1. jelaskan perbandingan botol obat cair yg terbuat dari plastik dan kaca 2. 20° R setara dengan ... ° C 3. apakah keuntungan menggunakan genting tanah liat? 4. perpindahan panas air dalam cerek yg sedang dijerang disebut perpindahan?
Near1Perbandingan Botol obat gelas (kaca) dan plastik
Gelas yang digunakan untuk mengemas sediaan farmasi digolongkan menjadi 4 katagori, tergantung pada bahan kimia gelas tersebut dan kemampuan untuk mencegah penguraian, antara lain :
Tipe 1 Borosilikat Resistensi terhadap hidrolisis tinggi,eksporasi termal rendah Sediaan parenteral asidik dan netral, bisa juga untuk sediaan alkali yang sama Tipe II Kaca soda kapur (diperlukan dealkalisasi) Resistensi hidrolitik relatif tinggi Sediaan parenteral asidik dan netral, bisa juga untuk sediaan alkalin yang sesuai Tipe III Kaca soda kapur (tidak mengalami perlakuan Sama dengan tipe II, tapi dengan pelepasan oksida Cairan anhidrat dan produk kurang, sediaan parenteral jika sesuai Tipe NP Kaca soda kapur (penggunaan umum) Resistensi hidrolitik sangat rendah Hanya digunakan untuksediaaan non parenteral (oral, tipikal, dsb) (Dhadhang, WK., Teuku, NSS. 2012)
Kemasan gelas/kaca mempunyai sifat sebagai berikut : tembus pandang, kuat, mudah dibentuk, lembam, tahan pemanasan, pelindung terbaik terhadap kontaminasi dan flavor, tidak tembus gas, cairan dan padatan, dapat diberi warna, dapat dipakai kembali (returnable), relatif murah (Stefanus, 2006).
Macam-macam bentuk kemasan gelas/ kaca yaitu :
Botol (leher tinggi, mulut sempit)Jar (leher pendek, mulut lebar)Tumbler (tanpa leher dan finish)Jugs (leher pendek, ada pegangan)Vial dan ampul (ukuran kecil, untuk obat/bumbu/zat kimia, dll.) (Goeswin, 2009).
Pelepasan alkali dari gelas dapat ditentukan melalui cara yang berlainan. Untuk maksud tersebut dapat digunakan dua metode : metode serbuk gelas (metode lumatan) dan metode permukaan. Pada metode serbuk gelas, gelas diserbukan, disuspensikan dalam aseton. Setelah ditambahkan air harus dilakukan pemanasan dalam autoklaf dan ditetesi larutan indicator (merah metil) kemudian dititrasi dengan asam hidroklorida. Pada metode permukaan, wadah gelas yang diisikan dengan air bebas CO2 dan mengandung sejumlah asam hidroklorida atau asam sulfat tertentu dan merah metal sebagai indicator. Setelah disterilkan wadah tertutup dalam autoklaf tidak boleh menghasilkan perubahan warna (Voight, 1995).
Plastik merupakan padatan, terdiri dari molekul tinggi yang dominan, zat organic, bahan yang dapat berubah bentuk secara praktis pada kondisi tertentu atau juga barang yang dibuat dari padanya. Plastik dapat dibedakan atas termoplastik (misalnya harsa, fenol, poliester) dan duroplastik. Termoplastik menjadi plastis jika dipanaskan dan dalam keadaan seperti ini dapat dibentuk menjadi kerangka dasar yang dikehendaki. Pada saat pendinginan, material membeku dan bentuknya stabil. Duroplastik produk awal yang belum terajut, dikempa dalam cetakan yang dipanaskan, dimana terjadi perajutan dan pengerasan akibat reaksi kimia kemudian memperoleh bentuk akhirnya (Voight, 1995).
