November 2023 0 5 Report
1. Ubahlah alur cerita menjadi alur tunggal. 2. Gunakan kata-kata umum atau populer saat ini, bukan kata-kata arkais. 3. Gunakan gaya bahasa (majas) yang sesuai. 4. Pertahankan nilai-nilai yang terkandung di dalam hikayat. 5. Perhatikan juga unsur intrinsik yang terkandung dalam hikayat. Syahdan, hiduplah seorang pemuda pada zaman dahulu kala. Malim Deman namanya. Dia pemuda yang rajin, giat bekerja, dan baik budinya. Setiap hari, dia mengerjakan sawah dan ladang milik ibunya yang berada di pinggir hutan. Dia bekerja membantu pamannya. Di sekitar sawah milik ibu Malim Deman itu, tinggal seorang janda tua. Mandeh Rubiah namanya. Malim Deman sangat akrab dengan janda tua itu. Bahkan, Mandeh Rubiah telah menganggap Malim Deman sebagai anaknya sendiri. Mandeh Rubiah kerap mengirimkan makanan kepada Malim Deman ketika Malim Deman tengah menjaga tanaman padinya pada malam hari. Pada suatu malam, Malim Deman kembali menjaga tanaman padinya. Dia hanya seorang diri di tengah sawah. Tiba-tiba, dia merasa sangat haus. Malim Deman segera ke pondok Mandeh Rubiah untuk meminta air minum. Belum juga Malim Deman tiba di pondok Madeh Rubiah, Malim Deman mendengar suara beberapa perempuan di belakang pondok Mandeh Rubiah. Dengan berjalan berjingkat-jingkat, Malim Deman segera menuju sumber suara yang sangat mencurigakan tersebut. Terperanjatlah Malim Deman ketika melihat tujuh bidadari tengah mandi di kolam yang terletak di belakang pondok Mandeh Rubiah. Malim Deman sangat terpesona melihat kecantikan tujuh bidadari itu ketika wajah mereka terkena sinar rembulan yang tengah purnama. Malim Deman juga melihat tujuh selendang tergeletak di dekat kolam itu. MalimDeman menerka, tujuh selendang itu digunakan para bidadariu terbang dari kayangan ke kolam itu. Maka, dengan berjalan mengenda untuk endap dia mendekati tujuh selendang itu dan mengambil salah sa selendang Segera disembunyikannya selendang itu. Menjelang waktu pagi datang, tujuh bidadari itu berniat kemba Ike kayangan. Salah satu bidadari, yaitu bidadari bungsu, tidak dapat menemukan selendangnya. Enam kakaknya telah berusaha turut membantu mencari selendang itu, tetapi hingga menjelang fajar, selendang milik bidadari bungsu tetap tidak ditemukan. Oleh karena matahari sebentar lagi terbit, enam bidadari yang telah mendapatkan selendang dengan terpaksa meninggalkan adik bungsu mereka. Keenamnya menggunakan selendang mereka masing-masing untuk terbang kembali ke kayangan Sepeninggalan kakak-kakaknya, si bungsu menangis. Dia ketakutan untuk tinggal di bumi. Malim Deman lantas mendekati dan menghibur si bidadari bungsu. Malim Deman kemudian mengajak bidadari itu ke rumah Mandeh Rubiah. Dengan hati gembira. Mandeh Rubiah menerima bidadari bernama Putri Bungsu itu dan mengakuinya sebagai anak Malim Deman kembali ke rumahnya setelah mengantarkan bidadari bernama Putri Bungsu ke rumah Mandeh Rubiah. Sesampainya di rumah, Malim Deman menceritakan kejadian yang dialaminya kepada ibundanya. Dijelaskannya pula adanya bidadari yang tinggal bersama Mandeh Rubiah. Malim Deman lalu memberikan selendang bidadari itu kepada ibunya untuk disimpan. Malim Deman meminta ibunya untuk menyembunyikan selendang itu selamanya. Sejak saat itu, Malim Deman kian rajin berkunjung ke rumah Mandeh Rubiah untuk menemui Putri Bungsu. Malim Deman dan Putri Bungsu tampaknya saling jatuh cinta. Keduanya lantas menikah. Tidak beberapa lama, mereka dikarunia seorang anak laki-laki. Malim Deman memberi nama Sutan Duano untuk anak lelakinya itu. Putri Bungsu semula sangat berbahagia bersuamikan Malim Deman. Namun, sejak Sutan Duano lahir, perangai Malim Deman menjadi berubah. Malim Deman malah lebih banyak menghabiskan waktunya di arena perjudian. Dia suka menyabung ayam hingga sering kali tidak pulang berhari-hari. Putri Bungsu menjadi sangat bersedih melihat perangai buruk suaminya. Dia kadang menangis sendiri meratapi nasibnya. Kerinduannya untuk pulang kembali ke kayangan kembali muncul. Semakin lama, rasa itu semakin besar. Hingga pada suatu saat, dia menemukan selendang miliknya di rumah ibu Malim Deman. Dia berpura-pura hendak menjemur selendang itu. Seketika, dia membawa selendang itu ke rumahnya. Putri Bungsu kemudian menemui Bujang Karim, pegawai Malim Deman. "Tolong kau sampaikan kepada Malim Deman, aku akan kembali ke kayangan dengan membawa Sutan Duano.Bujang Karim segera mencari Malim Deman ke arena perjudian. Setelah bertemu, diceritakannya pesan dari Putri Bungsu kepada Malim Deman. Malim Deman panik dan dengan terburu-buru, dia segera kembali ke rumah untuk menemui istri dan anaknya. Namun, sudah terlambat. Sesampainya di rumah, istri dan anaknya sudah tidak ada. Istrinya telah membawa anak kesayangannya kembali ke kayangan. Malim Deman hanya dapat menyesali kepergian anak dan istrinya. Dia benar-benar sangat menyesal. Namun, penyesalan hanya penyesalan. Apa yang telah terjadi tidak dapat diulang lagi. Akibat sikap buruknya, dia harus kehilangan keluarga yang dicintainya.

sama majasnya​

Life Enjoy

" Life is not a problem to be solved but a reality to be experienced! "

Get in touch

Social

© Copyright 2013 - 2024 KUDO.TIPS - All rights reserved.