18 Desember 2011 Saya berkesempatan mengunjungi Istana Merdeka bersama rombongan Study Tour SMAN 1 Lape. Istana Merdeka pada setiap akhir pekannya membuka kesempatan bagi siapa saja untuk berkunjung dan mengenal situasi Istana Merdeka secara lebih dekat.
Nah berikut ini saya akan ceritakan pengalaman kami berkunjung ke Istana Merdeka:
Bus kami tiba diIstana Kepresidenan hari minggu tepatnya pada pukul 11.00 WIB,
Pak Wisnu guide tour kami langsung mengumpulkan KTP kami untuk didaftarkan karna
setiap pengunjung diwajibkan mendaftar dan menyerahkan kartu tanda penduduk (KTP). Meja pendaftaran berada di halaman istana sisi barat yang menghadap jalan raya ke arah Harmoni, di sebuah tenda bujur sangkar berwarna putih, tidak jauh dari pintu masuk komplek Istana;
Setelah mendaftarkan diri dan menyerahkan KTP, kami diminta menunggu giliran. Beberapa tenda dan kursi disediakan di halaman parkir tak jauh dari meja pendaftaran. Sambil menunggu antrian kami membeli beberapa cenderatama yang melambangkan khas Istana Negara dan Istana Merdeka. Setelah itu kami langsung menuju ke ruang tunggu, seluruh calon pengunjung diminta menitipkan semua barang bawaannya di loker yang telah tersedia. Pengunjung tidak diperkenankan membawa kamera, telepon seluler dan makanan-minuman juga tas. Jadi semua pengunjung hanya diperkenankan berjalan melenggang tanpa bawaan apapun;
Setelah melalui pintu pemindai meninggalkan ruang sterilisasi atau ruang tunggu, seluruh pengunjung berangkat menuju Istana Merdeka dengan menumpang bis berpendingin udara yang telah disediakan, khusus untuk mengangkut para pengunjung dari dan menuju Istana Merdeka; kami naik 2 buah bus yang berbeda, sialnya dua bus tersebut tidak samaan masuk ke dalam istana, jadi kami terpisah menjadi 2 kelompok, kelompok pertama bersama bapak kepala sekolah (Drs. Sri Mulyono, M.Pd) dan bapak KABID (Drs. M. Tahir)
dan 15 orang guru sedangkan sisanya di Bus yang satunya (Mr. Junaidi, M.Pd, dkk);
Untuk menyusuri dalam Istana setiap kelompok di pandu oleh seorang pemandu dan pengawal. pemandu yang bertugas adalah pemandu wanita yang berasal dari kepolisian. Berbaju batik, bertopi anyam dan berpenampilan kasual, setiap petugas memandu lebih dari 50 orang. Pemandu dilengkapi toa yang digantungkan di bahu. Kelompok kami dipandu oleh seorang wanita cantik, murah senyum tapi tetap tegas, namanya mbak Viona. Diawali dengan berbaris seluruh pengunjung menyusuri halaman serambi barat menuju pintu utama Istana Merdeka dengan 16 anak tangga. Seluruh pengunjung berkesempatan untuk berfoto dengan posisi layaknya foto kabinet para menteri yang selalu berfoto di tangga istana. Kami pun berfoto layaknya presiden dan para Kabinetnya;
Sehabis berfoto kami memasuki Istana melalui pintu masuk tengah istana di atas gelaran karpet merah khusus pengunjung, yang diletakan di atas & membelah hamparan karpet besar yang memenuhi sebagian besar lantai ruang Istana bagian depan. saat kami mau masuk ke Istana kebetulan ada pergantian penjaga istana, hehe sempat mau menggoda tapi takut ditegur pengawal yang mendampingi. Penjaga istana tersebut menggunakan pakaian merah putih dengan senjata dan lengkap dengan topinya, seperti yang sering kita lihat difilm-film kerajaan Inggris di Televisi, mirip lho. Mereka diganti setiap satu jam sekali dan hebatnya mereka tidak pernah tersenyum, tidak pernah tertawa, tidak pernah bergerak meskipun seekor lalat hinggap dipipinya. Wah,,, benar-benar hebat ya, kayaknya butuh orang khusus untuk melakukan ini.
Sepanjang red karpet pengunjung 'berpagar' untaian rantai berbungkus beludru. Di dalam Istana Merdeka, kami berjalan menyusuri ruang depan, ruang tengah hingga ruang belakang. Di atas red karpet yang sempit inilah kami dapat menikmati setiap detil isi istana, baik ruang-ruang kerja yang pintunya sengaja dibuka lebar-lebar agar dapat disaksikan keanggunannya oleh pengunjung, maupun berbagai koleksi cenderamata yang dimiliki istana dari dalam maupun luar negeri. Selama dalam Istana Merdeka, kami dilarang menyentuh apapun, kami hanya boleh melihat;
Sehabis dari dalam ruang istana kami berjalan dalam koridor panjang yang mengelilingi taman dan menghubungkan Istana Merdeka dengan Istana Negara. Di sepanjang koridor tersebut terpampang gambar-gambar ukuran besar yang memperlihatkan kegiatan Presiden dan sedikit dokumentasi tentang berbagai kemajuan yang telah dicapai Bangsa ini hingga foto keluarga Presiden. Perjalanan di koridor berujung hingga pintu keluar sekaligus titik awal saat pengunjung memulai perjalanan napak tilasnya di kompleks istana. Di sebuah meja di pintu keluar telah disediakan air mineral dalam gelas bagi setiap pengunjung yang melewatinya. Kami pun kembali ke ruang sterilisasi menumpang bis yang bergantian menurunkan dan menaikan pengunjung dan mengantarkan kami ketempat semula. Wah kami sangat senang sekali dan ini merupakan pengalaman yang sangat luar biasa dan tidak pernah terlupakan.
tulis ide" pokok
btw, paragrafnya nggak ada ya? ada berapa paragraf sih?