Jawaban:1. Larik: Puisi tersebut terdiri dari empat larik (stansa) dengan jumlah baris yang bervariasi pada setiap larik.
2.Bait: Bait-bait dalam puisi ini tidak memiliki pola yang tetap, tetapi terdiri dari berbagai jumlah baris.
3.Rima: Puisi ini tidak mengikuti pola rima yang konsisten. Beberapa baris memiliki rima akhir, seperti "berdebuk-debuk" dan "teresak-esak," tetapi tidak semua baris memiliki rima.
4.Diksi: Diksi (pilihan kata) dalam puisi ini menggambarkan gambaran alam dan suasana yang tenang, seperti "langit tidak berawan" dan "pohon tidak bergerak." Diksi juga menciptakan imaji suara seperti "kokok ayam berderai-derai" dan "alu berdebuk-debuk."
5.Imaji: Puisi ini membangun beberapa imaji yang menciptakan gambaran alam dan suasana yang tenang seperti langit yang cerah dan pohon yang diam. Juga, ada imaji suara yang menggambarkan kehidupan di desa dengan kokok ayam dan alu yang berdebuk-debuk.
6.Majas: Puisi ini menggunakan beberapa majas, seperti:
a.Personifikasi: "Mengenangkan perjalanan bilakan sampai" adalah personifikasi karena memberikan sifat manusiawi kepada perjalanan.
b.Metafora: "Tembus jantung rasa ditusuk" adalah metafora karena menggambarkan perasaan seperti tertusuk oleh benda tajam.
c.Hiperbola: "Menatap jiwa teresak-esak" adalah hiperbola karena menggambarkan ekspresi jiwa secara berlebihan.
Secara keseluruhan, puisi ini menggambarkan suasana desa dan alam dengan menggunakan bahasa yang kuat dan penuh imaji. Puisi ini juga menciptakan perasaan ketenangan dan kontemplasi.
Jawaban:1. Larik: Puisi tersebut terdiri dari empat larik (stansa) dengan jumlah baris yang bervariasi pada setiap larik.
2.Bait: Bait-bait dalam puisi ini tidak memiliki pola yang tetap, tetapi terdiri dari berbagai jumlah baris.
3.Rima: Puisi ini tidak mengikuti pola rima yang konsisten. Beberapa baris memiliki rima akhir, seperti "berdebuk-debuk" dan "teresak-esak," tetapi tidak semua baris memiliki rima.
4.Diksi: Diksi (pilihan kata) dalam puisi ini menggambarkan gambaran alam dan suasana yang tenang, seperti "langit tidak berawan" dan "pohon tidak bergerak." Diksi juga menciptakan imaji suara seperti "kokok ayam berderai-derai" dan "alu berdebuk-debuk."
5.Imaji: Puisi ini membangun beberapa imaji yang menciptakan gambaran alam dan suasana yang tenang seperti langit yang cerah dan pohon yang diam. Juga, ada imaji suara yang menggambarkan kehidupan di desa dengan kokok ayam dan alu yang berdebuk-debuk.
6.Majas: Puisi ini menggunakan beberapa majas, seperti:
a.Personifikasi: "Mengenangkan perjalanan bilakan sampai" adalah personifikasi karena memberikan sifat manusiawi kepada perjalanan.
b.Metafora: "Tembus jantung rasa ditusuk" adalah metafora karena menggambarkan perasaan seperti tertusuk oleh benda tajam.
c.Hiperbola: "Menatap jiwa teresak-esak" adalah hiperbola karena menggambarkan ekspresi jiwa secara berlebihan.
Secara keseluruhan, puisi ini menggambarkan suasana desa dan alam dengan menggunakan bahasa yang kuat dan penuh imaji. Puisi ini juga menciptakan perasaan ketenangan dan kontemplasi.
Penjelasan: