1. Sebutkan contoh pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha dalam budaya masyarakat Indonesia sebelum Islam! 2. Apa yang kamu ketahui tentang tradisi Rabu Kasan? 3. Sebutkan tiga prinsip dalam memandang sebuah budaya! 4. Bagaimana gambaran pelaksanaan Tabot di Bengkulu? 5. Ceritakan sejarah Grebeg Besar di Demak!
jyotisbintang
1. a. Bidang agama : salah satu pengaruh Hindu Budha di Indonesia yang paling kentara terdapat pada bidang agama dan kepercayaan. Sebelum ajaran Hindu-Budha masuk, mula-mula masyarakat Indonesia sebelumnya sudah menganut kepercayaan animisme dan dinamisme, namun karena masuknya ajaran Hindu dan Budha yang dibawa oleh para pedagang dan pendeta, kepercayaan animisme dan dinamisme yang dianut oleh masyarat nusantara tempo dulu kemudian melebur dan berakulturasi dengan ajaran agama Hindu-Budha. Kepercayaan baru ini secara beriringan kemudian membawa kebudayaan baru dalam hal beragama, misalnya dalam hal upacara pemujaan, tata krama, dan tempat peribahadan.
b. Politik dan Pemerintahan Sistem politik dan pemerintahan kerajaan juga muncul dari pengaruh Hindu Budha di Indonesia. Sistem ini diperkenalkan oleh orang-orang India dan membuat masyarakat yang awalnya hidup dalam kelompok-kelompok kecil menjadi bersatu dan membentuk sebuah kekuasaan yang lebih besar dengan pemimpin tunggal yang terwujud sebagai seorang raja. Karena pengaruh inilah di Indonesia terlahir beberapa kerajaan Hindu Budha seperti kerajaan Sriwijaya, Majapahit, Kerajaan Tarumanegara, Kutai, dan lain sebagainya.
c. Arsitektur Tradisi megalitikum punden berudak-undak yang menjadi peninggalan nenek moyang bangsa Indonesia di masa silam juga diyakini telah berakulturasi dengan ilmu arsitektur yang dibawa dari India bersamaan dengan penyebaran agama Hindu Budha di Nusantara. Punden berundak-undak berpadu dengan budaya India dan mengilhami gaya arsitektur pembuatan bangunan candi peninggalannya. Contoh nyata dari perpaduan ini dapat kita lihat misalnya pada arsitektur candi Borobudur yang berbentuk limas dan berundak-undak.
2. Rabu kasan itu apa? Rabu kasan adalah hari Rabu paling akhir dalam bulan Safar di mana hari ini diyakini Allah mendatangkan 300 ribu jenis bala di bumi. Hal ini dijelaskan dalam hadis. Namun, kejelasan ini banyak dipertanyakan sejumlah ulama karena dianggap hanya tercantum dalam hadis yang dhaif, bukan shahih.
Maksudnya bagaimana sih? Begini. Dalam satu bulan Safar, ada empat hari Rabu. Nah, hari rabu yang terakhir di bulan Safar inilah disebut rabu wekasan. Istilah ini dikenal di kalangan umat muslim di Jawa dengan ejaan "Rebo kasan".
3.Tiga prinsip Islam dalam memandang suatu budaya yaitu: 1. Tidak melanggar ketentuan syari'at 2. Mendatangkan mashlahat (kebaikan) dan tidak menimbulkan mafsadat (kerusakan) 3. Sesuai dengan prinsip Al-Wala' (Cinta yang hanya kepada Allah SWT dan apa yang dicintai-Nya) dan Al-Bara' (Berlepas diri dan membenci apa saja yang dibenci oleh Allah SWT)
4.
Perayaan Tabot pada mulanya dibawa dan dikembangkan oleh orang-orang India asal Siphoy yang datang bersama datangnya tentara Inggris ke Bengkulu tahun 1685. Mereka datang ke Bengkulu dari Madras-Benggali India bagian selatan, bersama-sama bangsa Inggris semasa pendudukannya di Bengkulu. Salah satu pendatang tersebut adalah Ulama Syiah bernama Syeh Burhanuddin yang kemudian lebih dikenal dengan nama Imam Senggolo. Seperti telah diuraikan sebelumnya, nama "Tabut" berasal dari kata Arab yaitu Tabut, yang secara harfiah berarti Kotak Kayu atau Peti. Konon menurut kepercayaan kaum Bani Israil pada waktu itu bahwa bila Tabut ini muncul dan berada di tangan pemimpin mereka, akan mendatangkan kebaikan bagi mereka. Namun sebaliknya bila Tabut tersebut hilang maka akan dapat mendatangkan malapeta bagi mereka
5. Asal Mula Demak merupakan kerajaan Islam pertama dipulau jawa ,disamping sebagai pusat pemerintahan, Demak sekaligus menjadi pusat penyebaran agama Islam dipulau Jawa. Berbagai upaya dilakukan oleh para Wali dalam menyebarluaskan agama Islam. Berbagai halangan dan rintangan menghadang, salah satu diantaranya adalah masih kuatnya pengaruh Hindu dan Budha pada masyarakat Demak pada waktu itu. Pada akhirnya agama Islam dapat diterima masyarakat melalui pendekatan pendekatan para Wali dengan jalan mengajarkan agama Islam melalui kebudayaan atau adat istiadat yang telah ada. Untuk itu setiap tanggal 10 Dzulhijah umat Islam memperingati Hari Raya Idul Adha dengan melaksanakan Sholat Ied dan dilanjutkan dengan penyembelihan hewan qurban kemudian diadakan Grebeg Besar Demak. Pada waktu itu, dilingkungan Masjid Agung Demak diselenggarakan pula keramaian yang disisipi dengan syiar-syiar keagamaan, sebagai upaya penyebarluasaan agama Islam oleh Wali Sanga.