Penggunaan plastik sebagai pengemas pangan dan obat terutama karena keunggulannya dalam hal bentuknya yang fleksibel sehingga mudah mengikuti bentuk pangan yang dikemas, berbobot ringan, tidak mudah pecah, bersifat transparan/tembus pandang, mudah diberi label dan dibuat dalam aneka warna, dapat diproduksi secara massal, harga relative murah dan terdapat berbagai jenis pilihan bahan dasar plastik. Walaupun plastik memiliki banyak keunggulan, terdapat pula kelemahan plastik bila digunakan sebagai kemasan pangan, yaitu jenis tertentu (misalnya PE, PP, PVC) tidak tahan panas, berpotensi melepaskan migran berbahaya yang berasal dari sisa monomer dari polimer dan plastik merupakan bahan yang sulit terbiodegradasi sehingga dapat mencemari lingkungan (Anonim, 2010).
Menurut pembentukannya dapat dibedakan bahan pada sintesis produk polimerisasi, poliadisi dan polikondensasi. Pada polimerisasi, monomer, senyawa asal tak jenuh. Produk polimerisasi misalnya polietilen, polipropilen, polivinil klorida. Melalui poliadisi dapat terbentuk antara lain poliuretan dan harsa epoksida. Pada proses polikondensasi perajutan dua molekul monomer berlangsung secara kontinyu dengan diikuti pembentukan produk reaksi molecular rendah (misalnya HCI, NaCI, NH3, H2O). Secara umum senyawa polikondensat dan poliadisi lebih cocok digunakan untuk kepentingan medisin dan farmasetik daripada polimerisat, oleh karena itu hanya sedikit atau bahkan tidak memerlukan bahan tambahan, sehingga toksisitas hanya bersumber dari bahan asalnya (Anonim, 2006).
Plastik yang digunakan sebagai wadah produk sediaan farmasi umumnya terbuat dari, polimer-polimer. Contohnya polietilen, polietilen tereftalat (PET) dan polietilen tereftalat, polipropilen (PP), polivinil khlorida (PVC).
20 R = 5/4 x 20 = 25 C
Genting Tanah liat mampu menahan dan menyerap panas serta melepaskan panas dengan cepat sehingga saat siang tidak terlalu panas.
Perpindahan konduksi
2 votes Thanks 1
wishka
1.plastik kurang sehat kayaknya. itu alesannya knp aqua botol 1 kali pake
Gelas yang digunakan untuk mengemas sediaan farmasi digolongkan menjadi 4 katagori, tergantung pada bahan kimia gelas tersebut dan kemampuan untuk mencegah penguraian, antara lain :
Tipe 1 Borosilikat Resistensi terhadap hidrolisis tinggi,eksporasi termal rendah Sediaan parenteral asidik dan netral, bisa juga untuk sediaan alkali yang sama Tipe II Kaca soda kapur (diperlukan dealkalisasi) Resistensi hidrolitik relatif tinggi Sediaan parenteral asidik dan netral, bisa juga untuk sediaan alkalin yang sesuai Tipe III Kaca soda kapur (tidak mengalami perlakuan Sama dengan tipe II, tapi dengan pelepasan oksida Cairan anhidrat dan produk kurang, sediaan parenteral jika sesuai Tipe NP Kaca soda kapur (penggunaan umum) Resistensi hidrolitik sangat rendah Hanya digunakan untuksediaaan non parenteral (oral, tipikal, dsb) (Dhadhang, WK., Teuku, NSS. 2012)Kemasan gelas/kaca mempunyai sifat sebagai berikut : tembus pandang, kuat, mudah dibentuk, lembam, tahan pemanasan, pelindung terbaik terhadap kontaminasi dan flavor, tidak tembus gas, cairan dan padatan, dapat diberi warna, dapat dipakai kembali (returnable), relatif murah (Stefanus, 2006).
