1. a. Koentjaraningrat, guru besar Antropologi di Universitas Indonesia:“Kebudayaan adalah keseluruhan sistem, gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan cara belajar”.
b. Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
c. Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.
d. Menurut E. B. Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
2. Menurut R. Linton, ada 5 unsur kebudayaan di dalam kehidupan masyarakat, diantara sebagai berikut:
Cultural Universal, merupakan unsur kebudayaan yang tersebar kedalam suatu kerangka kebudayaan serta dapat dijumpai dimanapun.
Cultural Activity, adalah sebuah kegiatan dari kebudayaan setempat.
Traits Complexes, merupakan unsur kebudayaan yang lebih kecil, menarik dibandingkan dengan kebudayaan setempat.
Traits, adalah unsur pelengkap yang lebih keci dibanding Trait Complexes.
Items, merupakan unsur terkecil yang sulit atau bahkan tidak bisa diuraikan lagi serta tidak bisa dijelaskan.
3. Ada tiga wujud kebudayaan menurut Koentjaraningrat.
Pertama wujud kebudayaan sebagai ide, gagasan, nilai, atau norma.
Kedua wujud kebudayaan sebagai aktifitas atau pola tindakan manusia dalam masyarakat.
Ketiga adalah wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.
4. Faktor-faktor geografis memengaruhi dan menentukan keberagaman budaya di Indonesia seagai berikut:
1. Letak Geografis
Letak atau lokasi suatu tempat sangat berpengaruh pada kebiasaan hidup suatu masyarakat. Masyarakat yang tinggal di pegunungan seperti Bromo misalnya, mereka akan cenderung bermata pencaharian sebagai petani. Sedangkan untuk masyarakat yang tinggal di daerah pantai seperti Pangandaran biasanya berprofesi sebagai nelayan.
2. Posisi Strategis
Posisi Indonesia yang dilalui oleh Selat Malaka dan menjadi jalur perdagangan internasional sejak zaman dahulu, juga memengaruhi kebudayaan masyarakat Indonesia. Dengan datangnya bangsa asing dan bertemu dengan penduduk lokal, memungkinkan adanya penggabungan kebudayaan.
3. Kondisi Ekologis
Ekologi dalam hal ini menitikberatkan pada hubungan antara manusia dan lingkungan, dalam kaitannya dengan keberagaman suku bangsa dan budaya di Indonesia. Faktor ekologis memiliki pengaruh penting. Misalnya suku Baduy yang membangun rumah secara berhadapan dan hanya menghadap ke arah Utara dan Selatan saja. Hal ini dilakukan dengan maksud supaya sinar matahari dapat menyinari seluruh ruangan melalui jendela samping rumah
5. Contoh Pengaruh Kondisi Geografis terhadap Keberagaman Budaya
• Rumah Honai, Papua
Suku-suku yang mendiami kawasan pegunungan papua mempunyai rumah tradisional yang bernama rumah honai. Rumah honai ini dibuat tanpa jendela, dan atap yang rendah. Selain itu, atap rumah honai dibuat dari jerami atau ilalang. Tujuannya adalah untuk menjaga dan memerangkap panas agar penghuni rumah tidak kedinginan.
• Perkampunga Nelayan Suku Bajo
Suku Bajo, yang mendiami kawasan pesisir Wakatobi, Sulawesi Tenggara yang bermata pencaharian sebagai nelayan membangun rumah mereka di kawasan pesisir. Mereka membangun rumah mereka berupa rumah panggung terapung. Hal ini bertujuan agar mereka dekat dengan tempat mereka bekerja dan memudahkan akses menuju ke perahu.
Penjelasan:
1. a. Koentjaraningrat, guru besar Antropologi di Universitas Indonesia:“Kebudayaan adalah keseluruhan sistem, gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan cara belajar”.
b. Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
c. Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.
d. Menurut E. B. Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
2. Menurut R. Linton, ada 5 unsur kebudayaan di dalam kehidupan masyarakat, diantara sebagai berikut:
3. Ada tiga wujud kebudayaan menurut Koentjaraningrat.
4. Faktor-faktor geografis memengaruhi dan menentukan keberagaman budaya di Indonesia seagai berikut:
1. Letak Geografis
Letak atau lokasi suatu tempat sangat berpengaruh pada kebiasaan hidup suatu masyarakat. Masyarakat yang tinggal di pegunungan seperti Bromo misalnya, mereka akan cenderung bermata pencaharian sebagai petani. Sedangkan untuk masyarakat yang tinggal di daerah pantai seperti Pangandaran biasanya berprofesi sebagai nelayan.
2. Posisi Strategis
Posisi Indonesia yang dilalui oleh Selat Malaka dan menjadi jalur perdagangan internasional sejak zaman dahulu, juga memengaruhi kebudayaan masyarakat Indonesia. Dengan datangnya bangsa asing dan bertemu dengan penduduk lokal, memungkinkan adanya penggabungan kebudayaan.
3. Kondisi Ekologis
Ekologi dalam hal ini menitikberatkan pada hubungan antara manusia dan lingkungan, dalam kaitannya dengan keberagaman suku bangsa dan budaya di Indonesia. Faktor ekologis memiliki pengaruh penting. Misalnya suku Baduy yang membangun rumah secara berhadapan dan hanya menghadap ke arah Utara dan Selatan saja. Hal ini dilakukan dengan maksud supaya sinar matahari dapat menyinari seluruh ruangan melalui jendela samping rumah
5. Contoh Pengaruh Kondisi Geografis terhadap Keberagaman Budaya
• Rumah Honai, Papua
Suku-suku yang mendiami kawasan pegunungan papua mempunyai rumah tradisional yang bernama rumah honai. Rumah honai ini dibuat tanpa jendela, dan atap yang rendah. Selain itu, atap rumah honai dibuat dari jerami atau ilalang. Tujuannya adalah untuk menjaga dan memerangkap panas agar penghuni rumah tidak kedinginan.
• Perkampunga Nelayan Suku Bajo
Suku Bajo, yang mendiami kawasan pesisir Wakatobi, Sulawesi Tenggara yang bermata pencaharian sebagai nelayan membangun rumah mereka di kawasan pesisir. Mereka membangun rumah mereka berupa rumah panggung terapung. Hal ini bertujuan agar mereka dekat dengan tempat mereka bekerja dan memudahkan akses menuju ke perahu.
──────────────────────────
Maaf klau salah, semangat belajar