1. Ubahlah alur cerita menjadi alur tunggal. 2. Gunakan kata-kata umum atau populer saat ini, bukan kata-kata arkais. te tel 3. Gunakan gaya bahasa (majas) yang sesuai. 4. Pertahankan nilai-nilai yang terkandung di dalam hikayat. 5. Perhatikan juga unsur intrinsik yang terkandung dalam hikayat- Sebelum Anda menulis cerpen, bacalah teks hikayat berikut dengan saksama. Hikayat Malim Deman Syahdan, hiduplah seorang pemuda pada zaman dahulu kala. Malim Deman namanya. Dia pemuda yang rajin, giat bekerja, dan baik budinya. Setiap hari, dia mengerjakan sawah dan ladang milik ibunya yang berada di pinggir hutan. Dia bekerja membantu pamannya. Di sekitar sawah milik ibu Malim Deman itu, tinggal seorang janda tua. Mandeh Rubiah namanya. Malim Deman sangat akrab dengan janda tua itu. Bahkan, Mandeh Rubiah telah menganggap Malim Deman sebagai anaknya sendiri. Mandeh Rubiah kerap mengirimkan makanan kepada Malim Deman ketika Malim Deman tengah menjaga tanaman padinya pada malam hari. Pada suatu malam, Malim Deman kembali menjaga tanaman padinya. Dia hanya seorang diri di tengah sawah. Tiba-tiba, dia merasa sangat haus. Malim Deman segera ke pondok Mandeh Rubiah untuk meminta air minum. Belum juga Malim Deman tiba di pondok Madeh Rubiah, Malim Deman mendengar suara beberapa perempuan di belakang pondok Mandeh Rubiah. Dengan berjalan berjingkat-jingkat, Malim Deman segera menuju sumber suara yang sangat mencurigakan tersebut. Terperanjatlah Malim Deman ketika melihat tujuh bidadari tengah mandi di kolam yang terletak di belakang pondok Mandeh Rubiah. Malim Deman sangat terpesona melihat kecantikan tujuh bidadari itu ketika wajah mereka terkena sinar rembulan yang tengah purnama. Malim Deman juga melihat tujuh selendang tergeletak di dekat kolam itu. Malim
Pada zaman dahulu kala, hiduplah seorang pemuda bernama Malim Deman. Dia adalah pemuda yang rajin, bekerja keras, dan memiliki akhlak yang baik. Setiap hari, dia membantu ibunya mengurus sawah dan ladang yang berada di pinggir hutan. Di sekitar sawah tersebut, tinggallah seorang janda tua bernama Mandeh Rubiah. Malim Deman dan Mandeh Rubiah sangat akrab, bahkan Mandeh Rubiah menganggapnya seperti anak sendiri. Ketika Malim Deman menjaga tanaman padinya di malam hari, Mandeh Rubiah sering mengirimkan makanan untuknya. Suatu malam, Malim Deman merasa haus saat menjaga tanaman padinya. Dia segera pergi ke pondok Mandeh Rubiah untuk meminta air minum. Namun, di tengah perjalanan, dia mendengar suara perempuan di belakang pondok Mandeh Rubiah. Dengan rasa penasaran, Malim Deman mendekati sumber suara tersebut. Terkejutlah dia saat melihat tujuh bidadari sedang mandi di kolam belakang pondok. Keindahan mereka terpancar saat sinar rembulan purnama menerangi wajah mereka. Malim Deman juga melihat tujuh selendang tergeletak di dekat kolam itu. Dia terpesona oleh kecantikan bidadari-bidadari tersebut.
Jawaban:
Pada zaman dahulu kala, hiduplah seorang pemuda bernama Malim Deman. Dia adalah pemuda yang rajin, bekerja keras, dan memiliki akhlak yang baik. Setiap hari, dia membantu ibunya mengurus sawah dan ladang yang berada di pinggir hutan. Di sekitar sawah tersebut, tinggallah seorang janda tua bernama Mandeh Rubiah. Malim Deman dan Mandeh Rubiah sangat akrab, bahkan Mandeh Rubiah menganggapnya seperti anak sendiri. Ketika Malim Deman menjaga tanaman padinya di malam hari, Mandeh Rubiah sering mengirimkan makanan untuknya. Suatu malam, Malim Deman merasa haus saat menjaga tanaman padinya. Dia segera pergi ke pondok Mandeh Rubiah untuk meminta air minum. Namun, di tengah perjalanan, dia mendengar suara perempuan di belakang pondok Mandeh Rubiah. Dengan rasa penasaran, Malim Deman mendekati sumber suara tersebut. Terkejutlah dia saat melihat tujuh bidadari sedang mandi di kolam belakang pondok. Keindahan mereka terpancar saat sinar rembulan purnama menerangi wajah mereka. Malim Deman juga melihat tujuh selendang tergeletak di dekat kolam itu. Dia terpesona oleh kecantikan bidadari-bidadari tersebut.