Isim adalah kata yang menunjukkan satu makna tanpa terkait dengan waktu (zaman).
Ciri Ciri Isim
Ciri Ciri Isim
Ciri Ciri Isim
Isim memiliki ciri ciri dan tanda tanda yang dapat membedakannya dari fiil dan huruf, di bawah ini akan kami sebutkan beberapa tanda tanda yang sering kita temukan:
1. Al-khafadh (الْخَفْض)/kasrah
Menurut etimologi, kata الْخَفْض (rendah) merupakan lawan kata dari الْإِرْتِفَاعِ(tinggi). Menurut terminologi dari ahli nahwu berarti harakat kasrah yang disebabkan oleh pelaku (amil) atau yang mewakili amil tersebut, sehingga menyebabkan kata setelahnya menjadi kasrah.
Misalnya:
مَرَرْتُ بِبَكْرٍ(Saya berjalan bersama Bakr), kata بِبَكْرٍ(Bakr) berharakat kasrah, karena ada amil yang membuatnya berharakat kasrah, yaitu hurufب (disebut juga huruf jar), dimana kata setelah huruf jer ini, akan membuat kata sesudahnya berharakat kasrah.
Pembahsan lengkap mengenai huruf jar akan kita bahas secara lengkap pada artikel ini, salah satu contoh lainnya adalah هَذَا كِتَابُ عَمْرٍ (ini adalah buku milik Amr), kata عَمْرٍ(Amr) berharakat kasrah, karena disebabkan oleh idafah (mudhof dan mudhof ilaihi), dimana pada kalimat diatas, yang bertindak sebbagai mudho adalahكِتَاب (buku) dan mudhof ilaihi adalahعَمْر (Amr), dan hukum mudhof ilaihi adalah kasrah, maka kata عَمْر (Amr) termasuk dalam isim.
Pembahasan mengenai idhoffah akan kita terangkan secara lebih rinci pada artikel ini. Adapun contoh contoh lainnya bisa Anda buat sendiri dengan menyatukan huruf jar dengan isim atu mengidhofakannya, hingga kita mendapatkan tanda khafadh (kasrah). Kemudian ciri ciri yang kedua adalah
2. Berharakat Tanwin التَّنْوِينُ(at-tanwin)
Adapun tanwin secara bahasa (etimologi) adalah التَّصْوِيت (bersuara).
Contoh tanwin secara bahasa:
نَوَّنَ الطَّائِرُ yakni burung itu berkicau(bersuara)
Secara istilah (terminologi) ahli nahwu adalah nun dengan tanda sukun yang mengikut di akhir secara pengucapan (lafazh) bukan secara penulisan. Dan yang menjadikannya berbeda dari garis yang telah ada sebelumnnya adalah dengan membuat pengulangan harakat (garis) pada saat penulisan.
وَكِتَابٍ (Buku) – وَفَاطِمَاتٍ (Beberapa orang yang bernama Fatimah) –
وَإِيهٍ (Teruskan) – وَحِينَئِذٍ (Ketika itu) –
وَصهٍ (Diam) – وَسَاعَتَئِذٍ (Saat itu) –
Kata-kata diatas, semuanya dalam bentuk isim karena dapat dibuktikan dengan adanya tanwin di akhir setiap katanya.
3. Masuknya sisipan alif dan lam (أَلْ) pada awal katanya دُخُولُ (أَلْ) فِي أَوَّلِ الْكَلِمَةِ
Selanjutnya, ciri yang ketiga adalah pada awal kata penulisannya dimulai dengan huruf alif dan lam (أَلْ). jadi, setiap Anda menemukan kata kata seperti ini maka kata tersebut masuk dalam ciri yang ketiga.
Contoh yang masuk padanya alif dan lam:
الرجل (Seorang laki-laki) – والكتاب (Sebuah kitab/buku) –
Jawaban:
Pengertian Isim
Berdasarkan Etimologi (bahasa)
أَمَّا الْإِسْمُ فَهُوَ فِي اللُّغَةِ: مَا دَلَّ عَلَى مُسَمًّى
Isim adalah kata yang menunjukkan kepada sesuatu (benda) baik hidup maupun tak hidup seperti manusia (insan), hewan, rumah, meja, batu dll.
