1. Karakter yang baik lebih dari sekedar perkataan, melainkan sebuah pilihan yang membawa kesuksesan. Ia bukan anugrah, melainkan dibangun sedikit demi sedikit, dengan pikiran, perkataan, perbuatan. Jelaskan menurut anda tolong dibantu ya temen-temen dan jawabannya harus benar ya temen-temen makasih. 2. Hard skill sangatlah penting untuk dikembangkan, karena kemampuan seseorang untuk melakukan sebuah pekerjaan dengan baik dan benar adalah tergantung bagaimana hard skill yang dia miliki. Jelaskan menurut anda tolong dibantu ya temen-temen .dan jawabannya harus benar ya temen-temen makasih
3. Setiap manusia memiliki dua potensi pikiran, yaitu pikiran rasional dan pikiran emosional. Jelaskan menurut anda tolong dibantu ya temen -temen makasih
1. Karakter yang baik memang lebih dari sekadar perkataan, karena karakter yang baik adalah tentang sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan. Karakter yang baik dibangun melalui tindakan nyata yang dilakukan secara konsisten dan terus-menerus. Ketika seseorang memiliki karakter yang baik, ia akan lebih mudah untuk membangun hubungan yang baik dengan orang lain, serta mampu membuat keputusan yang tepat dan bertanggung jawab atas tindakannya. Karakter yang baik juga dapat membantu seseorang mencapai kesuksesan dalam hidupnya karena ia dapat diandalkan dan dipercaya oleh orang lain.
2. Hard skill yang baik sangat penting untuk dikembangkan karena kemampuan seseorang dalam melakukan pekerjaan secara efektif dan efisien sangat bergantung pada hard skill yang dimilikinya. Hard skill mencakup keterampilan dan kemampuan teknis yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan tertentu dengan baik dan benar. Misalnya, seorang programmer harus memiliki keterampilan dalam bahasa pemrograman tertentu, atau seorang dokter harus memiliki pengetahuan tentang anatomi dan fisiologi manusia. Tanpa hard skill yang memadai, seseorang akan kesulitan dalam menjalankan tugas yang dihadapinya dan memenuhi tuntutan pekerjaannya.
3. Setiap manusia memiliki dua potensi pikiran, yaitu pikiran rasional dan emosional. Pikiran rasional adalah pikiran yang berfokus pada logika, analisis, dan pemecahan masalah secara objektif. Sedangkan pikiran emosional adalah pikiran yang berfokus pada emosi, perasaan, dan keinginan pribadi. Kedua pikiran ini saling berhubungan dan berdampak pada pengambilan keputusan seseorang. Ketika seseorang hanya mengandalkan pikiran emosionalnya, ia cenderung membuat keputusan yang tidak rasional dan tidak tepat. Namun, ketika seseorang hanya mengandalkan pikiran rasionalnya, ia cenderung menjadi kurang peka terhadap perasaan dan kebutuhan
1. Karakter yang baik memang lebih dari sekadar perkataan, karena karakter yang baik adalah tentang sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan. Karakter yang baik dibangun melalui tindakan nyata yang dilakukan secara konsisten dan terus-menerus. Ketika seseorang memiliki karakter yang baik, ia akan lebih mudah untuk membangun hubungan yang baik dengan orang lain, serta mampu membuat keputusan yang tepat dan bertanggung jawab atas tindakannya. Karakter yang baik juga dapat membantu seseorang mencapai kesuksesan dalam hidupnya karena ia dapat diandalkan dan dipercaya oleh orang lain.
2. Hard skill yang baik sangat penting untuk dikembangkan karena kemampuan seseorang dalam melakukan pekerjaan secara efektif dan efisien sangat bergantung pada hard skill yang dimilikinya. Hard skill mencakup keterampilan dan kemampuan teknis yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan tertentu dengan baik dan benar. Misalnya, seorang programmer harus memiliki keterampilan dalam bahasa pemrograman tertentu, atau seorang dokter harus memiliki pengetahuan tentang anatomi dan fisiologi manusia. Tanpa hard skill yang memadai, seseorang akan kesulitan dalam menjalankan tugas yang dihadapinya dan memenuhi tuntutan pekerjaannya.
3. Setiap manusia memiliki dua potensi pikiran, yaitu pikiran rasional dan emosional. Pikiran rasional adalah pikiran yang berfokus pada logika, analisis, dan pemecahan masalah secara objektif. Sedangkan pikiran emosional adalah pikiran yang berfokus pada emosi, perasaan, dan keinginan pribadi. Kedua pikiran ini saling berhubungan dan berdampak pada pengambilan keputusan seseorang. Ketika seseorang hanya mengandalkan pikiran emosionalnya, ia cenderung membuat keputusan yang tidak rasional dan tidak tepat. Namun, ketika seseorang hanya mengandalkan pikiran rasionalnya, ia cenderung menjadi kurang peka terhadap perasaan dan kebutuhan