1. Tentukan reaksi elektrolisis dari: a. Larutan CrPO4, elektroda Cu b. Lelehan NaCl, elektroda Pt c. Larutan KBr, elektroda Au d. Larutan HF, elektroda Zn e. Larutan MgI2, elektroda C
Pada katoda (elektroda negatif, Cu), ion Cr3+ akan menerima elektron dan tereduksi menjadi Cr. Pada anoda (elektroda positif), ion PO43- akan melepaskan elektron dan teroksidasi menjadi P2O7^4-.
b. Lelehan NaCl, elektroda Pt:
Pada katoda (elektroda negatif, Pt), ion Na+ akan menerima elektron dan tereduksi menjadi Na. Pada anoda (elektroda positif), ion Cl- akan melepaskan elektron dan teroksidasi menjadi Cl2.
c. Larutan KBr, elektroda Au:
Pada katoda (elektroda negatif, Au), ion K+ akan menerima elektron dan tereduksi menjadi K. Pada anoda (elektroda positif), ion Br- akan melepaskan elektron dan teroksidasi menjadi Br2.
d. Larutan HF, elektroda Zn:
Pada katoda (elektroda negatif, Zn), ion H+ akan menerima elektron dan tereduksi menjadi H2. Pada anoda (elektroda positif), ion F- akan melepaskan elektron dan teroksidasi menjadi F2.
e. Larutan MgI2, elektroda C:
Pada katoda (elektroda negatif, C), ion Mg2+ akan menerima elektron dan tereduksi menjadi Mg. Pada anoda (elektroda positif), ion I- akan melepaskan elektron dan teroksidasi menjadi I2.
Elektrolisis adalah proses kimia di mana suatu senyawa duraikan menjadi unsur-unsur penyusunnya dengan menggunakan aliran listrik melalui larutan elektrolit atau lelehan elektrolit. Untuk menentukan reaksi elektrolisis, kita perlu memahami perilaku senyawa-senyawa tertentu dan elektroda yang digunakan.
a. Larutan CrPO4, elektroda Cu:
Reaksi elektrolisis akan tergantung pada konduktivitas CrPO4 dalam larutan. Jika CrPO4 tidak berkonduksi dengan baik, mungkin tidak ada reaksi elektrolisis yang signifikan. Namun, jika ada konduktivitas yang cukup, elektroda Cu akan menarik ion-ion positif dan menghasilkan reaksi elektrolisis, yang bisa berbeda tergantung pada konsentrasi dan pH larutan.
b. Lelehan NaCl, elektroda Pt:
Elektrolisis lelehan NaCl dengan elektroda Pt akan menghasilkan reaksi elektrolisis yang melibatkan ion-ion dalam NaCl. Ini akan menghasilkan unsur-unsur seperti natrium (Na) dan klorin (Cl2) yang terlepas.
c. Larutan KBr, elektroda Au:
Dalam larutan KBr, elektroda Au akan menarik ion-ion positif dan menghasilkan reaksi elektrolisis, yang mungkin melibatkan pelepasan bromin (Br2) di elektroda positif.
d. Larutan HF, elektroda Zn:
Reaksi elektrolisis larutan HF dengan elektroda Zn akan tergantung pada konduktivitas larutan dan konsentrasi HF. Kemungkinan menghasilkan reaksi elektrolisis yang melibatkan pelepasan gas hidrogen (H2) dan ion-ion fluorin (F-).
e. Larutan MgI2, elektroda C:
Larutan MgI2 akan melepaskan ion-ion magnesium (Mg2+) dan ion iodida (I-) saat melalui elektrolisis. Elektroda C (karbon) akan menarik ion-ion positif dan mungkin menghasilkan reaksi elektrolisis yang melibatkan pengendapan magnesium dan pelepasan gas hidrogen.