Berdasarkan Terminologi (istiah)
وَفِي اصْطِلَاحِ النَّحْوِيِّينَ: كَلِمَةٌ دَلَّتْ عَلَى مَعْنًى فِي نَفْسِهَا وَلَمْ تُقْتَرَنْ بِزَمَان
Isim adalah kata yang menunjukkan satu makna tanpa terkait dengan waktu (zaman).
Ciri Ciri Isim
Ciri Ciri Isim
Ciri Ciri Isim
Isim memiliki ciri ciri dan tanda tanda yang dapat membedakannya dari fiil dan huruf, di bawah ini akan kami sebutkan beberapa tanda tanda yang sering kita temukan:
1. Al-khafadh (الْخَفْض)/kasrah
Menurut etimologi, kata الْخَفْض (rendah) merupakan lawan kata dari الْإِرْتِفَاعِ(tinggi). Menurut terminologi dari ahli nahwu berarti harakat kasrah yang disebabkan oleh pelaku (amil) atau yang mewakili amil tersebut, sehingga menyebabkan kata setelahnya menjadi kasrah.
Misalnya:
مَرَرْتُ بِبَكْرٍ(Saya berjalan bersama Bakr), kata بِبَكْرٍ(Bakr) berharakat kasrah, karena ada amil yang membuatnya berharakat kasrah, yaitu hurufب (disebut juga huruf jar), dimana kata setelah huruf jer ini, akan membuat kata sesudahnya berharakat kasrah.
Pembahsan lengkap mengenai huruf jar akan kita bahas secara lengkap pada artikel ini, salah satu contoh lainnya adalah هَذَا كِتَابُ عَمْرٍ (ini adalah buku milik Amr), kata عَمْرٍ(Amr) berharakat kasrah, karena disebabkan oleh idafah (mudhof dan mudhof ilaihi), dimana pada kalimat diatas, yang bertindak sebbagai mudho adalahكِتَاب (buku) dan mudhof ilaihi adalahعَمْر (Amr), dan hukum mudhof ilaihi adalah kasrah, maka kata عَمْر (Amr) termasuk dalam isim.
Pembahasan mengenai idhoffah akan kita terangkan secara lebih rinci pada artikel ini. Adapun contoh contoh lainnya bisa Anda buat sendiri dengan menyatukan huruf jar dengan isim atu mengidhofakannya, hingga kita mendapatkan tanda khafadh (kasrah). Kemudian ciri ciri yang kedua adalah
2. Berharakat Tanwin التَّنْوِينُ(at-tanwin)
Adapun tanwin secara bahasa (etimologi) adalah التَّصْوِيت (bersuara).
Contoh tanwin secara bahasa:
نَوَّنَ الطَّائِرُ yakni burung itu berkicau(bersuara)
Secara istilah (terminologi) ahli nahwu adalah nun dengan tanda sukun yang mengikut di akhir secara pengucapan (lafazh) bukan secara penulisan. Dan yang menjadikannya berbeda dari garis yang telah ada sebelumnnya adalah dengan membuat pengulangan harakat (garis) pada saat penulisan.
Contoh tanwin secara istilah:
مُحَمَّدٍ (Muhammad) – وَمُسْلِمَاتٍ (Beberapa muslimah) –
وَكِتَابٍ (Buku) – وَفَاطِمَاتٍ (Beberapa orang yang bernama Fatimah) –
وَإِيهٍ (Teruskan) – وَحِينَئِذٍ (Ketika itu) –
وَصهٍ (Diam) – وَسَاعَتَئِذٍ (Saat itu) –
Kata-kata diatas, semuanya dalam bentuk isim karena dapat dibuktikan dengan adanya tanwin di akhir setiap katanya.
3. Masuknya sisipan alif dan lam (أَلْ) pada awal katanya دُخُولُ (أَلْ) فِي أَوَّلِ الْكَلِمَةِ
Selanjutnya, ciri yang ketiga adalah pada awal kata penulisannya dimulai dengan huruf alif dan lam (أَلْ). jadi, setiap Anda menemukan kata kata seperti ini maka kata tersebut masuk dalam ciri yang ketiga.
Contoh yang masuk padanya alif dan lam:
الرجل (Seorang laki-laki) – والكتاب (Sebuah kitab/buku) –
وَالغلام (Seorang Anak) – والبيت (Sebuah rumah) –
والفرس (Seekor kuda) – والمدرسة, (Sebuah sekolah) –