1. Mengapa ilmu pengertahuan harus fenomenal, empiris, sistematis dan rasional? Berikan jawaban saudara! 2 Mengapa wahyu tidak dikategorikan sebagai salah satu penemuan jawaban secara ilmiah? Berikan jawaban saudara! 3.bagaimana jika masalah dalam penelitian tidak dapat dirumuskan dengan baik? Berikan jawaban saudara!
1.Ilmu pengetahuan harus fenomenal, empiris, sistematis, dan rasional karena:
Fenomenal: Ilmu pengetahuan harus berdasarkan pada fakta-fakta yang terjadi di alam, sehingga dapat memberikan penjelasan yang akurat mengenai fenomena yang terjadi.
Empiris: Ilmu pengetahuan harus berdasarkan pada pengamatan dan pengalaman yang dapat diuji secara empiris, sehingga dapat memberikan bukti-bukti yang valid mengenai kebenaran suatu teori atau hipotesis.
Sistematis: Ilmu pengetahuan harus memiliki struktur yang sistematis dan terorganisir, sehingga dapat memberikan pemahaman yang jelas mengenai konsep-konsep yang terkait.
Rasional: Ilmu pengetahuan harus berdasarkan pada logika dan akal sehat, sehingga dapat memberikan penjelasan yang masuk akal dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Dengan demikian, ilmu pengetahuan dapat memberikan manfaat yang besar bagi kehidupan manusia, seperti meningkatkan wawasan, membantu dalam pengambilan keputusan, memudahkan dalam mengatur kegiatan sehari-hari, dan lain sebagainya.
2.Wahyu tidak dikategorikan sebagai salah satu penemuan jawaban secara ilmiah karena:
Wahyu merupakan pengetahuan yang diperoleh melalui pengalaman spiritual atau kepercayaan agama, bukan melalui metode ilmiah yang sistematis dan empiris.
Wahyu tidak dapat diuji secara empiris dan tidak dapat diuji kebenarannya dengan metode ilmiah yang objektif.
Wahyu bersifat subjektif dan tergantung pada keyakinan individu atau kelompok tertentu, sehingga tidak dapat dijadikan sebagai dasar penemuan jawaban secara ilmiah yang dapat diterima secara universal.
Ilmu pengetahuan, di sisi lain, didasarkan pada metode ilmiah yang sistematis dan empiris, yang memungkinkan penemuan jawaban yang dapat diuji dan diverifikasi secara objektif. Ilmu pengetahuan juga dapat diakses dan dimanfaatkan oleh siapa saja, tanpa tergantung pada keyakinan atau pandangan tertentu.
3.Jika masalah dalam penelitian tidak dapat dirumuskan dengan baik, maka akan mengakibatkan kesulitan dalam menjalankan tahap-tahap penelitian. Berikut adalah beberapa dampak dari masalah dalam rumusan masalah penelitian:
Peneliti akan kesulitan dalam menentukan arah penelitian yang jelas dan terarah.
Peneliti akan kesulitan dalam menentukan metode penelitian yang tepat untuk menjawab masalah yang diteliti.
Peneliti akan kesulitan dalam menentukan sampel penelitian yang tepat dan representatif.
Peneliti akan kesulitan dalam menentukan instrumen penelitian yang tepat untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan.
Peneliti akan kesulitan dalam menganalisis data yang diperoleh dan menghasilkan kesimpulan yang valid.
Untuk menghindari masalah dalam rumusan masalah penelitian, peneliti perlu memperhatikan ciri-ciri rumusan masalah yang baik, seperti singkat, jelas, padat, memiliki nilai penelitian, dan dibuat dalam bentuk kalimat tanya. Selain itu, peneliti juga perlu memperhatikan cara membuat rumusan masalah yang baik, seperti menentukan topik penelitian yang spesifik, menentukan tujuan penelitian yang berbeda dari rumusan masalah, dan memilih contoh rumusan masalah yang sesuai dengan topik penelitian.
Jawaban:
Penjelasan:
1.Ilmu pengetahuan harus fenomenal, empiris, sistematis, dan rasional karena:
Fenomenal: Ilmu pengetahuan harus berdasarkan pada fakta-fakta yang terjadi di alam, sehingga dapat memberikan penjelasan yang akurat mengenai fenomena yang terjadi.
Empiris: Ilmu pengetahuan harus berdasarkan pada pengamatan dan pengalaman yang dapat diuji secara empiris, sehingga dapat memberikan bukti-bukti yang valid mengenai kebenaran suatu teori atau hipotesis.
Sistematis: Ilmu pengetahuan harus memiliki struktur yang sistematis dan terorganisir, sehingga dapat memberikan pemahaman yang jelas mengenai konsep-konsep yang terkait.
Rasional: Ilmu pengetahuan harus berdasarkan pada logika dan akal sehat, sehingga dapat memberikan penjelasan yang masuk akal dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Dengan demikian, ilmu pengetahuan dapat memberikan manfaat yang besar bagi kehidupan manusia, seperti meningkatkan wawasan, membantu dalam pengambilan keputusan, memudahkan dalam mengatur kegiatan sehari-hari, dan lain sebagainya.
2.Wahyu tidak dikategorikan sebagai salah satu penemuan jawaban secara ilmiah karena:
Wahyu merupakan pengetahuan yang diperoleh melalui pengalaman spiritual atau kepercayaan agama, bukan melalui metode ilmiah yang sistematis dan empiris.
Wahyu tidak dapat diuji secara empiris dan tidak dapat diuji kebenarannya dengan metode ilmiah yang objektif.
Wahyu bersifat subjektif dan tergantung pada keyakinan individu atau kelompok tertentu, sehingga tidak dapat dijadikan sebagai dasar penemuan jawaban secara ilmiah yang dapat diterima secara universal.
Ilmu pengetahuan, di sisi lain, didasarkan pada metode ilmiah yang sistematis dan empiris, yang memungkinkan penemuan jawaban yang dapat diuji dan diverifikasi secara objektif. Ilmu pengetahuan juga dapat diakses dan dimanfaatkan oleh siapa saja, tanpa tergantung pada keyakinan atau pandangan tertentu.
3.Jika masalah dalam penelitian tidak dapat dirumuskan dengan baik, maka akan mengakibatkan kesulitan dalam menjalankan tahap-tahap penelitian. Berikut adalah beberapa dampak dari masalah dalam rumusan masalah penelitian:
Peneliti akan kesulitan dalam menentukan arah penelitian yang jelas dan terarah.
Peneliti akan kesulitan dalam menentukan metode penelitian yang tepat untuk menjawab masalah yang diteliti.
Peneliti akan kesulitan dalam menentukan sampel penelitian yang tepat dan representatif.
Peneliti akan kesulitan dalam menentukan instrumen penelitian yang tepat untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan.
Peneliti akan kesulitan dalam menganalisis data yang diperoleh dan menghasilkan kesimpulan yang valid.
Untuk menghindari masalah dalam rumusan masalah penelitian, peneliti perlu memperhatikan ciri-ciri rumusan masalah yang baik, seperti singkat, jelas, padat, memiliki nilai penelitian, dan dibuat dalam bentuk kalimat tanya. Selain itu, peneliti juga perlu memperhatikan cara membuat rumusan masalah yang baik, seperti menentukan topik penelitian yang spesifik, menentukan tujuan penelitian yang berbeda dari rumusan masalah, dan memilih contoh rumusan masalah yang sesuai dengan topik penelitian.