salah satu pengaruh Hindu Budha di Indonesia yang paling kentara terdapat pada bidang agama dan kepercayaan. Sebelum ajaran Hindu-Budha masuk, mula-mula masyarakat Indonesia sebelumnya sudah menganut kepercayaan animisme dan dinamisme, namun karena masuknya ajaran Hindu dan Budha yang dibawa oleh para pedagang dan pendeta, kepercayaan animisme dan dinamisme yang dianut oleh masyarat nusantara tempo dulu kemudian melebur dan berakulturasi dengan ajaran agama Hindu-Budha. Kepercayaan baru ini secara beriringan kemudian membawa kebudayaan baru dalam hal beragama, misalnya dalam hal upacara pemujaan, tata krama, dan tempat peribahadan.
b. Politik dan Pemerintahan
Sistem politik dan pemerintahan kerajaan juga muncul dari pengaruh Hindu Budha di Indonesia. Sistem ini diperkenalkan oleh orang-orang India dan membuat masyarakat yang awalnya hidup dalam kelompok-kelompok kecil menjadi bersatu dan membentuk sebuah kekuasaan yang lebih besar dengan pemimpin tunggal yang terwujud sebagai seorang raja. Karena pengaruh inilah di Indonesia terlahir beberapa kerajaan Hindu Budha seperti kerajaan Sriwijaya, Majapahit, Kerajaan Tarumanegara, Kutai, dan lain sebagainya.
c. Arsitektur
Tradisi megalitikum punden berudak-undak yang menjadi peninggalan nenek moyang bangsa Indonesia di masa silam juga diyakini telah berakulturasi dengan ilmu arsitektur yang dibawa dari India bersamaan dengan penyebaran agama Hindu Budha di Nusantara. Punden berundak-undak berpadu dengan budaya India dan mengilhami gaya arsitektur pembuatan bangunan candi peninggalannya. Contoh nyata dari perpaduan ini dapat kita lihat misalnya pada arsitektur candi Borobudur yang berbentuk limas dan berundak-undak.
2.
Rabu kasan itu apa?
Rabu kasan adalah hari Rabu paling akhir dalam bulan Safar di mana hari ini diyakini Allah mendatangkan 300 ribu jenis bala di bumi. Hal ini dijelaskan dalam hadis. Namun, kejelasan ini banyak dipertanyakan sejumlah ulama karena dianggap hanya tercantum dalam hadis yang dhaif, bukan shahih.
Maksudnya bagaimana sih? Begini. Dalam satu bulan Safar, ada empat hari Rabu. Nah, hari rabu yang terakhir di bulan Safar inilah disebut rabu wekasan. Istilah ini dikenal di kalangan umat muslim di Jawa dengan ejaan "Rebo kasan".
3.Tiga prinsip Islam dalam memandang suatu budaya yaitu:
1. Tidak melanggar ketentuan syari'at
2. Mendatangkan mashlahat (kebaikan) dan tidak menimbulkan mafsadat (kerusakan)
3. Sesuai dengan prinsip Al-Wala' (Cinta yang hanya kepada Allah SWT dan apa yang dicintai-Nya) dan Al-Bara' (Berlepas diri dan membenci apa saja yang dibenci oleh Allah SWT)
4.
Perayaan Tabot pada mulanya dibawa dan dikembangkan oleh orang-orang India asal Siphoy yang datang bersama datangnya tentara Inggris ke Bengkulu tahun 1685. Mereka datang ke Bengkulu dari Madras-Benggali India bagian selatan, bersama-sama bangsa Inggris semasa pendudukannya di Bengkulu. Salah satu pendatang tersebut adalah Ulama Syiah bernama Syeh Burhanuddin yang kemudian lebih dikenal dengan nama Imam Senggolo. Seperti telah diuraikan sebelumnya, nama "Tabut" berasal dari kata Arab yaitu Tabut, yang secara harfiah berarti Kotak Kayu atau Peti. Konon menurut kepercayaan kaum Bani Israil pada waktu itu bahwa bila Tabut ini muncul dan berada di tangan pemimpin mereka, akan mendatangkan kebaikan bagi mereka. Namun sebaliknya bila Tabut tersebut hilang maka akan dapat mendatangkan malapeta bagi mereka
5. Asal Mula Demak merupakan kerajaan Islam pertama dipulau jawa ,disamping sebagai pusat pemerintahan, Demak sekaligus menjadi pusat penyebaran agama Islam dipulau Jawa. Berbagai upaya dilakukan oleh para Wali dalam menyebarluaskan agama Islam. Berbagai halangan dan rintangan menghadang, salah satu diantaranya adalah masih kuatnya pengaruh Hindu dan Budha pada masyarakat Demak pada waktu itu. Pada akhirnya agama Islam dapat diterima masyarakat melalui pendekatan pendekatan para Wali dengan jalan mengajarkan agama Islam melalui kebudayaan atau adat istiadat yang telah ada. Untuk itu setiap tanggal 10 Dzulhijah umat Islam memperingati Hari Raya Idul Adha dengan melaksanakan Sholat Ied dan dilanjutkan dengan penyembelihan hewan qurban kemudian diadakan Grebeg Besar Demak. Pada waktu itu, dilingkungan Masjid Agung Demak diselenggarakan pula keramaian yang disisipi dengan syiar-syiar keagamaan, sebagai upaya penyebarluasaan agama Islam oleh Wali Sanga.