Aisya007
1.menghangatkan 2.malaria 3. Pemanfaatan pekarangan dengan tanaman produktif seperti tanaman hortikultura (tanaman buah-buahan, sayur-sayuran dan tanaman hias), rempah-rempah, obat-obatan, bumbu-bumbuan dan lainnya akan memberikan keuntungan yang berlipat ganda. Pada tahun 1980an terutama di DKI Jakarta, pemanfaatan pekarangan dengan tanaman produktif dalam bentuk apotik hidup dan warung hidup sudah merupakan program pemerintah, sampai pada saat impor hasil hortikultura, obat-obatan, membanjiri negara kita. Pada saat buah-buahan atau sayuran segar di impor dari luar negeri, telah menyebabkan orang sudah kurang memperhatikan pemanfaatan pekarangan dengan tanaman produktif. Hal ini tidak mengherankan karena siapa saja dapat membelinya dengan mudah dan murah di mana saja, dengan kualitas yang lebih bagus, termasuk dipasar tradisional.
Prinsip utama apotik hidup dan warung hidup adalah pemanfaatan pekarangan dengan tanaman produktif. Tanaman produktif itu adalah tanaman yang menghasilkan baik buah, bunga, biji dan daun yang berguna untuk dimakan, maupun untuk obat yang dapat memenuhi kebutuhan jasmaniah. Apotik hidup, sebenarnya bermakna tanaman obat-obatan yang ditanam di pekarangan. Sedangkan warung hidup berasal dari kata warung, yaitu hasil pekarangan apa saja yang dapat dijual di warung, artinya dapat menjadi uang. Dalam hal ini apotik hidup dan warung hidup juga mempunyai fungsi sosial, yaitu jika tetangga memerlukan obat, dapat kita berikan, atau jika hasil buah banyak, selain dikonsumsi anggota keluarga, sebagian diberikan ke tetangga atau ke kerabat lainnya. Jenis tanaman untuk apotik hidup dan warung hidup sangat banyak dan perlu dikembangkan.
Apotik hidup dan warung hidup ditanam dipekarangan, jika pekarangannya memadai, jika pekarangannya kecil dapat ditanam di dalam pot. Teknologinya dapat secara tradisional, hidroponik atau aeroponik, maupun melalui media lainnya. Sedangkan budidaya secara hidroponik, kita dapat menanamnya dalam pot, plastik, bambu, maupun menggunakan bekas-bekas apa saja yang dapat menampung air, atau krikil dan bahan nutrisi yang kita berikan. Bila pemanfaatan pekarangan semakin berkembang, dengan kreatifitas ibu dan anggota keluarga lainnya pada suatu saat dapat menjadi industri pekarangan, sehingga dapat menjadi usaha tersendiri. Sudah banyak contohnya ibu-ibu yang berhasil dimulai dari pemanfaatan pekarangan.
2. malaria
2.malaria
3. Pemanfaatan pekarangan dengan tanaman produktif seperti tanaman hortikultura (tanaman buah-buahan, sayur-sayuran dan tanaman hias), rempah-rempah, obat-obatan, bumbu-bumbuan dan lainnya akan memberikan keuntungan yang berlipat ganda. Pada tahun 1980an terutama di DKI Jakarta, pemanfaatan pekarangan dengan tanaman produktif dalam bentuk apotik hidup dan warung hidup sudah merupakan program pemerintah, sampai pada saat impor hasil hortikultura, obat-obatan, membanjiri negara kita. Pada saat buah-buahan atau sayuran segar di impor dari luar negeri, telah menyebabkan orang sudah kurang memperhatikan pemanfaatan pekarangan dengan tanaman produktif. Hal ini tidak mengherankan karena siapa saja dapat membelinya dengan mudah dan murah di mana saja, dengan kualitas yang lebih bagus, termasuk dipasar tradisional.
Prinsip utama apotik hidup dan warung hidup adalah pemanfaatan pekarangan dengan tanaman produktif. Tanaman produktif itu adalah tanaman yang menghasilkan baik buah, bunga, biji dan daun yang berguna untuk dimakan, maupun untuk obat yang dapat memenuhi kebutuhan jasmaniah. Apotik hidup, sebenarnya bermakna tanaman obat-obatan yang ditanam di pekarangan. Sedangkan warung hidup berasal dari kata warung, yaitu hasil pekarangan apa saja yang dapat dijual di warung, artinya dapat menjadi uang. Dalam hal ini apotik hidup dan warung hidup juga mempunyai fungsi sosial, yaitu jika tetangga memerlukan obat, dapat kita berikan, atau jika hasil buah banyak, selain dikonsumsi anggota keluarga, sebagian diberikan ke tetangga atau ke kerabat lainnya. Jenis tanaman untuk apotik hidup dan warung hidup sangat banyak dan perlu dikembangkan.
Apotik hidup dan warung hidup ditanam dipekarangan, jika pekarangannya memadai, jika pekarangannya kecil dapat ditanam di dalam pot. Teknologinya dapat secara tradisional, hidroponik atau aeroponik, maupun melalui media lainnya. Sedangkan budidaya secara hidroponik, kita dapat menanamnya dalam pot, plastik, bambu, maupun menggunakan bekas-bekas apa saja yang dapat menampung air, atau krikil dan bahan nutrisi yang kita berikan. Bila pemanfaatan pekarangan semakin berkembang, dengan kreatifitas ibu dan anggota keluarga lainnya pada suatu saat dapat menjadi industri pekarangan, sehingga dapat menjadi usaha tersendiri. Sudah banyak contohnya ibu-ibu yang berhasil dimulai dari pemanfaatan pekarangan.