Jenis reaksi yang terlibat dalam elektrolisis bisa mencakup oksidasi, reduksi, dan pembentukan unsur-unsur baru tergantung pada senyawa dan elektroda yang digunakan.
a. Larutan CrPO4, elektroda Cu:
Pada katoda (elektroda negatif, Cu), ion Cr3+ akan menerima elektron dan tereduksi menjadi Cr. Pada anoda (elektroda positif), ion PO43- akan melepaskan elektron dan teroksidasi menjadi P2O7^4-.
b. Lelehan NaCl, elektroda Pt:
Pada katoda (elektroda negatif, Pt), ion Na+ akan menerima elektron dan tereduksi menjadi Na. Pada anoda (elektroda positif), ion Cl- akan melepaskan elektron dan teroksidasi menjadi Cl2.
c. Larutan KBr, elektroda Au:
Pada katoda (elektroda negatif, Au), ion K+ akan menerima elektron dan tereduksi menjadi K. Pada anoda (elektroda positif), ion Br- akan melepaskan elektron dan teroksidasi menjadi Br2.
d. Larutan HF, elektroda Zn:
Pada katoda (elektroda negatif, Zn), ion H+ akan menerima elektron dan tereduksi menjadi H2. Pada anoda (elektroda positif), ion F- akan melepaskan elektron dan teroksidasi menjadi F2.
e. Larutan MgI2, elektroda C:
Pada katoda (elektroda negatif, C), ion Mg2+ akan menerima elektron dan tereduksi menjadi Mg. Pada anoda (elektroda positif), ion I- akan melepaskan elektron dan teroksidasi menjadi I2.
© DaniGanz
Jawaban:
Elektrolisis adalah proses kimia di mana suatu senyawa duraikan menjadi unsur-unsur penyusunnya dengan menggunakan aliran listrik melalui larutan elektrolit atau lelehan elektrolit. Untuk menentukan reaksi elektrolisis, kita perlu memahami perilaku senyawa-senyawa tertentu dan elektroda yang digunakan.
a. Larutan CrPO4, elektroda Cu:
Reaksi elektrolisis akan tergantung pada konduktivitas CrPO4 dalam larutan. Jika CrPO4 tidak berkonduksi dengan baik, mungkin tidak ada reaksi elektrolisis yang signifikan. Namun, jika ada konduktivitas yang cukup, elektroda Cu akan menarik ion-ion positif dan menghasilkan reaksi elektrolisis, yang bisa berbeda tergantung pada konsentrasi dan pH larutan.
b. Lelehan NaCl, elektroda Pt:
Elektrolisis lelehan NaCl dengan elektroda Pt akan menghasilkan reaksi elektrolisis yang melibatkan ion-ion dalam NaCl. Ini akan menghasilkan unsur-unsur seperti natrium (Na) dan klorin (Cl2) yang terlepas.
c. Larutan KBr, elektroda Au:
Dalam larutan KBr, elektroda Au akan menarik ion-ion positif dan menghasilkan reaksi elektrolisis, yang mungkin melibatkan pelepasan bromin (Br2) di elektroda positif.
d. Larutan HF, elektroda Zn:
Reaksi elektrolisis larutan HF dengan elektroda Zn akan tergantung pada konduktivitas larutan dan konsentrasi HF. Kemungkinan menghasilkan reaksi elektrolisis yang melibatkan pelepasan gas hidrogen (H2) dan ion-ion fluorin (F-).
e. Larutan MgI2, elektroda C:
Larutan MgI2 akan melepaskan ion-ion magnesium (Mg2+) dan ion iodida (I-) saat melalui elektrolisis. Elektroda C (karbon) akan menarik ion-ion positif dan mungkin menghasilkan reaksi elektrolisis yang melibatkan pengendapan magnesium dan pelepasan gas hidrogen.
Jenis reaksi yang terlibat dalam elektrolisis bisa mencakup oksidasi, reduksi, dan pembentukan unsur-unsur baru tergantung pada senyawa dan elektroda yang digunakan.