memangkas prospek pemulihan global dari resesi pandemi. Ini mencerminkan berlanjutnya gangguan rantai pasokan di negara-negara industri dan kesenjangan tingkat vaksinasi Covid-19 yang mematikan antara negara kaya dan miskin, seperti dilansir Associated Press, Selasa (12/10/2021). - Dalam Outlook Ekonomi Dunia terbaru yang dirilis Selasa, IMF memperkirakan pertumbuhan global tahun ini sebesar 5,9 persen. Proyeksi mereka pada bulan Juli sebesar 6 persen. Untuk Amerika Serikat, ekonomi terbesar di dunia, IMF memperkirakan pertumbuhan 6 persen untuk tahun 2021, di bawah perkiraan Juli sebesar 7 persen. Revisi yang justru menurun ini mencerminkan perlambatan kegiatan ekonomi akibat peningkatan kasus Covid-19 dan penundaan produksi oleh sebab kurangnya pasokan dan percepatan inflasi. IMF memperkirakan, untuk negara-negara maju di dunia secara keseluruhan, pertumbuhan akan mencapai 5,2 persen tahun ini, dibandingkan dengan perkiraan keuntungan kecil sebesar 3 persen untuk negara-negara berkembang berpenghasilan rendah. "Perbedaan yang membahayakan dalam prospek ekonomi di seluruh negara," kata IMF, "tetap menjadi perhatian utama." IMF berharap, output total negara maju pada tahun 2022 bisa menutup kerugian yang mereka derita selama pandemi, dan melampaui pertumbuhan pra-pandemi mereka pada tahun 2024. Tetapi di negara-negara berkembang di luar China, IMF memperingatkan, output akan tetap diperkirakan 5,5 persen di bawah pertumbuhan output yang telah diperkirakan IMF sebelum pandemi melanda Maret tahun lalu. 1 dari 3 PDGK4303-3 Penurunan peringkat itu menimbulkan ancaman serius bagi standar hidup di negara-negara itu, kata laporan IMF. Sumber: Kompas.tv Berdasarkan wacana tersebut, uraikanlah 5 (lima)dampak disparitas ekonomi akibat coivid 19 bagi negara berkembang seperti negara Indonesia!
Menurunnya prospek pemulihan ekonomi global, yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Penundaan produksi akibat kurangnya pasokan dan percepatan inflasi.
Output di negara-negara berkembang di luar China akan tetap diperkirakan 5,5 persen di bawah pertumbuhan output yang telah diperkirakan IMF sebelum pandemi melanda.
Output total negara maju pada tahun 2022 tidak akan mampu menutup kerugian yang mereka derita selama pandemi.
Pertumbuhan ekonomi di Indonesia akan tetap di bawah pertumbuhan ekonomi yang telah diperkirakan IMF sebelum pandemi melanda.