November 2020 1 13 Report

Kasus Nenek Minah

Nenek Minah (55) tak pernah menyangka perbuatan isengnya memetik 3 buah kakao di

perkebunan milik PT Rumpun Sari Antan (RSA) akan menjadikannya sebagai pesakitan di

ruang pengadilan. Bahkan untuk perbuatannya itu dia diganjar 1 bulan 15 hari penjara dengan

masa percobaan 3 bulan.

Ironi hukum di Indonesia ini berawal saat Minah sedang memanen kedelai di lahan garapannya

di Dusun Sidoarjo, Desa Darmakradenan, Kecamatan Ajibarang, Banyumas, Jawa Tengah, pada

2 Agustus lalu. Lahan garapan Minah ini juga dikelola oleh PT RSA untuk menanam kakao.

Ketika sedang asik memanen kedelai, mata tua Minah tertuju pada 3 buah kakao yang sudah

ranum. Dari sekadar memandang, Minah kemudian memetiknya untuk disemai sebagai bibit di

tanah garapannya. Setelah dipetik, 3 buah kakao itu tidak disembunyikan melainkan

digeletakkan begitu saja di bawah pohon kakao.

Dan tak lama berselang, lewat seorang mandor perkebunan kakao PT RSA. Mandor itu pun

bertanya, siapa yang memetik buah kakao itu. Dengan polos, Minah mengaku hal itu

perbuatannya. Minah pun diceramahi bahwa tindakan itu tidak boleh dilakukan karena sama

saja mencuri.

Sadar perbuatannya salah, Minah meminta maaf pada sang mandor dan berjanji tidak akan

melakukannya lagi. 3 Buah kakao yang dipetiknya pun dia serahkan kepada mandor tersebut.

Minah berpikir semua beres dan dia kembali bekerja.

Namun dugaanya meleset. Peristiwa kecil itu ternyata berbuntut panjang. Sebab seminggu

kemudian dia mendapat panggilan pemeriksaan dari polisi. Proses hukum terus berlanjut sampai

akhirnya dia harus duduk sebagai seorang terdakwa kasus pencuri di Pengadilan Negeri (PN)

Purwokerto.

Dan hari ini, Kamis (19/11/2009), majelis hakim yang dipimpin Muslih Bambang Luqmono SH

memvonisnya 1 bulan 15 hari dengan masa percobaan selama 3 bulan. Minah dinilai terbukti

secara sah dan meyakinkan melanggar pasal 362 KUHP tentang pencurian.

Selama persidangan yang dimulai pukul 10.00 WIB, Nenek Minah terlihat tegar. Sejumlah

kerabat, tetangga, serta aktivis LSM juga menghadiri sidang itu untuk memberikan dukungan

moril.

Hakim Menangis

Pantauan detikcom, suasana persidangan Minah berlangsung penuh keharuan. Selain menghadirkan seorang nenek yang miskin sebagai terdakwa, majelis hakim juga terlihat agak

ragu menjatuhkan hukum. Bahkan ketua majelis hakim, Muslih Bambang Luqmono SH, terlihat

menangis saat membacakan vonis.

"Kasus ini kecil, namun sudah melukai banyak orang," ujar Muslih.

Vonis hakim 1 bulan 15 hari dengan masa percobaan selama 3 bulan disambut gembira

keluarga, tetangga dan para aktivis LSM yang mengikuti sidang tersebut. Mereka segera

menyalami Minah karena wanita tua itu tidak harus merasakan dinginnya sel tahanan.



1. Dalam mazhab hukum dikenal aliran Positivisme hukum, silakan kemukakan pendapat saudara

tentang aliran tersebut dengan dikaitkan pada implementasi kasus di atas!

Life Enjoy

" Life is not a problem to be solved but a reality to be experienced! "

Get in touch

Social

© Copyright 2013 - 2025 KUDO.TIPS - All rights reserved.