Macam-macam bentuk kemasan gelas/ kaca yaitu :
Botol (leher tinggi, mulut sempit)Jar (leher pendek, mulut lebar)Tumbler (tanpa leher dan finish)Jugs (leher pendek, ada pegangan)Vial dan ampul (ukuran kecil, untuk obat/bumbu/zat kimia, dll.) (Goeswin, 2009).Pelepasan alkali dari gelas dapat ditentukan melalui cara yang berlainan. Untuk maksud tersebut dapat digunakan dua metode : metode serbuk gelas (metode lumatan) dan metode permukaan. Pada metode serbuk gelas, gelas diserbukan, disuspensikan dalam aseton. Setelah ditambahkan air harus dilakukan pemanasan dalam autoklaf dan ditetesi larutan indicator (merah metil) kemudian dititrasi dengan asam hidroklorida. Pada metode permukaan, wadah gelas yang diisikan dengan air bebas CO2 dan mengandung sejumlah asam hidroklorida atau asam sulfat tertentu dan merah metal sebagai indicator. Setelah disterilkan wadah tertutup dalam autoklaf tidak boleh menghasilkan perubahan warna (Voight, 1995).
Plastik merupakan padatan, terdiri dari molekul tinggi yang dominan, zat organic, bahan yang dapat berubah bentuk secara praktis pada kondisi tertentu atau juga barang yang dibuat dari padanya. Plastik dapat dibedakan atas termoplastik (misalnya harsa, fenol, poliester) dan duroplastik. Termoplastik menjadi plastis jika dipanaskan dan dalam keadaan seperti ini dapat dibentuk menjadi kerangka dasar yang dikehendaki. Pada saat pendinginan, material membeku dan bentuknya stabil. Duroplastik produk awal yang belum terajut, dikempa dalam cetakan yang dipanaskan, dimana terjadi perajutan dan pengerasan akibat reaksi kimia kemudian memperoleh bentuk akhirnya (Voight, 1995).
Penggunaan plastik sebagai pengemas pangan dan obat terutama karena keunggulannya dalam hal bentuknya yang fleksibel sehingga mudah mengikuti bentuk pangan yang dikemas, berbobot ringan, tidak mudah pecah, bersifat transparan/tembus pandang, mudah diberi label dan dibuat dalam aneka warna, dapat diproduksi secara massal, harga relative murah dan terdapat berbagai jenis pilihan bahan dasar plastik. Walaupun plastik memiliki banyak keunggulan, terdapat pula kelemahan plastik bila digunakan sebagai kemasan pangan, yaitu jenis tertentu (misalnya PE, PP, PVC) tidak tahan panas, berpotensi melepaskan migran berbahaya yang berasal dari sisa monomer dari polimer dan plastik merupakan bahan yang sulit terbiodegradasi sehingga dapat mencemari lingkungan (Anonim, 2010).
Menurut pembentukannya dapat dibedakan bahan pada sintesis produk polimerisasi, poliadisi dan polikondensasi. Pada polimerisasi, monomer, senyawa asal tak jenuh. Produk polimerisasi misalnya polietilen, polipropilen, polivinil klorida. Melalui poliadisi dapat terbentuk antara lain poliuretan dan harsa epoksida. Pada proses polikondensasi perajutan dua molekul monomer berlangsung secara kontinyu dengan diikuti pembentukan produk reaksi molecular rendah (misalnya HCI, NaCI, NH3, H2O). Secara umum senyawa polikondensat dan poliadisi lebih cocok digunakan untuk kepentingan medisin dan farmasetik daripada polimerisat, oleh karena itu hanya sedikit atau bahkan tidak memerlukan bahan tambahan, sehingga toksisitas hanya bersumber dari bahan asalnya (Anonim, 2006).
Plastik yang digunakan sebagai wadah produk sediaan farmasi umumnya terbuat dari, polimer-polimer. Contohnya polietilen, polietilen tereftalat (PET) dan polietilen tereftalat, polipropilen (PP), polivinil khlorida (PVC).
20 R = 5/4 x 20 = 25 CGenting Tanah liat mampu menahan dan menyerap panas serta melepaskan panas dengan cepat sehingga saat siang tidak terlalu panas.
Perpindahan konduksi
2. 20×5/4=25°C
3.tidak terlalu panas atau dingin
4.konduksi